Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Selasa, 15 Februari 2011

FPI: BUBARKAN AHMADIYAH atau REVOLUSI!!



JAKARTA – Bubarkan Ahmadiyah atau Revolusi. Itulah spanduk yang menjadi latar belakang panggung utama tabligh akbar dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Front Pembela Islam (FPI), di markas FPI di jalan Petamburan Raya, Tanah Abang – Jakarta, senin malam, 14/2/2011.
Peringatan Maulid, diisi dengan pembacaan Maulid Dan Tausiah. Tidak kurang dari 10.000 umat Islam tumpah ruah menghadiri acara tersebut. Beberapa kyai kondang memberikan sambutan. Dalam sambutannya, rata-rata mereka meminta pemerintah tegas terhadap aliran Ahmadiyah yang melukai hati umat Islam.
Acara ini dihadiri puluhan tokoh umat Islam, habaib, kyai dan perwakilan DPD FPI seluruh Indonesia, termasuk Guru Besar Universitas Islam Jakarta (UIN) Prof. Dr Ahmad Bahmid, ketua MUI pusat KH Kholil Ridwan, Ustad Muhammad Al Khaththath (FUI) dan Anggota DPD RI H.Janfarid. Selain itu, hadir juga kapolres Jakarta Pusat Kombes Hamidin dan Walikota Jakarta Pusat Drs.H.Saefullah, mewakili Gubernur Fauzi Bowo. Bahkan Ulama besar dari Yaman, Habib Salim bin Abdullah Assyatiri turut hadir memeriahkan acara tersebut.
Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab dalam sambutannya menuturkan, bahwa tudingan Pemerintah terhadap Ormas Islam sangat berlebihan dan keliru. Dalam hal ini, FPI bereaksi begitu keras ketika Presiden SBY menginstruksikan agar organisasi radikal dibubarkan. Menurutnya, FPI tidak pernah ikut campur atau usil dalam urusan politik pemerintahan, FPI hanya menuntut pemerintah untuk membubarkan Organisasi Ahmadiyah.
“Bubarkan Ahmadiyah atau revolusi, bubarkan Ahmadiyah atau revolusi, bubarkan Ahmadiyah atau revolusi, Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar,” teriak massa yang langsung di komando Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Syihab.
“SBY tidak cerdas. Dalam peristiwa Cikeusik memang ada kekerasan. Tapi tidak ada keterlibatan ormas Islam mana pun. Lalu, kenapa SBY menggertak dan mengancam mau membubarkan ormas Islam dengan dalih kekerasan? Ormas Islam yang mana? Kekerasan apa?.. Tolong, jangan paksa kami menjadi Ormas jihad”, tegasnya.
Sementara itu. Sekjend Forum Umat Islam (FUI), Ustad Muhammad Al Khaththath menegaskan, jika SBY tidak membubarkan Ahmadiyah yang jelas menghina Islam dan melanggar UU bahkan mengancam akan membubarkan ormas-ormas Islam yang menentang Ahmadiyah, maka umat Islam siap menduduki Monas selama sebulan untuk memaksa Presiden SBY mundur dari jabatannya.
Menurut Sekjen FUI itu, melawan pemerintah SBY bukanlah termasuk makar terhadap pemerintah. Sebab kata-kata makar yang berasal yang berasal dari Al Qur’an, dimaksudkan adalah makar yang dilakukan musuh Islam kepada umat Islam. Dengan demikian, kalau SBY membubarkan ormas Islam, justru Presiden telah melakukan makar terhadap umat Islam.
Untuk itu Forum Umat Islam (FUI) menuntut agar Ahmadiyah dibubarkan, para pemimpinnya seperti Abdul Basit dan Zafarullah Pontoh ditangkap dan diadili. Jika hal itu ditolak, maka SBY sudah wajib diturunkan dari singasana kekuasaannya.
“Umat Islam siap mem-ben ali-kan dan mem-mubarak-kan SBY jika tidak membubarkan Ahmadiyah. Umat Islam siap berdarah-darah di depan Istana untuk memperjuangkan pembubaran Ahmadiyah. Insya Allah akan mati syahid,” teriak Ustad Al Khaththath yang disambut massa dengan gema takbir.
Tidak ketinggalan, advokad Munarman dalam sambutannya menanggapi pernyataan SBY, ia menegaskan, umat Islam tidak pernah melakukan makar terhadap Pemerintah. Dalam pernyataannya sbelumnya SBY mengatakan bahwa, penggulingan presiden adalah perbuatan makar. Hal ini disampaikan Presiden dalam wawancara khusus dengan stasiun televisi SCTV di halaman kompleks Batalyon Infanteri (Yonif) 744/SYB, Atambua, Kabupaten Belu, NTT, Jumat (11/2) pagi.
Menurut Munarman, justru SBY lah yang pernah melakukan makar terhadap Presiden Gus Dur. Dimana waktu itu SBY sengaja mundur dari jabatan Menko Polkam untuk kemudian menggulingkan Gus Dur.
Dalam sejarah bangsa, hampir semua Presiden RI lengser dari jabatan karena hasil makar seperti Sukarno, Suharto dan Gus Dur. “Saya kira kalau membunuh Presiden termasuk makar, sedangkan kalau meminta Presiden turun dari jabatannya bukanlah termasuk makar,” tegas Munarman.
Rencananya, setelah shalat Jum’at besok (18/2) FUI akan mengadakan aksi Apel Siaga Umat Bubarkan Ahmadiyah di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta, acara tersebut akan dihadiri para ulama & habaib sejabodetabek. Para jamaah yang akan hadir dihimbau untuk mengenakan pakaian putih-putih. [slm/kn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar