Allah juga berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan
melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa
yang menghinakan. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin
dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya
mereka Telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. Al Ahzab 57-58).
Kaum muslimin rahimakumullah,
Setelah kalah opini dengan gagalnya konser artis setan Gaga di GBK 3 Juni lalu, kaum anti Islam melempar isu “intoleransi” terhadap minoritas. Mereka laporkan kasus GKI Yasmin dan aliran Nabi Palsu Ahmadiyah kepada sidang Dewan HAM PBB di Geneva.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Belum cukup, melalui mulut Nurul Arifin, artis yang anggota DPR, nyinyir meminta Mendagri di DPR batalkan Perda Jilbab di Tasikmalaya dengan dalih perda itu diskriminatif dan bertentangan dengan Pancasila. Jangan biarkan kelompok intolerans membuat perda syariah dan polisi syariah seenaknya, begitu kira-kira kata artis yang antara tampilan dengan makna namanya sangat bertentangan. Nurul pura-pura tidak tahu bahwa Jilbab perintah Allah SWT, Allah Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa di dalam Al Quran Surat Al Ahzab 59 kepada para wanita muslimat untuk kebaikan mereka.
Apakah Nurul berani mengatakan bahwa yang menurunkan Al Quran itu bukan Tuhan Yang Maha Esa yang diakui sebagai dasar Negara ini? Juga Nurul pura-pura tidak tahu bahwa perda itu bukan buatan FPI atau ormas-ormas Islam yang kerap disebut kelompok intolerans. Perda Syariah di Bulukumba dibuat oleh rezim Golkar, partai Nurul.
Juga perda syariah antimiras di Indramayu dibuat di zaman tokoh Golkar Jawa Barat, Kang Yance, sebagai Bupati Indramayu. Pernyataan ngawur Nurul itu akan mengurangi elektabilitas Kang Yance dalam Pilgub Jawa Barat. Padahal kampanye Yance: “Bersama ulama akan menjadikan Jawa Barat propinsi religious”.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Di tengah serbuan opini memojokkan Islam, Allah SWT membongkar makar mereka dengan laporan seorang pembaca di harian Republika baru-baru ini tentang buku yang menyebut Nabi Muhammad saw sebagai perampok! Jelas ini sikap yang sangat tidak toleran. Belum pernah umat Islam melakukan hal seperti itu kepada mereka. Bahkan apa yang mereka sebut intolerans terhadap gereja selama ini juga tidak benar. Sebagai contoh, di sekitar Markas FPI di Petamburan Jakarta ada tiga gereja yang tidak pernah diganggu oleh FPI. Kalau tuduhan mereka benar, pasti tiga gereja itu sudah dirobohkan.
Serangan terhadap Nabi Muhammad saw di tengah umat Islam Indonesia menunjukkan sikap tak punya perasaan toleran sama sekali dan sekaligus menunjukkan sikap arogan dari kaum minoritas yang sangat keterlaluan. Penerjemah, editor, dan siapa saja yang membaca buku terjemahan karangan Douglas Wilson, 5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia yang diterbitkan Gramedia dengan ISBN-9789792280821 yang tidak mencegah buku tersebut diterbitkan dan dipasarkan secara terbuka melalui Jaringan Toko Buku Gramedia sungguh tidak punya rasa toleran dan sangat memandang remeh umat Islam Indonesia.
Douglas Wilson, pastur dari Moskow itu, mungkin merasa aman karena Islam minoritas di Rusia. Di masa Stalin jutaan muslim dibunuh. Namun menyebarkan tulisan Wilson yang menyerang Nabi Muhammad saw. secara kasar di Indonesia adalah kebodohan dan kesombongan luar biasa. Apakah mereka sudah lupa kasus Arswendo Pimred Tabloid Monitor yang juga masuk dalam Kelompok Kompas Gramedia(KKG)? Wendo membuat survey akal-akalan menempatkan Soeharto sebagai tokoh nomor satu jauh mengungguli Nabi Muhammad saw. yang ditempatkan di nomor 11. Arswendo dibui lima tahun. Penerbitan terjemahan buku Wilson ini jauh lebih menusuk ulu hati umat Islam Indonesia!
Apalagi buku Wilson itu tidak obyektif, menyembunyikan sejarah kota Madinah yang pernah menaklukkan Rumawi dan Persia, lalu kejayaan Baghdad yang telah menyelamatkan bahkan mengembangkan ilmu pengetahuan Yunani, dan kota-kota Andalusia yang menjadi tempat belajar para mahasiswa Eropa menjelang renaissance seperti Sevilla, Cordova, dan Granadha. Apa Wilson tidak tahu pengaruh Ibnu Rusyd (Averroes) dan Ibnu Sina (Avicenna) kepada kemajuan Barat? Juga Istambul yang menjadi adidaya selama ratusan tahun sebelum London? Siapa yang mempengaruhi semua itu kalau bukan Muhammad saw. yang dia nistakan sebagai perampok? Mustahil dia tidak tahu. Tapi dalam rangka pengkerdilan terhadap Islam dan umat Islam dia lakukan serangan kasar itu.
Sayang KKG yang didirikan Jacob Oetama menerbitkan terjemahan yang tidak layak beredar di Indonesia itu. Padahal itu jelas merupakan hal menyakiti Allah dan Rasul-Nya dan sekaligus umat Islam, yang pasti akan mendapatkan laknat dari Allah SWT. Bahkan di masa Rasulullah saw. orang yang menyakiti Rasulullah dihukum mati. Menurut Imam Ibnu Taimiyyah, orang non muslim yang menista Nabi Muhammad dihukum mati, kecuali dia bertobat dan masuk Islam.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Bagi umat Islam, banyaknya serangan kepada Islam seharusnya menyadarkan mereka bahwa hari ini bukan saatnya tidur nyenyak. Dan kewajiban umat adalah membela kehormatan Rasulullah saw. dan menolong agama Allah SWT. Dia SWT berfirman: Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad 7).
Baarakallahu lii walakum…
Kaum muslimin rahimakumullah,
Setelah kalah opini dengan gagalnya konser artis setan Gaga di GBK 3 Juni lalu, kaum anti Islam melempar isu “intoleransi” terhadap minoritas. Mereka laporkan kasus GKI Yasmin dan aliran Nabi Palsu Ahmadiyah kepada sidang Dewan HAM PBB di Geneva.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Belum cukup, melalui mulut Nurul Arifin, artis yang anggota DPR, nyinyir meminta Mendagri di DPR batalkan Perda Jilbab di Tasikmalaya dengan dalih perda itu diskriminatif dan bertentangan dengan Pancasila. Jangan biarkan kelompok intolerans membuat perda syariah dan polisi syariah seenaknya, begitu kira-kira kata artis yang antara tampilan dengan makna namanya sangat bertentangan. Nurul pura-pura tidak tahu bahwa Jilbab perintah Allah SWT, Allah Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa di dalam Al Quran Surat Al Ahzab 59 kepada para wanita muslimat untuk kebaikan mereka.
Apakah Nurul berani mengatakan bahwa yang menurunkan Al Quran itu bukan Tuhan Yang Maha Esa yang diakui sebagai dasar Negara ini? Juga Nurul pura-pura tidak tahu bahwa perda itu bukan buatan FPI atau ormas-ormas Islam yang kerap disebut kelompok intolerans. Perda Syariah di Bulukumba dibuat oleh rezim Golkar, partai Nurul.
Juga perda syariah antimiras di Indramayu dibuat di zaman tokoh Golkar Jawa Barat, Kang Yance, sebagai Bupati Indramayu. Pernyataan ngawur Nurul itu akan mengurangi elektabilitas Kang Yance dalam Pilgub Jawa Barat. Padahal kampanye Yance: “Bersama ulama akan menjadikan Jawa Barat propinsi religious”.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Di tengah serbuan opini memojokkan Islam, Allah SWT membongkar makar mereka dengan laporan seorang pembaca di harian Republika baru-baru ini tentang buku yang menyebut Nabi Muhammad saw sebagai perampok! Jelas ini sikap yang sangat tidak toleran. Belum pernah umat Islam melakukan hal seperti itu kepada mereka. Bahkan apa yang mereka sebut intolerans terhadap gereja selama ini juga tidak benar. Sebagai contoh, di sekitar Markas FPI di Petamburan Jakarta ada tiga gereja yang tidak pernah diganggu oleh FPI. Kalau tuduhan mereka benar, pasti tiga gereja itu sudah dirobohkan.
Serangan terhadap Nabi Muhammad saw di tengah umat Islam Indonesia menunjukkan sikap tak punya perasaan toleran sama sekali dan sekaligus menunjukkan sikap arogan dari kaum minoritas yang sangat keterlaluan. Penerjemah, editor, dan siapa saja yang membaca buku terjemahan karangan Douglas Wilson, 5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia yang diterbitkan Gramedia dengan ISBN-9789792280821 yang tidak mencegah buku tersebut diterbitkan dan dipasarkan secara terbuka melalui Jaringan Toko Buku Gramedia sungguh tidak punya rasa toleran dan sangat memandang remeh umat Islam Indonesia.
Douglas Wilson, pastur dari Moskow itu, mungkin merasa aman karena Islam minoritas di Rusia. Di masa Stalin jutaan muslim dibunuh. Namun menyebarkan tulisan Wilson yang menyerang Nabi Muhammad saw. secara kasar di Indonesia adalah kebodohan dan kesombongan luar biasa. Apakah mereka sudah lupa kasus Arswendo Pimred Tabloid Monitor yang juga masuk dalam Kelompok Kompas Gramedia(KKG)? Wendo membuat survey akal-akalan menempatkan Soeharto sebagai tokoh nomor satu jauh mengungguli Nabi Muhammad saw. yang ditempatkan di nomor 11. Arswendo dibui lima tahun. Penerbitan terjemahan buku Wilson ini jauh lebih menusuk ulu hati umat Islam Indonesia!
Apalagi buku Wilson itu tidak obyektif, menyembunyikan sejarah kota Madinah yang pernah menaklukkan Rumawi dan Persia, lalu kejayaan Baghdad yang telah menyelamatkan bahkan mengembangkan ilmu pengetahuan Yunani, dan kota-kota Andalusia yang menjadi tempat belajar para mahasiswa Eropa menjelang renaissance seperti Sevilla, Cordova, dan Granadha. Apa Wilson tidak tahu pengaruh Ibnu Rusyd (Averroes) dan Ibnu Sina (Avicenna) kepada kemajuan Barat? Juga Istambul yang menjadi adidaya selama ratusan tahun sebelum London? Siapa yang mempengaruhi semua itu kalau bukan Muhammad saw. yang dia nistakan sebagai perampok? Mustahil dia tidak tahu. Tapi dalam rangka pengkerdilan terhadap Islam dan umat Islam dia lakukan serangan kasar itu.
Sayang KKG yang didirikan Jacob Oetama menerbitkan terjemahan yang tidak layak beredar di Indonesia itu. Padahal itu jelas merupakan hal menyakiti Allah dan Rasul-Nya dan sekaligus umat Islam, yang pasti akan mendapatkan laknat dari Allah SWT. Bahkan di masa Rasulullah saw. orang yang menyakiti Rasulullah dihukum mati. Menurut Imam Ibnu Taimiyyah, orang non muslim yang menista Nabi Muhammad dihukum mati, kecuali dia bertobat dan masuk Islam.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Bagi umat Islam, banyaknya serangan kepada Islam seharusnya menyadarkan mereka bahwa hari ini bukan saatnya tidur nyenyak. Dan kewajiban umat adalah membela kehormatan Rasulullah saw. dan menolong agama Allah SWT. Dia SWT berfirman: Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad 7).
Baarakallahu lii walakum…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar