Keutamaan Ilmu Menurut Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah
Oleh: Ustadz Fuad Al-Hazimi
VOA-ISLAM.COM -
Ilmu adalah pemberi petunjuk (hidayah) dan merupakan kondisi (keadaan)
yang benar yang dengannya seseorang akan mendapatkan hidayah. Ilmu
merupakan peninggalan para Nabi dan warisan mereka, sedangkan ahlul ilmi
(ulama) adalah ashabah dan ahli warisnya.
Ilmu
adalah pemberi kehidupan hati, cahaya nurani (bashirah), penyembuh
(penyakit di dalam) dada, latihan bagi otak, pemberi kelezatan bagi
jiwa, yang melembutkan mereka yang hatinya keras dan buas. Pemberi
petunjuk bagi mereka yang kebingungan.
Ilmu
adalah tolak ukur yang dengannya segala ucapan, perbuatan dan keadaan
diukur dan ditimbang. Ia juga penetap hukum yang akan membedakan antara
keraguan dan keyakinan, antara jalan yang melenceng dan yang lurus serta
antara hidayah dan kesesatan.
Dengan
ilmu kita mengenal Allah, beribadah kepada-Nya, mengingat-Nya,
mentauhidkan-Nya, memuji-Nya, mengagungkan-Nya dan dengannya para peniti
jalan mendapatkan petunjuk. Dengannya pula orang yang ingin sampai pada
tujuan mencapai tujuannya, melalui pintu ilmu orang-orang yang ingin
menuju (jannah-Nya) masuk.
Dengan
ilmu kita mengenal syari’at dan hukum-hukum Allah, dengannya kita
membedakan halal dan haram, dengannya pula kita menyambung tali kasih
saying. Karena ilmu kita mengetahui apa-apa yang diridhoi oleh Allah
yang sangat kita cintai, serta dengan memahami dan mengikuti ilmu itu
kita akan segera sampai kepada-Nya.
Dialah
imam sedangkan amal adalah makmumnya, dialah pemimpin sedangkan
perbuatan adalah pengikutnya, dialah teman disaat kita kesendirian,
dialah yang mengajak kita bicara disaat kita menyepi, dialah yang
menghibur kita di saat kita dalam kegalauan, yang membuka tabir
kerancuan dan kesesatan dimana tak akan ada seorang pun yang akan merasa
fakir saat ia lebih mengutamakan untuk mengumpulkan kekayan ilmu itu,
tidak akan hilang bagi mereka berlindung dalam “sarangnya”.
Mudzakarah
ilmu adalah laksana bertasbih, membahasnya adalah laksana jihad,
mencarinya adalah ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, berinfaq
untuknya adalah shadaqah, mempelajarinya adalah amal yang menyamai shiyam (puasa) dan qiyam (tahajjud). Kebutuhan terhadapnya lebih besar dibanding kebutuhan terhadap minum dan makan.
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata :
الناس
إلى العلم أحوج منهم إلى الطعام والشراب لأن الرجل يحتاج إلى الطعام
والشراب في اليوم مرة أو مرتين وحاجته إلى العلم بعدد أنفاسه
"Manusia lebih membutuhkan ilmu (tentang Ad-Dien)
dibanding makan dan minum, karena seseorang dalam sehari hanya
membutuhkan makan minum satu atau dua kali saja. Sedangkan ia
membutuhkan ilmu dalam setiap helaan nafasnya."
Kami meriwayatkan dari Imam Syafi'i rahimahullah, beliau berkata :
طلب العلم أفضل من صلاة النافلة
"Menuntut ilmu (Ad-Dien) lebih utama dibandingkan sholat nafilah (sunnah)."
Disarikan dari kitab Madarijus Salikin(2/369), karya Al Imam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah. Wallahu A’lam Bishshawab. [Ahmed Widad]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar