Taufiq Kiemas Kecipratan Proyek Jakarta ORR
Posted by K@barNet pada 13/03/2011
Media The Age menulis kasus dugaan korupsi yang menyeret Kiemas itu terkait proyek-proyek infrastruktur. Menurut The Age, Kiemas diyakini telah diuntungkan oleh sejumlah proyek seperti proyek Jakarta Outer Ring Road senilai US$2,3 miliar.
The Age juga menyebut Kiemas diuntungkan oleh proyek jalur kereta api double track dari Merak sampai Banyuwangi, Jawa Timur, senilai US$2,4 miliar. Tidak hanya itu, Kiemas juga disebut terkait kasus jalur trans Kalimantan senilai US$2,3 miliar, dan proyek trans Papua yang nilainya mencapai US$1,7 miliar.
The Age juga menyebut Kiemas diuntungkan oleh proyek jalur kereta api double track dari Merak sampai Banyuwangi, Jawa Timur, senilai US$2,4 miliar. Tidak hanya itu, Kiemas juga disebut terkait kasus jalur trans Kalimantan senilai US$2,3 miliar, dan proyek trans Papua yang nilainya mencapai US$1,7 miliar.
Menurut The Age, Wikileaks menulis tak lama setelah menjadi presiden pada 2004, Yudhoyono turut campur dalam penanganan sebuah kasus yang melibatkan Taufiq Kiemas. Kiemas dituding menggunakan pengaruh istrinya sebagai Ketua Umum PDIP untuk melindunginya dari tuntutan hukum berkaitan dengan sebuah kasus, yang disebut diplomat AS dalam laporannya sebagai “korupsi yang melegenda selama kepemimpinan istrinya sebagai presiden.”
Terkait tudingan ini, PDI Perjuangan menilai informasi yang dibocorkan Wikileaks sangat diragukan kebenarannya. PDI Perjuangan menyerahkan agar pemerintah merespons penuh pemberitaan yang juga menyeret Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Kami meragukan kebenarannya,” kata salah satu Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, Arif Budimanta, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Jumat 11 Maret 2011.
Arif mendesak pemerintah harus merespons resmi atas pemberitaan itu. Bagi PDI Perjuangan, kata Arief, semua informasi bocoran Wikileaks itu harus diklarifikasi terkait soal apa saja. PDI Perjuangan menilai pemberitaan bocoran Wikileaks itu bak isu perombakan kabinet atau reshuffle dan evaluasi koalisi.
“Menurut kami, tidak ada hal aneh saat Ibu Mega (menjadi Presiden). Buat apa direspons serius. Kami serahkan kepada pemerintah. Itu kan juga mengenai hubungan kedua negara, penyikapan diplomatik,” ujar politisi yang juga Ketua Megawati Institute ini. [kn/vivaNews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar