Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Kamis, 17 Februari 2011

ERA SBY-BUDIONO ERA BUNUH DIRI MASSAL


ERA SBY-BUDIONO ERA BUNUH DIRI MASSAL

Betapa tidak Uang Negara dikemplang 200-300trilyun per tahun oleh kejahatan Mafia yang terorganisir dengan rapi, tanpa Gayus Tambunan maupun Susno Duaji mata anak bangsa diseluruh negeri tidak bakalan mampu untuk bisa menelanjangi kejahatan ini.

Perlu digaris bawahi namanya saja Mafia, tanpa melibatkan Wistle Blower kejahatan yang terorganisir dilingkungan elit kekuasaan yang sebagaimana anda perhatikan sampai kapanpun tidak akan terselesaikan terlebih ekonomi nasional semakin mencekam semakin kuat strategis yang mereka miliki dan semakin jauh dari sentuhan Hukum.
Saya jadi heran kepada antek-antek mafia yang di Satgas, bawasanya Wistle Blower tidak bisa dipercaya selama yang bersangkutan adalah pelaku Pidana, sampai kapanpun diujung Dunia anda tidak akan bisa menemukan seorang Wistle Blower dari kalangan orang Suci.
Anggota DPR dari komisi III Benny K Harman (Partai Demokrat )sudah sempat keseleo ucapannya kalau sampai terbongkarnya kasus Mafia Pajak yang melibatkan Gayus Tambunan akan menjadikan Negara bisa goncang.
Sejauh mana kehebatan para pelaku Mafia Pajak mampu menyandera Republik ini. Dan saya berani mempertaruhkan leher saya kalau Presiden Sby berani mengungkap masalah besar seperti adanya Mafia Pajak yang sedang mencuat ketelinga Publik.
Sekarang pemerintah mau hutang lagi pada Bank Dunia milik kelompok Yahudi yang bermarkas di Amerika, padahal SBY-Budiono mengetahui kalau keterikatan Bank asing pada Pemerintah jaminannya pasti Aset Negara atau sumber alam yang ada di Negara RI. Belum pernah ada sejarah di Republik ini yang bisa membayar hutang pada Lembaga keuangan Dunia /IMF kecuali semuanya sudah dikompensasikan dengan Aset Negara salah satunya Sumber kekayaan Alam termasuk Freeport dan blok Cepu.
Dinamika Pemerintahan SBY – Budiono bisa diibaratkan seperti anak orang kaya-raya yang sudah ditinggal mati kedua orang tuanya, mereka seolah-olah berperan untuk membantu anaknya tersebut dengan mengelola kekayaannya yang ada, dengan cara memperbanyak hutang kemudian menjual semua asetnya dengan harga murah supaya memperbesar suksesfee dan yang sebagian kecil adalah untuk pewarisnya.
Kalau SBY-Budiono masih ambisi atau memaksakan kehendaknya memimpin negeri ini, bukan SBY –Budiono saja yang merasakan kesakitan, tetapi rakyat seluruh Indonesia jauh lebih menggeliat karena kelaparan yang disebabkan oleh kecorobohan SBY-Budiono dan bukan karena anomaly iklim yang hanya untuk menutupi kelemahannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar