Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Kamis, 12 Juli 2012

KEBANGKITAN PARTAI BULAN BINTANG JADIKAN SEBAGAI KEBANGKITAN UMAT ISLAM DI INDONESIA


Oleh : Alit Rahmat. SPd.I ( Sekretaris DPW PBB Jabar )

17 Juli 2012 Partai Bulan Bintang akan memperingati hari Kebangkitannya, pada tanggal itulah  terjadi peristiwa di tanah air kita yaitu terbentuknya sebuah Partai Bulan Bintang pada awal reformasi bangsa Indonesia yang mengubah keadaan bangsa.
Kini telah 14 tahun Partai Bulan Bintang berjuang menegakan kalimatullah lewat parlemen, Islam sebagai dasar perjuangan Partai Bulan Bintang sampai saat ini belum mampu menempatkan Islam sebagai dasar bernegara dan berbangsa
14 Tahun perjalanan Partai Bulan Bintang, perubahan seakan terus berganti baik secara internal maupun perubahan perubahan lain yang didalamnya penuh dengan keunikan berpolitik yang dipengaruhi oleh setiap indipidu fungsionaris.
14 Tahun perjalanan berlalu seakan Tidak seimbang tampaknya laba yang diperoleh dengan sambutan yang memperoleh! Mendapat, seperti kehilangan! Kebalikan dari saat permulaan Repormasi. Bermacam keluhan terdengar, . Orang kecewa dan kehilangan pegangan. Perasaan tidak puas, perasaan jengkel, dan perasaan putus asa, menampakkan diri. Inilah yang tampak pada saat akhir-akhir ini, justru sesudah hampir 14 tahun
14 tahun lalu sebagian umat islam girang gembira, sekalipun hartanya habis, kini mereka muram dan kecewa, yang mereka inginkan dan cita-citakan sejak berpuluh tahun. Mengapa keadaan berubah demikian? Kita takkan dapat memberikan jawab atas pertanyaan itu dengan satu atau dua perkataan saja. Semuanya harus ditinjau kepada perkembangan dalam Partai Bulan Bintang itu sendiri.
Yang dapat kita saksikan ialah beberapa anasir dalam masyarakat sekarang ini, di antaranya: Semua orang menghitung pengorbanannya, dan minta dihargai. Sengaja ditonjol-tonjolkan kemuka apa yang telah dikorbankannya itu, dan menuntut supaya dihargai oleh masyarakat. Dahulu, mereka berikan pengorbanan untuk masyarakat dan sekarang dari masyarakat itu pula mereka mengharapkan pembalasannya yang setimpal.  Sekarang timbul penyakit bakhil. Bakhil keringat, bakhil waktu, dan merajalela sifat serakah. Orang bekerja tidak sepenuh hati lagi. Orang sudah keberatan memberikan keringatnya sekalipun untuk tugasnya sendiri. Segala kekurangan dan yang dipandang tidak sempurna, dibiarkan begitu saja. Tak ada semangat dan keinginan untuk memperbaikinya. Orang sudah mencari untuk dirinya sendiri, bukan mencari cita-cita yang di luar dirinya. Lampu cita-citanya sudah padam kehabisan minyak, programnya sudah tamat, tak tahu lagi apa yang akan dibuat!… ””Saudara baru berada di tengah arus, tetapi sudah berasa sampai di tepi pantai. Dan lantaran itu tangan saudara berhenti berkayuh, arus yang deras akan membawa saudara hanyut kembali, walaupun saudara menggerutu dan mencari kesalahan di luar saudara. Arus akan membawa saudara hanyut, kepada suatu tempat yang tidak saudara ingini… Untuk ini perlu saudara berdayung. Untuk ini saudara harus berani mencucurkan keringat. Untuk ini saudara harus berani menghadapi lapangan perjuangan yang terbentang di hadapan saudara, yang masih terbengkelai… Perjuangan ini hanya dapat dilakukan dengan enthousiasme yang berkobar-kobar dan dengan keberanian meniadakan diri serta kemampuan untuk merintiskan jalan dengan cara yang berencana.” ( Petikan Mohammad Natsir )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar