Kisruh koalisi semakin menarik. Gokar yang sempat merasa terancam, pasang kuda-kuda. Tampaknya, sadar dengan posisi strategisnya minta tambah jatah bukan sesuatu yang aneh.
Sementara itu, PDI-P yang digadang-gadang menggantikan posisi Golkar, lewat Ketumnya, tegas-tegas menolak gabung. Dan si penggadang cuma bisa mringis!(mang enak? Sukurin!!!!)
Celakanya, PKS yang berpotensi kuat didepak malah masa bodoh. Bahkan seolah menantang untuk segera dieksekusi. Kenapa? Agaknya, bila benar didepak, PKS akan memanfaatkannya untuk membesarkan diri dengan mengambil strategi pencitraan. Maka, mereka gembar-gembor bahwa PKS hanya korban kegagalan PD mengelola koalisi. Bila ini benar terjadi, bisa jadi PD akan habis apalagi dengan track record PD belakangan ini.
Kan masih ada Gerindra? Halah....apa yang bisa diharapkan dari Gerindra dengan kursi yang sejumput itu? Benar kemarin itu mereka memang menentukan, tetapi bisa jadi lain untuk masa depannya.
Lantas, apakah 'geraman' kemarin itu soal akan ada evaluasi(penceraian) partai koalisi oleh si bos tidak akan terlaksana? he..he...kalau iya, berarti akan semakin merendahkan martabat si bos. Berbagai label yang tersandang seakan mendapat klarifikasi langsung dari penyandangnya. Hopo tumon?
Jadi, ibaratnya, si bos sekarang sedang asyik menikmati buah si malakam. Itu,buah yang menjadi pantangan semua orang. Anehnya, si bos kok ya mau-maunya 'ngopeni' buah yang kayak gitu. Memangnya gak ada buah lain yang lebih ajip? He..he....saya nggak ikut-ikut dah! Makan tuh simalakama!c Ajip, kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar