Oleh : Alit Rahmat. SPd.I ( Sekretaris DPW PBB Jabar )
17 Juli 2012 Partai Bulan Bintang akan
memperingati hari Kebangkitannya, pada tanggal itulah terjadi peristiwa di tanah air kita yaitu
terbentuknya sebuah Partai Bulan Bintang pada awal reformasi bangsa Indonesia
yang mengubah keadaan bangsa.
Kini telah 14 tahun Partai Bulan Bintang
berjuang menegakan kalimatullah lewat parlemen, Islam sebagai dasar perjuangan
Partai Bulan Bintang sampai saat ini belum mampu menempatkan Islam sebagai
dasar bernegara dan berbangsa
14 Tahun perjalanan Partai Bulan Bintang,
perubahan seakan terus berganti baik secara internal maupun perubahan perubahan
lain yang didalamnya penuh dengan keunikan berpolitik yang dipengaruhi oleh
setiap indipidu fungsionaris.
14 Tahun perjalanan berlalu seakan Tidak
seimbang tampaknya laba yang diperoleh dengan sambutan yang memperoleh! Mendapat, seperti kehilangan! Kebalikan dari saat permulaan Repormasi.
Bermacam keluhan terdengar, . Orang kecewa dan kehilangan pegangan. Perasaan
tidak puas, perasaan jengkel, dan perasaan putus asa, menampakkan diri. Inilah
yang tampak pada saat akhir-akhir ini, justru sesudah hampir 14 tahun
14 tahun lalu sebagian
umat islam girang gembira, sekalipun hartanya habis, kini mereka muram dan kecewa,
yang mereka inginkan dan cita-citakan sejak berpuluh tahun. Mengapa keadaan berubah demikian? Kita takkan dapat memberikan jawab
atas pertanyaan itu dengan satu atau dua perkataan saja. Semuanya harus
ditinjau kepada perkembangan dalam Partai Bulan Bintang itu sendiri.
Yang dapat kita saksikan ialah beberapa
anasir dalam masyarakat sekarang ini, di antaranya: Semua orang menghitung pengorbanannya,
dan minta dihargai. Sengaja ditonjol-tonjolkan kemuka apa yang telah
dikorbankannya itu, dan menuntut supaya dihargai oleh masyarakat. Dahulu,
mereka berikan pengorbanan untuk masyarakat dan sekarang dari masyarakat itu
pula mereka mengharapkan pembalasannya yang setimpal. Sekarang timbul penyakit bakhil. Bakhil
keringat, bakhil waktu, dan merajalela sifat serakah. Orang bekerja tidak
sepenuh hati lagi. Orang sudah keberatan memberikan keringatnya sekalipun untuk
tugasnya sendiri. Segala kekurangan dan yang dipandang tidak sempurna,
dibiarkan begitu saja. Tak ada semangat dan keinginan untuk memperbaikinya.
Orang sudah mencari untuk dirinya sendiri, bukan mencari cita-cita yang di luar
dirinya. Lampu cita-citanya sudah padam kehabisan minyak, programnya sudah
tamat, tak tahu lagi apa yang akan dibuat!… ””Saudara baru berada di tengah
arus, tetapi sudah berasa sampai di tepi pantai. Dan lantaran itu tangan
saudara berhenti berkayuh, arus yang deras akan membawa saudara hanyut kembali,
walaupun saudara menggerutu dan mencari kesalahan di luar saudara. Arus akan
membawa saudara hanyut, kepada suatu tempat yang tidak saudara ingini… Untuk
ini perlu saudara berdayung. Untuk ini saudara harus berani mencucurkan
keringat. Untuk ini saudara harus berani menghadapi lapangan perjuangan yang
terbentang di hadapan saudara, yang masih terbengkelai… Perjuangan ini
hanya dapat dilakukan dengan enthousiasme yang berkobar-kobar dan dengan
keberanian meniadakan diri serta kemampuan untuk merintiskan jalan dengan cara
yang berencana.” ( Petikan Mohammad Natsir )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar