Rasanya hampa jika kita setiap tahun merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Betapa tidak, kemiskinan masih melilit jutaan manusia yang hidup di bumi ini. Mulai dari desa hingga kota besar pun tidak sedikit masyarakat yang kesulitan mendapatkan penghidupan yang layak. Bahkan angka kemiskinan terus meningkat. Seiring bertambahnya usia kemerdekaan bangsa, jumlah rakyat miskin pun selalu bertambah. Lalu apa makna merdeka dari belenggu penjajahan? Bila rakyat terus menjerit dalam jajahan kemiskinan.
Enam puluh enam tahun merdeka, masih banyak rakyat Indonesia yang kesulitan mendapatkan makanan yang cukup dan tempat bermukim yang layak. Belum lagi memperoleh pelayanan kesehatan dan pendidikan yang mahal harganya. Maka pengentasan kemiskinan kini menjadi sebab bentuk perjuangan baru bagi bangsa ini untuk memerdekakan kaum miskin dan lemah dari himpitan beban kemiskinan mereka.
Menurut kacamata kaum intelektual, bahwa kemiskinan itu adalah bukan masalah kemampuan pribadi, tetapi masalah kelembagaan. Masalah struktural yang melingkupi masyarakat miskin antara lain ketidakadilan penguasaan alat produksi terutama tanah, kualitas SDM, subsidi, akses memperoleh tunjangan, dan ketidakadilan pasar.
Dalam negara yang salah urus, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan kemiskinan. Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas.
Ingat!.. kita tidak akan menjadi bangsa yang besar kalau mayoritas masyarakatnya masih miskin dan lemah. Maka untuk menjadi bangsa yang besar mayoritas masyarakatnya tidak boleh hidup dalam kemiskinan dan lemah. Kenyataan, kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah Indonesia sebagai nation state, sejarah sebuah negara yang salah memandang dan mengurus kemiskinan.
Sungguh sangat miris melihat kenyataan ini. Yang menjadi pertanyaan kita semua, jika kemiskinan seperti itu terjadi di negeri yang tandus, gersang, dan tanpa kekayaan alam yang berarti, tentu cukup bisa dimaklumi. Namun sungguh ironis, kemiskinan ini terjadi di negeri yang dikenal sangat kaya raya dan subur. Fakta yang lebih mencengangkan lagi adalah, kerap kemiskinan itu justru terjadi di daerah yang kekayaan alamnya melimpah ruah, atau justru di pusat sumber kekayaan alam itu. [kbrNet/slm]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar