Puncak Konfrontasi Terhadap Setan
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyebut tugas para tentara tanpa nama atau pejuang Imam Mahdi sebagai tugas ilahi dan suci.
Pernyataan itu disampaikan Ahmadinejad di hadapan para pegawai Departemen Intelejen.
"Departemen Intelejen harus paling solid, koordinatif, tangguh dan fleksibel dibanding instansi-instansi lainnya, " tegas Ahmadinejad dalam pidatonya.
Dalam kesempatan itu, Ahmadinejad juga mengucapkan selamat atas hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad Saw. Seraya menyebut para personel Departemen Intelejen sebagai personel yang paling revolusioner di negara ini, Ahmadinejad mengatakan, "Kini, Departemen Intelejen Republik Islam Iran merupakan instansi terbersih."
Lebih lanjut Ahmadinejad menyebut pemerintahan global yang berlandaskan sistem ketauhidan dan keadilan sebagai tujuan utama penciptaan manusia. Dikatakannya, "Sepanjang sejarah, syetan selalu berhadapan dengan kerja keras para nabi dan kaum saleh. Masa kita saat ini adalah puncak peperangan antara manusia dan syetan. Kini, syetan-syetan berwujud negara-negara arogan."
"Naluri manusia itu adalah suara Tuhan dan langit. Saat pemikiran manusia dan aspek-aspek eksistensinya dibatasi dengan materi, manusia saat itu akan hancur, " jelas Ahmadinejad.
Ahmadinejad juga menilai arogansi, penindasan dan pembantaian hakekat manusia sebagai hasil pemikiran kapitalisme. Dikatakannya, "Demokrasi Liberal muncul dari perang kekuasaan dan harta. Front antara AS dan Republik Islam Iran dapat disebut sebagai puncak konfrontasi antara prinsip ketauhidan dan syetan."
Ahmadinejad yang juga Ketua Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran mengatakan, "Seluruh keburukan sejarah terjelma pada negara-negara arogan." Presiden Republik Islam Iran menambahkan, "Kejahatan dan kriminalitas yang dilakukan negara-negara arogan, tidak tertandingi dalam sepanjang sejarah. Saat ini, pembantaian dan aksi teror terbanyak yang berlindung di balik bendera hak-hak asasi manusia, ada di tangan negara-negara arogan itu."
"Dengan munculnya Revolusi Islam Iran, pemikiran materialis dan marksis tersungkur. Alhamdulillah, pemikiran kapitalisme yang digagas oleh Rezim Zionis Israel, juga telah berakhir."
Menurut Ahmadinejad, invasi AS dan pengerahan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di kawasan, hanya bertujuan menyelamatkan sistem demokrasi liberal dan pemikiran kapitalis.
Lebih lanjut Ahmadinejad menyebut Peristiwa 11 September sebagai kebohongan besar untuk menyerang Afghanistan dengan alasan memerangi terorisme. Ahmadinejad juga menyinggung penangkapan gembong teroris Abdul Malik Rigi oleh pasukan tanpa nama atau pejuang Imam Mahdi as, dan mengatakan, "
Penangkapan gembong teroris ini adalah bukti kehinaan badan intelejen AS, Inggris dan Rezim Zionis Israel. (ir/mj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar