Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Pembaca
yang budiman, jika kita cermati, APBN kita dari tahun ke tahun memang
terus meningkat, baik dari sisi penerimaan maupun dari sisi pengeluaran.
Dari tahun ke tahun, penerimaan yang paling besar tetaplah dari pajak,
yang bahkan dalam RAPBN 2010 ini ditargetkan mencapai 71%. Namun
ironisnya, saat rakyat dipaksa membayar pajak dengan angka yang terus
meningkat, dari sisi pengeluaran, subsidi untuk rakyat justru terus
dikurangi. Padahal pada saat yang sama, pengeluaran untuk membayar
cicilan utang dan bunganya terus menunjukkan tren naik. Alhasil, APBN
kita dari tahun ke tahun terkesan makin pro kapitalis dan tampak makin
anti rakyat.
Sesungguhnya,
dalam kerangka sistem ekonomi Kapitalisme, apalagi dengan haluan
neo-liberalisme yang dianut negeri ini, peningkatan penerimaan dari
sektor pajak dan penurunan yang terus-menerus dari sisi pengeluaran
untuk subsidi rakyat adalah hal yang logis, bahkan mutlak. Sebab, sejak
awal Kapitalisme menghendaki minimalisasi peran negara dalam melayani
rakyat, meski untuk itu negara justru menuntut peran rakyat dalam
pembangunan melalui aneka ragam pungutan pajak atas mereka. Wajar jika
dari tahun ke tahun APBN kita tidak mampu mensejahterakan rakyat, tetapi
malah makin menyengsarakan mereka.
Pertanyaannya:
Haruskah keadaan seperti ini dibiarkan terus? Tak adakah alternatif
lain penyusunan APBN? Bagaimana dengan APBN Syariah, bisakah menjadi
pilihan? Apa keunggulan APBN Syariah dibandingkan dengan APBN
konvensional yang kapitalistik seperti saat ini? Mungkinkah pula APBN
Syariah bisa diterapkan secara real dalam konteks negara yang bernama
Indonesia? Bagaimana rancangan maupun realisasinya?
Di seputar itulah tema utama al-waie
edisi kali ini, selain sejumlah perkara penting lainnya di luar masalah
ekonomi, antara lain terkait dengan: hukum menghina simbol-simbol
Islam, khususnya al-Quran; bagaimana menciptakan pra-kondisi bagi
diraihnya nushrah demi tegaknya Khilafah; dll.
Semoga sajian al-waie
kali ini makin menguatkan kesadaran kaum Muslim untuk makin bersegera
dan bersungguh-sungguh berjuang demi tegaknya syariah dan Khilafah di
muka bumi. Selamat membaca!
Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar