Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Perputaran Kesehatan akan diperoleh dengan beberapa hal:
1. Dengan hifzhul quwwati (menjaga kekuatan)
2. Dengan himyatu ‘anil mu’dzi (melindungi dari perkara yang bisa menyakiti)
3. Dengan istifraghul mawadil fasidah (menghilangkan unsur-unsur yang rusak)
1. Dengan hifzhul quwwati (menjaga kekuatan)
2. Dengan himyatu ‘anil mu’dzi (melindungi dari perkara yang bisa menyakiti)
3. Dengan istifraghul mawadil fasidah (menghilangkan unsur-unsur yang rusak)
Apabila ini telah diketahui, maka qalbu
membutuhkan kepada perkara yang bisa menjaga kekuatannya, yaitu keimanan
dan perbuatan ketaatan. Dan qalbu juga membutuhkan perlindungan dari
perkara-perkara yang bisa menyakiti dan membahayakannya, yaitu
menjauhkan diri dari dosa-dosa dan maksiat-maksiat serta menjauhkan diri
dari berbagai penyimpangan. Dan dihilangkan pula dari qalbu segala
unsur yang rusak daripadanya, yaitu dengan taubat nashuha dan memohon
ampun kepada Dzat Yang Maha Mengampuni dosa-dosa.
Sakitnya qalbu adalah dengan sebuah jenis kerusakan yang menimpanya
padanya, sehingga merusak qalbu yakni merusak pandangannya dan
keinginannya terhadap al haq (kebenaran). Maka ia tidak bisa melihat
kebenaran sebagai kebenaran, atau yang ia lihat berbeda dengan yang
sebenarnya, atau ia kurang bisa menangkap al haq (kebenaran), dan
rusaklah keinginannya terhada al haq. Maka ia akan membenci al haq yang
sebenarnya bermanfaat atau ia akan mencintai kebathilan yang justru
sebenarnya membahayakan atau bahkan keduanya (yakni membenci al haq dan
mencintai kebathilan) akan berkumpul padanya. Dan inilah dampak yg
paling dominan.
Oleh karena inilah penyakit yang menimpa qalbu terkadang ditafsirkan
dengan keraguan dan kebimbangan sebagaimana dikatakan oleh Mujahid dan
qatadah tentang firman Allah Ta’ala,
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
“Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan
bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Al Baqarah:
10)
Makna “Dalam hati mereka ada penyakit,” yakni keraguan.
Makna “Dalam hati mereka ada penyakit,” yakni keraguan.
Dan terkadang penyakit yang menimpa qalbu ditafsirkan dengan syahwat zina sebagaimana ditafsrikan dari firman Allah Ta’ala,
فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ
“Sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Al Ahzab: 32)
Maka jenis penyakit yang menimpa qalbu: Pertama adalah penyakit
syubhat (kerancuan dalam agama), Kedua adalah penyakit Syahwat (nafsu).
[Disalin dari kitab Ighatsatul Lahafan min Mashaidisy Syaithan, Karya Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar