Jakarta, Menits.com - Pakar hukum tata negara yang sudah malang
melindang dalam mengurusi tata negara Indonesia, Yusril Ihza Mahendra,
beberapa waktu lalu mengungkapkan keteguhan hatinya dalam menghadapi
berbagai persoalan.
Murid setia Muhammad Natsir tersebut menegaskan bahwa dalam berpolitik
biarlah kehilangan segalanya, asal jangan kehilangan pendirian.
"Dalam berpolitik saya harus berkata; Biarlah saya kehilangan
segalanya, asal saya tidak kehilangan pendirian," ungkapnya dalam
account twitternya, Sabtu (26/1).
Ketua Dewan Syura Partai Bulan Bintang tersebut jg menegaskan bahwa
dalam politik orang-orang yang teguh dan berintegritas tinggi seringkali
kalah dengan para pecundang. "Kebejatan kadang mengalahkan ketulusan,"
ungkapnya.
Ungkapan Yusril tersebut seakan membenarkan pepatah lama bahwa dalam
politik tidak ada teman abadi. Politik juga berarti adalah tipu menipu.
Meminjam istilah Machiavelli, politik adalah tipu muslihat untuk
mempertahankan dan menjaga kekuasaan.
Tetapi walau Yusril mengerti bahwa politik adalah tipu-menipu, ia
menegaskan bahwa dirinya tidak mau larut dalam politik yang seperti itu.
Seperti yang ia nyatakan, politik baginya adalah integritas,
kemandirian dan ketulusan.
"Ada pepatah yg mengatakan politik itu tipu daya. Sayang saya tdk mau
menipu, makanya seringkali kalah dan terpinggirkan," tutupnya dalam
kultwit beberapa waktu lalu. (AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar