TEMPO.CO, Jakarta
- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia
Sari Gumelar mengatakan perempuan adalah pihak yang paling terkena
dampak kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi. Menurut dia, perempuan yang menjadi kelompok terdepan dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.
"Apalagi kalau perempuan tersebut menjadi kepala rumah tangga, single fighter," kata Linda ketika ditemui seusai membuka acara Bobo Fair 2013 di Jakarta Convention Centre, Rabu, 26 Juni 2013. Menurut dia, saat ini ada 7 juta dari 15,5 juta rumah tangga miskin yang dikepalai perempuan. Data ini berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2012 oleh Badan Pusat Statistik.
Linda mengatakan, beban perempuan yang menjadi kepala rumah tangga lebih berat dibanding laki-laki. Mereka tidak hanya harus pintar mengelola keuangan rumah tangga tapi juga lihai mencari pendapatan.
"Kemarin waktu saya memberikan BLSM, ada ibu yang menangis di bahu saya karena beban yang berat," ucap Linda. Dia mengatakan, pemerintah tidak akan hanya memberikan BLSM kepada para perempuan miskin yang menjadi kepala rumah tangga. Ada beberapa program bantuan lain seperti pinjaman lunak dari Kementerian Koperasi dan UKM. Pemerintah daerah juga diharapkan ikut terlibat di pemberdayaan perempuan.
Tepat 22 Juni lalu, pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi dari yang semula Rp 4500 perliter menjadi Rp 6500 perliter. Sebagai kompensasi, pemerintah memberikan bantuan langsung sementara masyarakat terhadap 15,5 juta rumah tangga. Besar bantuan senilai Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan.
SUNDARI
"Apalagi kalau perempuan tersebut menjadi kepala rumah tangga, single fighter," kata Linda ketika ditemui seusai membuka acara Bobo Fair 2013 di Jakarta Convention Centre, Rabu, 26 Juni 2013. Menurut dia, saat ini ada 7 juta dari 15,5 juta rumah tangga miskin yang dikepalai perempuan. Data ini berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2012 oleh Badan Pusat Statistik.
Linda mengatakan, beban perempuan yang menjadi kepala rumah tangga lebih berat dibanding laki-laki. Mereka tidak hanya harus pintar mengelola keuangan rumah tangga tapi juga lihai mencari pendapatan.
"Kemarin waktu saya memberikan BLSM, ada ibu yang menangis di bahu saya karena beban yang berat," ucap Linda. Dia mengatakan, pemerintah tidak akan hanya memberikan BLSM kepada para perempuan miskin yang menjadi kepala rumah tangga. Ada beberapa program bantuan lain seperti pinjaman lunak dari Kementerian Koperasi dan UKM. Pemerintah daerah juga diharapkan ikut terlibat di pemberdayaan perempuan.
Tepat 22 Juni lalu, pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi dari yang semula Rp 4500 perliter menjadi Rp 6500 perliter. Sebagai kompensasi, pemerintah memberikan bantuan langsung sementara masyarakat terhadap 15,5 juta rumah tangga. Besar bantuan senilai Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan.
SUNDARI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar