Umat Islam di negeri ini sampai hari kiamat pun tidak akan pernah menikmati kekayaan alamnya yang melimpah, selama kekuatan Islam tidak memiliki kedaulatan serta hukum-hukum yang ada dibuat untuk bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Demikian disampaikan H.MS. Ka’ban pada acara Kajian Islam Komprehensif yang dilaksanakan oleh Dewan Da’wah Jawa Barat & Kota Bandung di Jl. Pungkur 151 Bandung, Sabtu, 11 Februari 2012.
Berbicara pada kajian yang mengusung tema tentang “Disintegrasi Bangsa” tersebut, Ka’ban mengawali bahasannya dengan mengungkap bahwa sekarang ini berbagai kekuatan di luar Islam sedang menghimpun diri sehingga mengakibatkan umat Islam sebagai mayoritas tidak berdaya.
Indonesia yang sering diagung-agungkan sebagai satu-satunya negara kepulauan terbesar di dunia, juga selalu diagung-agungkan karena memiliki penduduk mayoritas muslim serta sebagai negara demokrasi terbesar nomor tiga di dunia. Tetapi dari semua itu timbul pertanyaan, apa yang dinikmati oleh Islam?
Menurut MS. Kaban , umat Islam tidak bisa menghindar dari unsur-unsur perubahan-perubahan yang sekarang sedang terjadi dimana-mana, sementara kita ini umat yang memiliki satu nilai atau system yang berbeda dengan mereka. Sebagai kaum muslimin, jelas Kaban, kita memiliki system dan nilai-nilai yang terekam dan disederhanakan dalam dua kalimah syahadat. “Jadi setiap muslim, dia tidak bisa lepas dari komitmen tauhid, yang menjadi pondamen, yang mengikat seluruh aktivitas kehidupan” jelas Kaban.
Beliau mencontohkan, bagaimana Syahid Kutub, dengan bukunya “Petunjuk Jalan” mampu mendonkrak hegemoni kejumudan para aktivis muslim, sehingga memiliki prinsip, menghayati dan memahami bahwa sebagai seorang muslim, harus hidup hanya mengabdi kepada Allah SWT, dimana seluruh aktifitas kehidupannya digerakkan, diarahkan untuk membangun sebuah peradaban-peradaban tanpa titik tolak dari menghilangkan hegemoni dan ilah-ilah yang mendominasi cara berfikiri manusia di dunia ini.
Terkait proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, H. M.S. Kaban memaparkan bahwa para pendiri bangsa Indonesia sepakat negara ini dibangun berdasarkan kepada ketuhanan, bukan berdasarkan filsafat, bukan berdasarkan etnis, bukan berdasarkan kepada suku, tetapi berdasarkan ketuhanan.
Mengapa bisa sampai pada kesimpulan bahwa Negara ini dibangun berdasarkan ketuhanan, hal ini tidak lain mengingat proses panjang untuk mempersatukan Sabang sampai Merauke memang dilandasi dengan semangat religius.
Oleh karenanya, negara ini juga harus dibangun dengan spirit ibadah, apalagi dengan kalimat “Dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, yakni syariat Islam yang berhubungan dengan urusan-urusan dan hukum yang mengatur negara,.
Menurut Kaban, negara kita ini, apakah bisa utuh atau tidak, sangat tergantung kepada sampai sejauh mana negara ini bisa mengadopsi, dan menampung aspirasi, kedulatan rakyat dan sejauh mana masyarakat bisa berdaulat dalam membangun hukum di negara ini, semakin dinafikkan maka akan semakin terjadi resistensi, kita tidak bisa memungkiri sunatullah dalam kehidupan ini. Jelasnya.
Ketua Umum PBB itu juga mengungkap tentang adanya penjajahan pikiran dan perasaan yang sangat negative yang dimiliki umat Islam dewasa ini.
Yang pertama, saat ini kita sedang dijajah oleh suatu anggapan bahwa orang-orang (luar Islam ) kafir, tidak perlu diusahakan untuk diajak Islam, dengan alasan dan ungkapan bahwa “Ah sudahlah, jumlah umat Islam ini sudah begitu banyak, buat apa mikiran yang lain”
Kemudian yang kedua, kalau orang yang sudah memeluk Islam, maka dibangunlah (oleh musuh-musuh islam, red) sebuah situasi dan kondisi serta diberi godaan agar dia tidak melaksanakan ajaran-ajaran Islam, dan dibuatlah berbagai hal seperti Valentine, dan sebagainya.
Dan yang ketiga, bagi umat Islam yang telah mengamalkan (ajaran Allah dan Rsul-Nya, red) mulai digoda dan dicitrakan berbagai hal negative tentang Islam.
Siapa yang bermain dibalik semua itu? Menurut Kaban, itu semua ada hubunganya dengan pemegang kedulatan. Untuk itu, kata Kaban, tantangan yang paling besar bagi para pelaku da’wah saat ini adalah bagaimana menterjemahkan firman Allah SWT sehingga Umat Islam bisa memiliki kekuatan dan mampu berdaulat untuk kembali memperbaiki dan memperbaharui jaman ini
Perlu diketahui, bahwa Kajian Islam Komprehensif merupakan sebuah kajian yang dilaksanakan oleh Dewan Da’wah provinsi Jawa Barat dan Kota Bandung, dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, dari berbagai parpol Islam, dari berbagai disiplin ilmu, dan lain-lain. Selain digelar secara offline KIK ini juga memiliki sebuah akun group di Facebook, bagi anda yang belum bergabung dipersilahkan bergabung dalam grup tersebut*** (AS)
kita menghendaki kebangkitan yang benar dan berdiri di atas pencampakan semua akidah, pemikiran atau sistem yang tidak terpancar dari Islam. Kita pun menghendaki kebangkitan yang tegak di atas pelepasan segala hal yang menyalahi Islam sejak dari akarnya. Semua itu tidak akan pernah tercapai, sebagaimana telah saya tunjukkan, kecuali dengan melanjutkan kehidupan Islam dan mengubah negeri dari dar al-kufr menjadi Dar al-Islam.
BalasHapus