Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Kamis, 24 Maret 2011

DIGEMPUR PASUKAN KOALISI, RATUSAN WARGA SIPIL TEWAS



Tripoli – Serangan udara negara-negara koalisi barat yang terus genjar kelakukan penyerangan telah menewaskan warga sipil di Libya. Pemerintah Libya mengklaim, serangan yang sudah berlangsung selama 5 hari tersebut sudah menewaskan hampir 100 warga sipil. Pemerintah barat dituduh berada dibalik para pemberontak di Libya.
“Apa yang terjadi sekarang adalah pemerintah Barat berjuang di sisi para pemberontak. Ini tidak diizinkan oleh resolusi PBB,” ujar juru bicara Pemerintah Libya, Mussa Ibrahim seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (24/03).
Ibrahim mengungkapkan, jumlah warga sipil yang menjadi korban serangan udara sekutu sudah mendekati angka seratus. Tetapi para pejabat militer Barat menyangkal adanya warga sipil yang tewas dalam kampanye untuk menegakkan zona larangan terbang di Libya untuk melindungi warga sipil dari pasukan pemerintah.
“Kami hanya menanggapi serangan udara, yang merupakan hak kita. Dan pemberontak di timur adalah menyerang tentara kita dari serangan udara,” jelas Ibrahim.
Libya kini digempur pasukan internasional yang merasa mendapat legitimasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang disahkan pada Kamis (17/03) lalu.
Resolusi 1973 DK PBB disahkan ketika kekerasan dikabarkan terus berlangsung di Libya dengan laporan-laporan mengenai serangan udara oleh pasukan Moamer Kadhafi, yang membuat marah Barat.
Selama beberapa waktu hampir seluruh wilayah negara Afrika utara itu terlepas dari kendali Kadhafi setelah pemberontakan rakyat meletus di kota pelabuhan Benghazi pada pertengahan Februari. Namun, kini pasukan Kadhafi dikabarkan telah berhasil menguasai lagi daerah-daerah tersebut.
Sementara itu, Salah satu okoh Partai Demokrat di Kongres Amerika Serikat mengingatkan Presiden Barack Obama soal kemarahan rakyat AS jika serangan atas Libya berkepanjangan hingga tiga pekan atau lebih.
“Akan ada lebih dari sekadar kepedulian. Akan ada kecemasan, mungkin kemarahan,” kata Senator dari Partai Demokrat, Sherrod Brown, Kamis (24/3/2011).
Brown dalam wawancara dengan televisi MSNBC menyatakan, Obama perlu menghadapi dan memberitahu bangsa dan Kongres soal seperti apa akhir serangan itu dan bagaimana menghentikannya.
Tapi, seorang anggota parlemen dari Ohio, salah satu lumbung suara Demokrat, memuji Obama setinggi langit. “Saya pikir presiden bergerak hati-hati. Saya pikir ia membawa negara lain bergabung, yang sangat penting. Saya pikir tekadnya tidak ada pasukan darat dan jangka pendek juga sangat, sangat penting,” katanya.
Namun, Brown menyatakan, pasukan AS terlalu berat, dengan mengutip perang di Irak dan Afghanistan, gerakan di Libya, dan upaya kontra-terorisme, termasuk serangan pesawat tanpa awak di Pakistan, dan itu semua menjadi keprihatinan anggota parlemen.
“Jadi, saya berharap presiden memikirkan ini lebih baik daripada presiden sebelumnya dalam berurusan dengan Timur Tengah dan dunia Arab, dan itu mengapa saya rasa penting ia menghadapi bangsanya,” kata Brown.
Senator itu juga memuji Ketua DPR dari Partai Republik John Boehner, yang mengirim surat kepada Obama minta penjelasan rinci tentang kebijakan, siasat dan tolok ukur AS untuk keberhasilan dalam gerakan di Libya.
“Itu pertanyaan sah. Saya pikir itu secara umum pertanyaan tepat. Saya pikir itu yang ditanyakan orang, yang ditanyakan pengulas, yang ditanyakan rakyat, dan yang ditanyakan Kongres,” kata Brown.
“Saya berharap presiden menjawab dengan rinci, mungkin tidak sebanyak pertanyaan Boehner, tapi itulah yang perlu ia lakukan,” katanya.
Wakil rakyat dari Demokrat, George Miller, sekutu dekat pemimpin kelompok kecil DPR dari Demokrat Nancy Pelosi, menuduh Obama tidak berembuk dengan anggota parlemen dan bertindak di luar wewenang hukumnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar