Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Senin, 04 Juli 2011

Mengetuk Hati SBY, TKI Hong Kong Kirim 'Surat Berdarah untuk Presiden'


Mengetuk Hati SBY, TKI Hong Kong Kirim 'Surat Berdarah untuk Presiden'

SURABAYA (voa-islam.com) – Tragedi memilukan anak bangsa yang menjadi TKI di Hong Kong, dibukukan dalam buku “Surat Berdarah untuk Presiden,” salah satunya kasus tewasnya Rosminah yang dimangsa anjing setelah tiga hari tidak diberi makan oleh majikan. TKI ingin mengetuk hati Presiden SBY agar bisa merasakan penderitaan rakyatnya yang menjadi buruh di negeri asing, agar mau memberikan perlindungan hukum yang konkret.
Di tengah maraknya pemberitaan miris tentang nasib tenaga kerja Indonesia di luar negeri, Migrant Institute atau juga dikenal dengan 'Sahabat Pekerja Migran'  menghadirhkan dua buah buku kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dua buku berjudul "Surat Berdarah Untuk Presiden" dan "Kepada Yth Presiden RI" itu dititipkan kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo, di kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (1/7/2011). 

Dua buku tersebut berisi kumpulan surat keluh kesah dari para TKI yang bekerja di luar negeri yang jauh dari perlindungan hukum negara asal.
Buku setebal 500 halaman itu berisi 30 tulisan keluh kesah TKI di luar negeri yang menderita karena tekanan majikan. 'Saat mereka tertekan, mereka tidak dapat berbuat apa-apa selain menulis surat,' kata Direktur Program, Migrant Institute, Ali Yasin.
Salah satu tulisan yang mengenaskan di buku "Surat Berdarah Untuk Presiden" itu mengisahkan seorang TKI asal Kediri, Rosminah (20). Ia tewas secara tragis, dimangsa anjing peliharaan di rumah majikannya di kawasan Tai Po Hongkong, tahun 2008, setelah tiga hari dihukum tanpa makan dan minum.
"Karena Rosminah atau yang biasa dipanggil Minah ini sehari-hari dipekerjakan untuk merawat anjing. Tidurnya pun berdekatan dengan kandang anjing," kata Divisi Advokasi Migrant Institute, Suprapti di Kantor Gubernur Jatim.
Pengalaman tragis Minah lantas direkonstruksi lewat kumpulan surat-suratnya yang pernah dikirimkan ke sejumlah teman. Surat dari Rosminah kemudian dimuat dalam buku "Surat Berdarah untuk Presiden."
Dalam suratnya, Minah bercerita bahwa sejak berada di Hong Kong ia tidak dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, seperti yang dijanjikan, melainkan diminta untuk mengurus anjing. Memberi makan, memandikan serta membersihkan kandang. "Rutinitas itu harus dikerjakan setiap hari," terang Prapti.
Minah juga curhat, ia tak pernah diberi makan dan istirahat layak. Hingga suatu malam, insiden tragis terjadi. Minah yang lupa mengunci pintu kandang diserang anjing buas peliharaan majikan. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, Minah kemudian  meninggal dunia dengan kondisi tubuh yang menyedihkan.
"Wanita itu tidak berdaya, selain tidak pernah makan kenyang, tangannya yang selalu bau makanan anjing membuat anjing menerkamnya," urai Prapti yang juga pernah menjadi TKW di Hong Kong.
anehnya, terkait tragedi Rosminah, versi berbeda disajikan media Hong Kong, Apple Daily. Disebutkan, Rosminah bunuh diri dengan cara mengiris pergelangan tangannya di Kawasan Tai Po, Hongkong. Di tangan korban ditemukan surat yang dijadikan barang bukti. Sedangkan jasadnya dibawa ke Queen Elisabeth Hospital.
Selain kisah Rosminah, banyak kisah lain seperti TKW korban pemerkosaan majikan, korban pemerasan oknum di bandara serta korban penipuan PJTKI.
Ali berharap, melalui buku itu Presiden SBY dapat merasakan penderitaan TKI di luar negeri yang jauh dari perlindungan pemerintah negara asal. “Kami hanya ingin menunjukkan bahwa permasalahan TKI di luar negeri tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengirim Satgas, masalah TKI harus langsung ditangani Kepala Negara,” katanya.
Selain buku 'Surat Berdarah untuk Presiden', LSM yang fokus pada perlindungan dan pemberdayaan buruh migran itu juga menitipkan buku berjudul 'Kepada Yang Terhormat Presiden RI' karya seorang novelis, Pipit Senja. Buku itu juga mengisahkan cerita TKI di luar negeri tapi dengan bahasa sastra yang sangat dominan. [taz/trb, viv]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar