Oleh: Drs. Muhsin MK. MSc. (Ketua MPW PBB Jabar)
Selesai menghadapi dan menyelesaikan
ferifikasi factual yang dilakukan oleh KPUD Jabar, dan diawasi oleh Bawaslu
Jabar, dan beres tidak ada yang kurang, DPW PBB Jabar disibukkan dengan
aktifitas menghadapi Pilgub Jabar. Des Pilkada yang dikomandani Nia Kurniasari,
segera melaksanakan tugasnya melakukan loby loby dengan berbagai pihak, namun
yang cukup intens disaat menjelang penentuan pasangan Cagub-Cawagub, antara
lain dengan pihak Ahmad Heryawan dan partainya, PKS. Yance yang pada awalnya
melakukan komunikasi, namun karena terputus di perjalanan, akhirnya benar benar
putus, karena begitulah dinamika politik yang selalu berubah setiap saat,
bahkan setiap detik, apalagi dalam dunia politik sudah dikenal istilahn yang
cukup popular: “Tidak ada teman yang abadi, yang abadi adalah kepentingan”, dan
“Teman politik bisa menjadi lawan dan lawan politik bisa menjadi teman”,
begitulah realitas yang terjadi.
Meskipun demikian PBB sebagai partai
yang berbasis Islam memiliki adab dan akhlak dalam berpolitik, sepanjang belum
ada komiteman bersama atau kontrak politik, maka segala hal dalam usung
mengusung atau dukung mendukung Cagub-cawagub bisa saja berubah. Kecuali jika
kontrak politik sudah ditetapkan dan ditanda tangani bersama, maka bagi PBB
tidak kata untuk berkhianat dan mengabaikannya, tentu akan semakin meneguhkan
sikap untuk benar benar melaksanakan perjanjian tersebut dengan sebaik baiknya
dengan penuh tanggung jawab. Sebab memenuhi perjanjian atau aqad itu merupakan
perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an: “Hai
orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”. (QS. Al-Maidah, 4:1).
Taati kontrak politik
Realitas politik telah memperlihatkan
secara gamblang, bahwa PBB akhirnya benar benar menjadi pengusung pasangan
Ahmad Heryawan dan Deddy Mizwar bersama PKS, Hanura dan PPP Jabar, padahal
menurut Ketua DPW PBB Jabar, Arif Budiman, PBB adalah partai non parlemen, namun
keberadaannya disamakan dengan ketiga partai pengusung lainnya. Ini suatu
berkah tersendiri bagi PBB Jabar, dan sudah seharusnya disyukuri oleh segenap kader
dan pimpinan PBB, tentu tidak hanya di tingkat DPW, tapi juga seluruh DPC DPC
se Jabar. Bahkan menurut Arif, posisi PBB yang tidak punya kursi di DPRD Jabar,
tapi punya suara itulah yang menjadi hitungan dalam menentukan persentase
dukungan pasangan Cagub-Cawagub Jabar, sehingga kenyataan yang seperti ini juga
merupakan suatu penghormatan dan penghargaan bagi eksistensi dan kemajuan PBB
ke depan.
Kini kita sudah melakukan aqad bersama
PKS, Hanura dan PPP, maka hendaknya kita tidak khianati perjanjian tersebut,
dan kita harus memegang teguh untuk bersama sama memenangkan pasangan Aher dan
Demiz dalam Pilgub Jabar 2013. Setiap kader dan pimpinan PBB se Jabar
diharapkan juga menghormati dan menghargai aqad yang sudah disepakati DPW PBB
dengan keempat partai tersebut, dan tidak ada pilihan lain selain memenangkan
pasangan Cagub-Cawagub yang namanya sudah cukup popular dalam masyarakat
tersebut. Sebab kalaulah kita, katakanlah tidak mematuhi aqad yang sudah kita
tetapkan bersama ketiga partai pengusung, malah kita membelot kepada pasangan
lain, maka sikap ini dapat dipandang sebagai sebuah pelanggaran besar yang
tidak dibenarkan oleh Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, sebab
dalam Beliau menyatakan dalam sabdanya: “Ciri
orang munafiq adalah, bila berkata berdusta, berjanji ingkar, diberi amanah
berkhianat”.
Namun demikian kita juga berharap kepada
partai pengusung lainnya, antara lain PKS, Hanura dan PPP-pun mentaati aqad
atau kontrak politik yang sudah disepakati bersama, apalagi pasangan Cagub -Cawagub
sudah dideklarasikan di lapangan Tegalega, Kota Bandung, pada tanggal 10
November 2012 secara bersama sama, dengan dihadiri oleh para pendukung partai dengan
jatah masing masing, sehingga tidaklah pada tempatnya jika dikemudian hari
mereka mengingkari dan berkhianat. Oleh sebab itu jika kita sudah bersepakat,
maka hal itu hendaklah kita patuhi dan pelihara secara bersama, apalagi sebagai
sesama partai Islam, seperti PKS, PPP dan PBB, dan sesama partai nasional
termasuk Hanura, sehingga tidak ada kata lain selain, kita harus tetap kompak
dan bersatu dalam memenangkan Aher dan Demiz pada Pilgub Jabar 2013 mendatang.
Pilgub untuk Pemilu 2014
Tentu saja dukungan PBB kepada pasangan
Cagub-Cawagub kali ini juga merupakan harapan dari pendukung dan Ormas pendiri
PBB yang bergabung dalam Badan Koordinasi Ummat Islam (BKUI), termasuk di
dalamnya Persatuan Ummat Islam (PUI), dan Aher menjadi Ketua Majlis Syuronya.
Sedangkan pengurus dan jamaah PUI pada umumnya menjadi pendukung setia dari
partai partai Islam, baik PBB dan PKS maupun PPP dalam Pemilu, termasuk juga
ormas Islam lain yang bernaung dalam BKUI, seperti Persis, Al Irsyad, Dewan
Da’wah, KB-GPI, KB-PII, Syarikat Islam Indonesia (SII) dan sebagainya. Karena
itu dengan bersatunya partai Islam, PKS, PPP dan PBB dalam mengusung Cagub
-Cawagub Jabar yang sama ini diharapkan akan memberikan pengaruh yang besar
terhadap pilihan ummat Islam di Jabar yang selama ini mendambakan agar partai
Islam bersatu. Apalagi di Jabar ini penduduknya mayoritas Islam dan dikenal
sebagai basis Islam fanatis, maka diharapkan Cagub Cawagub dari koalisi partai
Islam dan Hanura ini benar benar dapat memenangkan Pilgub 2013.
Hanya saja segenap kader dan pimpinan
PBB hendaknya harus bekerja keras, cerdas dan ikhlas, bukan hanya dalam
melakukan aktifitas kampanye pemenangan Cagub-Cawagub yang diusungnya,
melainkan juga bagaimana menjadikan momentum Pilgub ini untuk mensukseskan dan
meraih kemenangan PBB dalam Pemilu 2014 dan Pilpres. Sebab kita harus sadari
bahwa Pilgub merupakan aktifitas bersama dengan partai lain, dan masing masing
partai pengusung juga mempunyai kepentingan masing masing untuk mensukseskan
dan kemenangan partainya dalam Pemilu 2014 dan Pilpres. Karena itu sebagai
partai yang tidak memiliki kursi di DPRD Jabar dan DPR RI, termasuk tidak
memiliki dana yang besar, maka kita harus memiliki kemampuan dan kepiawaian
yang tinggi dalam mengolah peluang berharga untuk meraih tujuan jangka panjang.
Apalagi dalam politik kita harus fahami bahwa teman atau lawan politik apabila
telah mencapai kepentingannya, maka mereka akan sibuk mengurus dan membesarkan
dirinya sendiri dan tidak perduli dengan partai lain, karena itu kita pun harus
berusaha agar tidak terjadi sebaliknya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah
satu factor untuk meraih kesuksesan dan kemenangan dalam Pilgub, Pemilu dan
Pilpres yang akan datang ini bukan hanya pada kuatnya mesin politik dengan
terbentuknya infrastruktur hingga ke tingkat ranting atau lebih dari itu, tapi
juga kekuatan uang. Karena itu bagi PBB dalam melakukan perannya dalam setiap
momen penting apapun, maka hendaknya tetap harus memikirkan dua kekuatan
tersebut, yang mau tidak mau harus diperjuangkannya dengan serius dan mencari
berbagai peluang yang benar benar menghasilkan secara real bagi eksistensi,
kesuksesan dan kemenangan partai dalam Pemilu 2014 dan Pilpres mendatang. Namun
hal ini bisa terwujud manakala kader dan pimpinan PBB memiliki kepiawaian,
keahlian, kemampuan, kecerdikan dan kecerdasan dalam menangkap berbagai peluang
tersebut, termasuk dalam melakukan loby loby politik yang sukses dan berhasil kepada
pihak pihak lain yang memiliki keuatan material dan sumber enerzi dengan pendekatan yang menarik, terprogram,
terukur, rasional dan dapat dipercaya. Insya Allah. (27Dzulhijjah 1433 H/14
November 2012 M).
hehehe...meni aurat......telanjang sekali....!? hehehe hrskah begitu bos......
BalasHapus