Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Rabu, 11 Januari 2012

KAUM MUDA DAN GEGAR SEJARAH YANG TERASA KIAN DEKAT SAJA

Ketertarikan generasi muda terhadap sejarah perjuangan bangsa makin melemah, fakta ini memperjelas gambaran bahwa telah tercipta sebuah sekat berjarak yang dari waktu ke waktu terasa kian melebar antara kaum muda dan sejarah, Diakui atau tidak situasi ini menempatkan generasi muda yang tengah dihinggapi belenggu gegar budaya, dekadensi moral serta krisis nilai yang kian menggurita makin luruh dibawah bayang – bayang ancaman gegar sejarah yang terasa kian dekat saja.
Tengoklah betapa kini generasi muda gandrung luar biasa kepada sosok asing semisal Che Guevara hingga semua atribut yang umum dikenakan seperti kaos, topi hingga slayer semua bergambar tokoh pejuang yang katanya fenomenal itu. Tentu kenyataan ini sungguh ironis lantaran negeri ini tak pernah kekurangan para pejuang, tokoh pergerakan, pemimpin kharismatik dan figur – figur luar biasa yang bisa diangkat menjadi idola.
Jika ditelusuri lebih dalam lagi ternyata banyak sisi menarik dan moment – moment penting sejarah yang sesungguhnya tidak terungkapkan, uraian sejarah menjadi monoton tanpa menyertakan pergolakan ide, pemikiran dan proses – proses penting yang melatarbelakangi sebuah fakta sejarah.
Sejarah seperti tercabut ruhnya sehingga sejarah tanpa jiwa bagi kaum muda menjadi sangat tidak menarik dan membosankan, kaum muda merasa tidak lagi bisa menemukan mata air persatuan yang menyejukkan diantara tingginya keberagaman, tidak lagi menemukan nilai – nilai yang menggetarkan nurani kebangsaan dan tidak pula menemukan magnet yang menggerakkan untuk secara sadar menelusuri jejak panjang perjuangan lewat catatan – catatan sejarah bangsa.

Vitalitas sejarah bagi Kaum Muda Bulan Bintang
kaum-muda-bulan-bintang-dan-bintang-bulan.jpg

Keluarga Besar Bulan Bintang sesungguhnya adalah pelaku – pelaku dan saksi – saksi sejarah, selain versi sejarah yang sudah lazim dan terlanjur memasyarakat selama ini ternyata ada juga versi lain dan fakta – fakta penting sejarah yang justru terendapkan atau seolah tersembunyikan dari ruang – ruang publik padahal semua itu sangat potensial dalam memperkaya khazanah sejarah bangsa.
Kaum Muda Bulan Bintang sebagai bagian dari kaum muda bangsa ini harus bisa menghargai sejarah dan memanfaatkan vitalitas sejarah sebagai inspirasi pergerakan untuk membangun ummat dan bangsa ini.

Sesungguhnya banyak versi sejarah yang perlu uraian khusus semisal Kontroversi seputar Organisasi Kebangsaan Pertama (Sarekat Islam ataukah Budi Oetomo), latar belakang penghapusan tujuh kata dalam piagam jakarta dan proses lahirnya pancasila dengan 3 kata pengganti “yang maha esa”, latar belakang lahirnya PDRI yang diproklamirkan Syafrudin Prawiranegara ketika Dwitunggal Soekarno – Hatta menyerah kepada agresor NICA sementara para pejuang di bawah komando Jendral Besar Soedirman tengah berjuang bergerilya menyabung nyawa, catatan kepeloporan Mr. Mohammad Roem dalam mediasi politik RI – Belanda yang melahirkan perundingan Roem – Royen, Catatan Keberhasilan Burhanudin Harapan dalam melangsungkan Pemilu Multi Partai Pertama pada tahun 1955 yang diakui sebagai pemilu paling jurdil sepanjang sejarah republik ini, Paparan Sejarah yang melatarbelakangi lahirnya Mosi Integral Natsir untuk kembali ke NKRI, Latar Belakang Alineasi Kekuatan Politik Islam yang dipresentasikan oleh partai Masyumi sebagai kekuatan kontra revolusioner oleh sebuah konspirasi strategis Nasakom yang mengangap dirinya sebagai kekuatan Progressif revolusioner, Polemik Dasar Negara yang berlarut – larut dalam konstituante yang berakhir dengan dicetuskannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Fakta yang melatarbelakangi pembubaran Partai Masyumi dan pencekalan atas beberapa elite pimpinannya, Latar Belakang Krisis Moneter di era demokrasi terpimpin dan langkah brilliant Syafrudin Prawiranegara yang terkenal sebagai “gunting syafrudin”, Proses pengkhianatan Partai Komunis Indonesia dengan G30S-nya, Langkah Kritis Buya Hamka dengan MUI-nya, Latar Belakang Pembentukan DDII dan perannya yang strategis sebagai gerakan dakwah modern, Latar Belakang Lahirnya Asas Tunggal Pancasila yang memasung dinamika berpolitik ummat Islam hingga catatan – catatan penting menjelang lengsernya Soeharto dari singgasana kekuasaan orde baru.

Selain itu ada banyak Kebenaran yang tersembunyi dibalik rentetan peristiwa yang menciderai Hak Asasi dan Hak Politik ummat Islam seperti Peristiwa PRRI – Permesta, Tragedi Tanjung Priok 12 September 1984, Tragedi Lampung 4 Februari 1989, Peristiwa DOM di Aceh yang berlangsung dari 1989 – 1998, Kerusuhan Mei 1998 dan isu pemerkosaan massal terhadap wanita – wanita etnis tionghoa yang dituduhkan kepada ummat Islam, termasuk konflik – konflik berdarah di sejumlah daerah seperti di Ambon dan Poso serta gerakan separatis seperti GAM di Aceh, RMS di Maluku dan OPM di Papua yang melibatkan juga isu – isu agama dan politik.

Pelurusan Sejarah Tanggung Jawab Siapa ?
Meluruskan sejarah dan menghimpun kembali rangkaian fakta – fakta yang berserak –serak menjadi tuntutan yang tak lagi bisa dikesampingkan. Tidak dipungkiri bahwa selama ini sejarah banyak diperalat sebagai alat propaganda bagi para penguasa yang secara sengaja menciptakan ruang – ruang ekslusif dalam sejarah, sebaliknya kekuatan kritis dan penyeimbang di luar pemerintah dan penguasa tidak pernah mendapat tempat yang semestinya di ruang – ruang sejarah. Buya Hamka yang pernah dibenamkan ke dalam pintu hitam rezim orde lama merupakan sebuah fakta, ulama kharismatik yang sangat vokal memberikan penerangan dan peringatan bagi ummat termasuk juga kepada elite kekuasaan pada masa itu justru mendapatkan banyak perlakuan diskriminatif termasuk dari media, walhasil nama buya hamka yang dikenal sebagai ulama kelas dunia dan juga seorang pujangga itu seolah tenggelam begitu saja, sekarang ini sangat sedikit kaum muda yang mengenal penulis Tafsir Al Azhar itu, jika kemudian Buya Hamka, Mr. Mohammad Natsir, dan lain – lain lebih terkenal di negeri tetangga lantas siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas hal ini ?!?!…

Jika tokoh – tokoh atau peristiwa yang seharusnya luar biasa kemudian menjadi biasa saja karena terciptanya bias sejarah dan media maka jangan salahkan generasi muda kita yang gagap sejarah dan merasa lebih bisa menikmati pergolakan ide, nilai dan pemikiran asing secara lebih terbuka meski sungguhpun belum tentu sesuai untuk bisa disenyawakan dengan nilai dan kultur bangsa kita.

Jadi Adalah Keharusan kita semua untuk ambil bagian dalam meluruskan sejarah…
Agaknya, Kebenaran masih harus menempuh jalan – jalan yang panjang untuk diperjuangkan agar tampil sebagai kebenaran yang sejati…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar