Waw, NH Studi Banding
Hobby melakukan Studi banding ternyata bukan hanya milik para anggota dewan, penyakit kalangan elite yang sering diributkan oleh publik ini ternyata juga menghinggapi Nurdin Halid sang ketua umum PSSI. Sebagaimana diberitakan oleh berbagai media bahwa Nurdin bersama para anggota PSSI melakukan studi banding ke beberapa negara Eropa, seperti Belanda, Spanyol dan Inggris. Studi banding ini bertujuan untuk melakukan komparasi pengelolaan liga, setidak-tidaknya itulah klaim dari pengurus PSSI. Apa iya ?
Seberapa pentingkah studi banding yang dilakukan oleh Nurdin bersama rombongan tersebut, apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut, jika itu penting kenapa dilakukan dipenghujung priode kepengurusannya, kenapa tidak dilakukan dimasa awal dari priode kepengurusannya, sehingga apa yang diperoleh dari luar negeri itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pemacu prestasi sepakbola kita. Ternyata kegiatan yang mencengangkan banyak orang itu dilakukannya pada ahir masa jabatannya, bahkan ditengah maraknya aksi penolakan terhadap pencalonan Nurdin sebagai ketua umum. Jadi sangat logis jika kegiatan tersebut dianggap sebagai akal-akalan Nurdin dalam memenuhi harapannya untuk menduduki kembali jabatannya untuk yang ketiga kalinya.
Kongres PSSI sendiri akan dilaksanakan dua kali. Yang pertama dilaksanakan di Pekanbaru dan dijadwalkan pada 26 Maret mendatang guna memilih Komite Pemilihan dan Komite Banding. Sementara untuk pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan Komite Eksekutif akan dilakukan pada 29 April nanti. Melihat dekatnya jadwal Kongres dengan kegiatan studi banding itu maka paling tidak ada 2 kemungkinan yang ada dalam pikiran Nurdin. Pertama menggunakan kesempatan studi banding itu untuk tetap bercokol dikursi ketua umum, kedua Nurdin sudah memperhitungkan bahwa dirinya tidak mungkin terpilih kembali, sehingga dana yang tersimpan di kas PSSI harus dihabiskan, dinikmati untuk kepentingan jalan-jalan bersama koleganya keluar negeri.
Akan halnya alasan sebagian pengurus PSSI untuk melakukan komparasi pengelolaan liga hanyalah isapan jempol belaka, lebih jauh coba simak pernyataan Menpora Andi Mallarangeng, yang dengan lantang mengatakan studi banding yang dilakukan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, bersama para anggota klub ke Eropa sebagai langkah yang kurang tepat karena takkan menyumbang kemajuan prestasi apa pun bagi sepak bola Indonesia.
Sudahlah miskin prestasi, masih mau studi banding pula dan jika tidak mampu melahirkan prestasi olah raga, untuk apa melakukan studi banding, kecuali jika kita memang ingin menghambur-hamburkan dana olahraga untuk kepentingan sekelompok orang dengan cecunguknya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar