:
JAKARTA, KOMPAS.com -
Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki bukti adanya 16 kali aliran uang
miliaran rupiah dan ratusan dollar Amerika Serikat ke Angelina Sondakh,
terkait dugaan korupsi di Kementerian Pemuda dan Olahraga dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mei, KPK menemukan dua bukti
aliran uang ke Angelina sebesar Rp 2,5 miliar dan Rp 3 miliar. Juni,
KPK menemukan bukti Angelina menerima Rp 3 miliar, 2 miliar dan 100.000
dollar AS. Oktober, KPK punya bukti Angie menerima Rp 3 miliar
Aliran
uang yang diduga hasil korupsi tersebut diterima Angelina sepanjang
tahun 2010. Inilah sebagian data aliran uang ke Angelina yang diperoleh Kompas, Rabu (2/5/2012).
Pada
bulan Maret mengalir uang sebesar Rp 70 juta. Pada bulan berikutnya,
Maret, jumlahnya meningkat drastis menjadi 100.000 dollar Amerika
Serikat (AS).
Di bulan Mei, KPK menemukan dua bukti aliran uang ke Angelina. Pertama sebesar Rp 2,5 miliar, yang berikutnya Rp 3 miliar.
Pada
bulan Juni, KPK menemukan bukti Angelina menerima tiga kali aliran
dana. Pertama sebesar Rp 3 miliar, kedua Rp 2 miliar dan ketiga sebesar
100.000 dollar AS.
Tak berhenti di bulan Juni, KPK kembali
mendapatkan bukti adanya aliran uang ke Angelina pada bulan Oktober.
Jumlahnya mencapai Rp 3 miliar.
Salah seorang pejabat KPK yang
tak mau disebut identitasnya membenarkan adanya bukti aliran uang ke
Angelina terkait kasus korupsi di Kemenpora dan Kemendikbud. "Bukti ini
kami peroleh dari catatan keuangan Grup Permai dan sejumlah pengakuan
saksi-saksi," kata pejabat tersebut.
Juru Bicara KPK Johan Budi juga mengakui adanya bukti aliran dana ke Angelina yang dimiliki KPK.
"KPK
memang menemukan adanya dugaan aliran dana kepada Angelina. Namun saya
tidak mendapatkan datanya. Itu penyidik yang tahu dan jubir tidak bisa
menyampaikan data di penyidikan," katanya.
Pengacara Angelina,
Teuku Nasrullah, Senin lalu mengaku masih belum tahu substansi perkara
dugaan korupsi yang melibatkan kliennya. Nasrullah mengatakan,
pemeriksaan terhadap Angelina yang kembali dijadwalkan Kamis besok
diharapkan bisa dilakukan secara maraton.
"Karena Angie ingin
cepat selesai dan pertanyaan-pertanyaan dari media dapat kami jawab.
Karena Angie merasa sangat kecewa, materi pemeriksaan beliau belum
menyangkut persoalan yang dipersoalkan tetapi media sudah duluan tahu
materi itu, sehingga saat dikonfirmasi kepada saya, saya (belum tahu)
mesti jawab apa?" katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar