Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Rabu, 30 Maret 2011

PBB Ingin Gabung ke PPP


PBB Ingin Gabung ke PPP
Ketua Majelis Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra - inilah.com
Headline
INILAH.COM, Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sepertinya akan mendapatkan 'kekuatan' baru. Partai Bulan Bintang (PBB) sedang dijajaki untuk dirangkul.

Ketua Majelis Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra mengatakan PBB sedang mencoba untuk berunding dengan PPP. Yusril ingin partai Islam bergabung dan memperkuat kekuatan politiknyan untuk menghadapi Pemilu 2014.

"PBB mencoba diadakan perundingan soal gabung dengan PPP agar kekuatan politik yang bisa memberikan harapan ke depan," ucap Yusril di Jakarta, Rabu (30/3/2011).

Jika PBB tidak jadi melebur dengan PPP, Yusril mengatakan tidak masalah. Ia yakin PBB bisa lolos verifikasi dan ikut Pemilu 2014. [bar]

Jemaah Ahmadiyah di Garut Bertobat - nasional.inilah.com

Jemaah Ahmadiyah di Garut Bertobat - nasional.inilah.com

PBB Disarankan Melebur ke PKS
Headline

INILAH.COM, Jakarta- Partai Bulan Bintang (PBB) disarankan segera melebur dengan partai politik besar. Sebagaimana yang dilakukan Partai Bintang Reformasi (PBR) memilih melebur dengan Partai Golkar.

Saran ini dikemukakan Peneliti Senior Indo Barometer Abdul Hakim saat dihubungi INILAH.COM Minggu (4/7). Menurutnya, partai yang cocok menampung PBB adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Mungkin partai yang segaris dengan PBB secara ideologis adalah PKS, mengapa PBB tidak memilih melebur dengan PKS yang sama-sama berasas Islam," ujar Abdul Hakim.

Abdul Hakim menilai tidak logis jika PBB bersikukuh berdiri sendiri menghadapi Pemilu 2014. Pasalnya, persyaratan Parliamentary Treshold (PT) sebesar 5 persen sangatlah bera. 

"Tidak logis kalau PBB masih ngotot ingin berdiri sendiri, dasar pemikirannya tidak relevan. Apalagi kondisi elit-elitnya saat ini dirundung berbagai masalah," terang Abdul Hakim.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Sekjen DPP PBB Sahar L Hassan mengatakan partainya tidak akan mengikuti langkah PBR yang melebur dengan Partai Golkar. Sahar mengatakan, PBB tidak akan bersedia melebur dengan partai manapun. 

"Keputusan muktamar, kita maju sendiri, siapa pun yang menawar, kita tetap punya pendirian," tuturnya,

Bulan Bintang Ikutan Kecam Agresi Israel
INILAH.COM, Jakarta - Tak mau kalah dengan partai tetangga PKS yang menentang agresi militer Israel, DPP Partai Bulan Bintang pimpinan Yusril Ihza Mahendra mengeluarkan 5 pernyataan sikap terkait penyerangan Israel ke Palestina.

"Kami mengutuk sekeras-kerasnya atas kebiadaban Israel yang telah tidak saja melanggar prinsip kedaulatan Negara Palestina, tetapi juga telah menewaskan 402 orang warga Gaza," kata Sekjen DPP PBB Sahar L Hassan dalam acara siaran pers DPP PBB tentang agresi Israel ke Palestina di Kantor DPP PBB, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (2/1).

PBB juga menuntut Dewan Keamanan PBB untuk mengeluarkan resolusi baru, berupa pemberian sanksi seberat-beratnya kepada Israel untuk menghentikan serangan-serangannya kepada masyarakat Palestina.

Keluarga besar PBB se-Indonesia dan sejumlah perwakilan di luar negeri, lanjut Sahar, menyatakan siap menggalang bantuan kemanusiaan dan dana untuk masyarakat Palestina agar lebih mampu mempertahankan kedaulatan rakyat.

PBB juga menyerukan keluarga besar PBB se-Indonesia dan sejumlah perwakilan di luar negeri untuk turut berduka cita sedalam-dalamnya dan mengibarkan bendera Bulan Bintang setengah tiang di semua rumah atau lingkungan besar PBB.

"Menyerukan kepada seluruh umat Islam sedunia untuk melakukan Qunut Nazilah untuk keselamatan dan keamanan masyarakat Palestina," cetus Sahar. [nng]

Ketika Politisi PKS Baca Al Kitab Mathius


Nasir Djamil
Ketika Politisi PKS Baca Al Kitab Mathius
Nasir Djamil - 
Headline
INILAH.COM, Jakarta - Niat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai terbuka tampaknya benar-benar terinternalisasi ke kader-kadernya. Salah satunya yang terjadi pada politikus PKS Nasir Djamil. Tak segan, ia menyitir al-Kitab Mathius.

Peristiwa itu terjadi saat pembacaan pandangan-pandangan fraksi-fraksi di Komisi Hukum DPR terhadap RUU Peradilan Anak, Senin (28/3/2011). Nasir Djamil sebagai Juru Bicara Fraksi PKS menyampaikan pokok pikiran Fraksi PKS, sempat mengutip al-Kitab Mathius. "Perlakuan terhadap anak-anak menjadi cerminan kesetiaan umat Kristiani terhadap Tuhan sebagaimana dalam Mathius 18 ayat 5," paparnya.

Ketika dikonfirmasi seusai Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi Hukum dengan beberepa menteri seperti Menteri Hukum dan HAM, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nasir mengaku dirinya merupakan sosok inklusif. "Saya ini alumnus IAIN (Ar-Raniry Banda Aceh), menghadirkan Islam Rahmatan Lil 'Alamien," akunya.

Dia menuturkan, produk semua undang-undang harus menginspirasi semua ajaran agama di Indonesia. Penyebutan FPKS terhadap ayat di Mathius, lanjut Nasir, menunjukkan partai ini tidak memikiki pandangan sempit. "Ini bukti kami tidak berpandangan sempit," ujarnya.

Saat usai menjelaskan pandangan Fraksi PKS, Nasir langsung mendapat komentar dari pimpinan sidang yang juga Ketua Komisi Hukum DPR Benny K Harman. Benny menuturkan, sebagai orang Kristiani, dirinya memahami betul tentang Mathius yang dibacakan oleh Nasir Djamil. "Intinya begini, kalau ada anak nakal, tidak boleh dihukum. Begitu pula kalau PKS nakal sedikit, mohon bisa dimaklumi," seloroh Benny yang langsung disambut tawa audiens.

Benny agaknya mau menyindir keberadaan PKS yang dalam Sekretariat Gabungan Koalisi yang kerap berbeda dengan mayoritas partai koalisi. Yang mutakhir dalam usul hak angket pajak, PKS bersama Partai Golkar berbeda pandangan dengan partai koalisi lainnya dengan mendukung usul hak angket pajak.

Senin, 28 Maret 2011

Bila Ada Ego di Hati, Cinta akan Menjauh Pergi


Senin, 28 Maret 2011 
Hidayatullah.com—Jika dua bilah kayu disatukan dengan paku. Dua batu bata disatukan dengan semen. Lalu dua hati di satukan dengan apa? Jawabnya, tak lain dengan iman.
Dua hati yang beriman akan mudah disatukan. Jika dua hati mengingat yang SATU (Allah SWT), pasti mudah keduanya bersatu. Begitulah dua hati suami dan isteri, akan mudah bersatu bila iman di dalam diri masing-masing senantiasa disuburkan.
Bukan tidak pernah terguris. Bukan tidak pernah bertelagah. Tetapi jika di hati sama-sama masih ada AllahAzza wa jalla, perdamaian akan mudah menjelma semula. Yang bersalah mudah meminta maaf dan yang benar mudah memberi maaf. Tidak ada dendam berkepanjangan. Sebab masam cuma sebentar dan pahit hanya sedikit. Itulah yang ditunjuk oleh teladan rumah tangga Rasulullah s.a.w. 
Rasulullah juga pernah ribut… tetapi sekadarnya saja. Ibarat ada gelombang, tetapi cepat-cepat kembali menjadi tenang.

Jika ditanyakan kepada dua hati yang bercinta, siapakah yang lebih cinta pasangannya? Maka jawabnya, siapa yang lebih cintakan Allah, dialah yang lebih mencintai pasangannya. Sebelum berfikir bagaimana mengekalkan cinta berdua, berusahalah terlebih dahulu agar mencintai kepadaNya. Jika kita bersama mencintai yang Maha Kekal, pasti cinta kita akan berkekalan juga.
Jika paku boleh berkarat, semen boleh retak, maka begitulah iman, ia juga akan naik dan menurun. Iman itu ada “virusnya”. Virus iman ialah ego (takabur). Jangan ada takabur, karena cinta pasti hancur. Orang takabur merasa dirinya lebih mulia dan pasangannya lebih hina. Jika demikian, manakah ada cinta? Cinta itu ibarat dua tangan yang saling bersentuhan. Tidak ada tangan yang lebih bersih. Dengan bersentuhan, keduanya saling membersihkan.
“Kau isteri, aku suami”, “Aku ketua, kau pengikutnya”, “Aku putuskan, kau hanya ikut saja”, “Jangan coba-coba menentang!”, begitulah ego dan rasa takabur itu. Akibat takabur,  istri tak berkutik tanpa boleh bersuara. Sedikit bicara saja ia sudah dibentak. Senyap-senyap, isteri menyimpan rasa dendam. Suami ‘disabotase’ dalam diam. Tegur suami, dijawabnya acuh tak acuh. Senyum yang semula bak mawar akhirnya menjadi tawar dan hambar. Perlahan-lahan, jarak hati semakin jauh dan cinta semakin rapuh.
Ada pula isteri yang tak kalah ego.  Tidak jarang meninggikan suara. Kesalahan suami yang sedikit saja bisa menjadi urusan panjang. Anak-anak ditelantarkan dan dapur dibiarkan berserakan.  “Rasakan akibatnya jika berani menentang aku,” bagitu dalam hatinya.
“Mengaku salah tidak sekali. Minta maaf, pantang sekali,” begitu istilah Malaysia bagi orang yang enggan mengaku salah dan tidak mahu meminta maaf.

Karena ego, pasangan suami-istri sering silap di luar batas. Suara yang meninggi, pintu yang di dihempaskan dengan kuat,atau hardikan pada sang isteri di hadapan anak-anak. Ada juga suami yang menghardik isteri di hadapan saudara bahkan tamunya yang datang.  

Para istri juga punya ego. Mungkin karena merasa tidak sekuasa suami, atau tak memiliki keberanian, si isteri menunjukkan egonya dengan bermacam-macam-macam ragam. Mungkin karena tak ada kebaranian berkacak pinggang di depan suami, ia  akan memalingkan badan dan mukanya ketika di tempat tidur.
Alhasil, cuaca rumah tangga menjadi muram. Rumah hanya jadi house tidak jadi home lagi. Tidak ada keceriaan, kehidupan dan manis dan kelembutan lagi. Semuanya bungkam. Ya, rumah (house) hanya sebuah bangungan yang didirikan dari bahan batu, kayu dan semen. Sementara rumah tangga (home) dibina dengan kasih sayang, cinta dan sikap saling menghormati.

Tidak ada rindu yang menanti suami ketika pulang dari bekerja. Tidak ada kasih yang hendak dicurahkan oleh suami kepada isteri yang menanti di rumah. Anak-anak tak lagi memiki kegairahan hidup.
Ingat ego, ingat Allah
Bila ada ego di hati, cinta akan menjauh pergi. Retak akan menjadi belah. Kekadang hati keduanya merintih, mengapa jadi begini? Bukankah antara aku dan dia ada cinta? Mengapa terasa semakin jarak?
Apakah yang perlu aku dan dia lakukan untuk menyemarakkan semula rasa cinta ini. Lalu akal berfikir, berputar-putar mencari ide. “Oh, mari ulangi musim bulan madu yang lalu. Kita susuri pulau, tasik, laut atau lokasi pertemuan kita nan dulu.”
Ah, tapi malang, cuma sebentar. Gurau, senda cuma seketika. Tidak mampu lagi memutar jarum kenangan lama dengan hati yang telah berbeda. Tidak ada lagi tarikan fisikyang ketara. Cumbu berbaur gairah seakan telah terlupa. Bulan madu yang akan diperbaharui tidak menjadi… sebab kedua hati ini telah bercakar lagi. Mereka mencoba memperbaharui lokasi, tanpa memperbaharui hati.

Selagi ada ego, ke mana pun tidak akan menjadi. Jika masih ada ego, yang wangi jadi busuk, yang manis jadi tawar, yang indah jadi hambar.
Ada juga pasangan yang hendak ‘membeli’ cinta. Ingin dibangkitkan kembali rasa cinta dengan mata benda. “Nah, ini kalung emas dan jutaan rupiah  sebagai tanda cinta ku masih pada mu,” kata suami. “Dan ini pula cincin berlian untuk memperbaharui kemesraan kita,” balas si isteri. Masing-masing bertukar hadiah. Semoga dengan barang-barang berharga itu akan mengembalikan cinta.
Namun sayang sekali, sinar emas, cahaya berlian, tidak juga menggamit datangnya cinta. Cinta diundang oleh nur yang ada di hati. Nur itu tidak akan ada selagi ego masih ada di jiwa.
Susurilah cinta yang hilang di jalan iman. Buanglah kerikil ego yang menghalangi. Sebab ego hanya membina tembok pemisah di antara dua hati walaupun fisik masih hidup sebumbung. Mungkin di khalayak ramai, masih tersenyum dan mampu ‘menyamar’ sebagai pasangan yang ideal tetapi hati masing-masing TST (tahu sama tahu), di mana kemesraan sudah tiada lagi.
Pasangan yang begitu, boleh menipu orang lain. Namun, mampukah mereka menipu diri sendiri? Yang retak akhirnya terbelah. Penceraian berlaku. Mereka berpisah. Masyarakat yang melihat dari jauh pelik, mengapa begitu mesra tiba-tiba berpisah? Tidak ada kilat, tidak ada guntur, tiba-tiba ribut melanda. Oh, mereka tertipu. Perpaduan yang mereka lihat selama ini hanyalah sinetron.
Allah membongkar rahasia ini dalam firman-Nya:
“Kamu lihat saja mereka bersatu tetapi hati mereka berpecah.”
Carilah di mana Allah di dalam rumah tangga mu. Apakah Allah masih dibesarkan dalam solat yang kau dirikan bersama ahli keluarga mu? Apakah sudah lama rumah mu telah menjadi pusara akibat kegersangan dzikir dan suara bacaan al-Quran? Apakah sudah luput majelis ilmu yang menjadi tonggak dalam rumah tanggamu? Di mana pesan-pesan iman dan wasiat taqwa yang menjadi penawar ujian kebosanan, kejemuan dan keletihan ini?
Penyakit ego akan senantiasa menimpa jika hati sudah tidak terasa lagi kebesaran Allah. Orang yang ego hanya melihat kebesaran dirinya lalu memandang hina pasangannya. Hati yang ego itu haruslah segera dibasuh kembali dengan rasa bertauhid menelusuri ibadah-ibadah --khususnya melalui shalat, membaca al-Quran, berzikir, bersedekah– dan yang paling penting adalah majelis ilmu.
Allah berfirman:
“Dan berilah peringatan. Sesungguhnya peringatan itu memberi manfaat kepada orang mukmin.” (Adz-Dzariyat ayat 55)
Sedangkan orang mukmin saja perlu diperingatkan, apatah lagi kita yang belum mukmin? Iman itu, seperti yang dimaksudkan hadits, boleh bertmbah dan berkurang. Untuk memastikan ia sentiasa bertahan atau bertambah, hati perlu bermujahadah. Lawan hawa nafsu yang mengajak kepada ketakaburan dengan mengingat bahwa Allah sangat membenci kepada orang yang takabur, walaupun sasaran takabur itu adalah suami atau isteri sendiri.
Bila terasa bersalah, jangan malu mengaku salah. Segeranya mengakuinya dan hulurkan kata meminta maaf. Ular yang menyusur akar tidak akan hilang bisanya. Begitulah suami yang meminta maaf kepada isterinya. Dia tidak akan hilang kewibawaannya bahkan akan bertambah tinggi. Bukankah orang yang merendahkan diri akan ditinggikan Allah derajat dan martabatnya? Lunturkan ego diri dengan membiasakan diri meminta maaf.
Tidak masalah ketika kita rasa kita adalah yang benar, lebih-lebih lagi apabila jika kita yang bersalah.
Ini juga berlaku pada para lelaki. Lelaki yang “tewas” ialah lelaki yang sukar mengaku salah dan senantiasa tidak ingin mengalah. Saat itulah dia telah memiliki salah satu dari tiga ciri takabur, yakni menolak adanya kebenaran.
Akuilah kebenaran walaupun kebenaran itu berada di pihak isteri. Tunduk kepada kebenaran artinya tunduk kepada Allah. Jangan bimbang hanya karena takut dikatakan “laki-laki takut isteri”. Kita hanya takut pada Allah. Sebab Allah sangat membenci orang yang takabur.
Begitu juga isteri. Jika sudah terbukti bersalah, akui sajalah. Dalam pertelagaan antara suami dan isteri, apakah penting siapa yang menang, atau siapa yang kalah? 
Kita berada di dalam gelanggang rumah tangga bukan berada di ruang mahkamah. Kesalahan suami adalah kesalahan kita juga dan begitulah sebaliknya. Rumah tangga wadah segalanya. Perkawinan adalah suatu hubungan, bukan satu persaingan. Andai kita “menang” pun, lantas  apa gunanya? Padahal, kita akan terus hidup bersama, tidur sebantal dan berteduh di bawah naungan yang sama.

Mujahadahlah sekuat-kuatnya menentang ego ini. Bisikan selalu di hati, bahwa Allah selalu mencintai orang yang merendah diri dan Allah sangat membenci orang yang tinggi diri. Pandanglah pasangan kita sebagai sahabat yang paling rapat. Kita dan dia hakikatnya satu. Ya, hati kita masih dua, tetapi dengan iman ia menjadi satu. Bukan satu dari segi bilangannya, tetapi satu dari segi rasa.
Sekali lagi, ingatlah satu hal, hanya dengan iman, takabur akan luntur dan cinta akan subur!. *
Pahrol Mohamad Juoi, penulis dan motivator parenting, tinggal di Malaysia. Tulisan ini diambil dari blog pribadinya

Hikmah: Pemimpin yang Mendengar


Hikmah: Pemimpin yang Mendengar    


Seperti  biasa, Amirul Mukminin Umar bin Khattab RA menunggang keledainya di tengah kota. Selain untuk bertegur sapa dengan sahabat dan rakyatnya, Khalifah juga memeriksa kondisi rakyatnya, menolong orang-orang yang memerlukan, dan mencegah kezaliman terjadi di negerinya.
Hari itu, seorang nenek tiba-tiba menghentikan keledai yang ditumpangi Umar. Nenek itu langsung menceramahinya. "Hei Umar, aku dulu mengenalmu sewaktu kau dipanggil Umair (Umar kecil), yang suka menakuti-nakuti anak-anak di pasar Ukadz dengan tongkatmu. Maka hari-hari pun berlalu hingga kau disebut Umar, dan kini engkau Amirul Mukminin…''

"Maka bertakwalah engkau kepada Allah atas rakyatmu! Barang siapa yang takut akan ancaman Allah maka yang jauh (akhirat) akan terasa dekat. Barang siapa yang takut akan kematian tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, dan barang siapa yang yakin akan al-hisab (hari penghitungan), ia akan menghindari azab (Allah)."

Umar hanya terdiam mendengar perkataan sang nenek tua itu. Tak satu kata pun terucap dari mulutnya. Sampai-sampai Al-Jarud Al-Abidy yang menemani Umar merasa terganggu dengan sikap nenek tua itu. Al-Jarud berkata, "Hei Nenek, Engkau telah berlebihan atas Amirul Mukminin."

"Biarkanlah ia…" cegah Umar Ra kepada Al-Jarud. "Apa engkau tidak mengenalnya? Dialah Khaulah yang perkataannya didengar oleh Allah dari atas tujuh lapis langit maka Umar lebih berhak untuk mendengarnya, tutur Amirul Mukminin.

Bahkan dalam riwayat lain, Umar berkata: "Demi Allah, seandainya ia tidak meninggalkanku sampai malam tiba, aku akan terus mendengarkannya sampai ia menunaikan keinginannya. Kecuali jika datang waktu shalat, aku akan shalat lalu kembali padanya, sampai ia menuntaskan keinginannya."

Umar RA selalu setia mendengarkan keluhan rakyatnya. Amirul Mukminin tak segan-segan untuk memohon maaf jika telah merasa lalai. Ia lalu menuntaskan hajat rakyat yang sudah menjadi kewajibannya. Sebagai Khalifah, ia bahkan pernah memikul sendiri karung gandum dan menyerahkannya pada seorang janda di ujung kota.

Begitulah Umar memberikan keteladanan kepada kita semua. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai pendengaran yang peka terhadap keluhan, bahkan kritikan rakyatnya. Ia menyadari betul, kekuasaannya hanyalah amanah yang harus ia tunaikan kepada para pemiliknya, yaitu rakyat yang dipimpinnya.
 
Khalifah Umar bukanlah tipe pemimpin yang haus sanjungan. Sebab, ia selalu mengingat firman Allah SWT, "Janganlah sekali-kali kamu menyangka, orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih." (Ali Imran: 188)


Teladan Politik Muhammad


Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS al-Ahzab: 40). Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (QS al-Ahzab: 21).

Siapa yang tidak kenal Muhammad SAW, selain beliau sebagai nabi, ia juga kerap disandarkan julukan pemimpin politik (kepala negara). Berbeda dalam posisi beliau sebagai rasul Allah yang terbebas dari kesalahan (ma'shum), sebagai kepala negara beliau bukanlah suprahuman (manusia super) yang tidak memerlukan orang lain. Sahabat menjadi forum musyawarah untuk menentukan keputusan-keputusan politik penting dan strategis negara ketika itu, mulai dari persoalan pajak sampai dengan hubungan antar-Muslim dan non-Muslaim. 

Negara adalah bagian dari urusan dunia yang dalam batas tertentu orang lain lebih tahu dari dirinya. Dengan rendah hati beliau pun mengatakan, "kamu lebih tahu dengan urusan duniamu." Bahkan, pernyataan ini beliau lontarkan di hadapan seorang petani yang ternyata lebih paham tentang persoalan pertanian.

Dalam kenyataannya, jabatan politik yang beliau pegang menjadi sarana strategis bagi upaya implementasi ajaran Islam dan pengembangannya. Sebab, dengan politik inilah beliau bisa mengendalikan negara sesuai ide-ide moral Alquran. Hal seperti ini tidak dapat beliau lakukan ketika masih di Makkah karena tidak memiliki kekuasaan politik. Oleh karena itu, di Madinahlah beliau pertama kali membangun negara dan menjadi titik balik kesuksesan menyebarkan ajaran Islam. 

Feeling politik
Bahkan, Muhammad memiliki feeling politik yang sangat visioner. Ketika merasa umat Islam sudah kuat, beliau dengan para pengikutnya ramai-ramai datang ke Makkah yang sudah hampir sepuluh tahun beliau tinggalkan. Melihat Muhammad datang dengan pengikut sedemikian banyak inilah yang membuat para penguasa dan elite Makkah menjadi panik dan menyerah tanpa perlawanan. Apalagi, orang-orang Makkah pun kemudian berbondong-bondong masuk Islam. 

Peristiwa inilah yang digambarkan dalam Alquran sebagai fath al-Makkah (terbukanya Kota Makkah) dalam Alquran surah an-Nashr. Kerap juga berapa penafsir mengartikannya dengan "jatuhnya Kota Makkah". Setelah peristiwa ini, Kota Makkah jatuh ke tangan umat Islam. Dikatakan oleh Michel Hart bahwa sejak saat itu Muhammad tidak saja menjadi pemimpin umat Islam, tetapi menjadi pemimpin Arab terbesar, apa pun agama dan etnisnya.

Peristiwa fath al-Makkah tak ubahnya sebuah unjuk rasa damai dengan menggunakan people power di bawah komando seorang tokoh agama dengan keanggunan moral di satu pihak dan seorang negarawan dengan strategi politik jitu di pihak lain. Muhammad mampu menggabungkan dua kekuatan; agama dan politik dalam satu kesatuan sinergis yang proporsional hingga mampu membangun negara yang kuat tanpa harus melakukan penekanan, penindasan, bahkan konflik sekalipun.

Dengan kekuatan agama, seorang akan memiliki karisma yang membuatnya mudah memengaruhi masyarakat untuk mengikuti kebijakan yang dibuatnya. Sementara masyarakat percaya seorang yang memiliki kekuatan agama tak akan membuat kebijakan yang menyalahi nilai-nilai yang ada di masyarakat, kecuali pemimpin yang zalim (menindas). Sedangkan kemampuan politik akan membuatnya tahu bagaimana seharusnya membuat keputusan strategis yang akan mengikat semua orang.

Indonesia dan Muhammad
Dalam menilik perspektif kepemimpinan Muhammad untuk kepemimpinan Indonesia hari ini, ada baiknya berangkat dari tesis BJ Boland, seorang orientalis asal Belanda yang mendalami percaturan politik Indonesia pascakemerdekaan. Ia pernah menyatakan, sulitnya tokoh Islam menjadi kepala negara di Indonesia dikarenakan tiga sebab. Pertama, mereka hanya bisa diterima oleh kelompoknya sendiri. Jangankan dapat diterima mayoritas bangsa Indonesia, sesama Muslim sendiri, hanya karena berbeda aliran politik dan organisasi, tidak bisa menerimanya. 

Dalam kasus pencalonan Amin Rais, misalnya. Hanya segelintir orang Nahdlatul Ulama (NU) yang memilih Amien Rais menjadi presiden. Juga sebaliknya, hanya beberapa orang Muhammadiyah yang memilih Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pemilu. Inilah yang pernah memicu BJ Boland melontarkan kritik kepada umat Islam dengan mengatakan, jika Indonesia ini menjadi negara Islam, lalu negara ini akan diatur dengan Islam model siapa? 

Kedua, telah terjadi semacam image bahwa tokoh-tokoh Islam atau sering disebut dengan kaum santri itu tidak nasionalis. Mereka terkesan hanya mementingkan Islam tanpa memperhatikan kepentingan negara. Negara ini bukan monopoli milik umat Islam, melainkan milik seluruh bangsa Indonesia.

Ketiga, harus diakui umat Islam adalah bagian dari komponen bangsa ini yang secara pendidikan tertinggal dari komponen bangsa yang lain. Ketika orang lain sudah bersekolah modern, umat Islam masih berkutat di pesantren yang tidak berijazah. Bagaimana mungkin menjadi presiden ijazah SD saja tidak punya. Nurcholish Madjid pernah menyatakan, kita tak membayangkan seandainya KH Ahmad Dahlan tidak lahir, mungkin saja hingga kini kita tidak mengenyam pendidikan modern yang darinya akan lahir kader-kader bangsa yang mampu mengatur negara.

Di sinilah urgensi reparasi kaderisasi pemipin bangsa berbasis Islam agar meniru gaya kepemimpinan Muhammad. Dari berbagai pintu dan celah, kaderisasi kepemimpinan bangsa mesti menjadi perhatian lebih bagi umat Islam yang notabene mayoritas. Bukan hendak unjuk identitas atau motif-motif keakuan, melainkan didasarkan pada kontribusi umat Islam yang secara kuantitas sangat potensial untuk membangun bangsa. Bila kuantitas dan kualitas tida berimbang, tak ubahnya umat Islam bak sampah sumber daya bangsa yang cuma jadi penonton dan-meminjam istilah Buya Syafi'i Ma'arif-berada di buritan peradaban.

DRAMA POLITIK Koalisi dan Oposisi


Koalisi Pemerintahan SBY termkedua ini mestinya lebih mulus, karena koalisi sudah diikat kontrak. Tapi, ber bagai persoalan kemudian memperlihatkan bahwa koalisi tersebut ternyata rapuh. Ujian pertamanya adalah ka sus Bank Century yang bergulir menjadi hak angket di Senayan, hanya satu-dua bulan usia pemerintahan SBY-Boediono. Setelah kasus Century itu kemudian membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terpental, koalisi pun dirancang lebih kuat dengan membuat sebuah lembaga baru bernama Sekretariat Gabungan (Setgab). Namun, ujian kedua kembali datang lewat angket mafia pajak, dan sikap partai-partai koalisi kembali terpolarisasi secara tajam.


Dan, di sela-sela bergulirnya hak angket itu, isu reshuffle kabinet selalu mengiringi, mengancam partai-partai anggota koalisi yang berseberangan. Pada saat bersamaan, biasanya pemerintahan SBY mencoba menjalin komunikasi dengan PDIP Perjuangan, yang telah mengklaim diri sebagai oposisi, sehingga memperbesar daya gertak reshuffle. Bila PDIP masuk, Golkar dan PKS disinyalir akan dikeluarkan dari barisan koalisi. Namun, ternyata, Megawati tetap kukuh dengan sikapnya untuk menjadi oposisi.

Berikut sekilas perjalanan pemerintahan SBY-Boediono dan persoalan-persoalan yang menyertainya selama satu setengah tahun terakhir:


TAHUN 2009

18 MEI
Pasangan Capres/Cawapres SBY-Boediono didaftarkan ke KPU. Pasangan bertagline “SBY-Berbudi” ini didukung 23 partai, dengan lima partai sebagai tulang punggungnya, yaitu Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB.

18 AGUSTUS
KPU menetapkan SBY-Boediono sebagai presiden terpilih periode 2009-2014.

1 OKTOBER
Anggota DPR dan DPD dilantik.

3 OKTOBER
Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP, Taufiq Kiemas, terpilih sebagai ketua MPR, antara lain atas dukungan dari partai-partai pendukung SBY-Boediono. Saat itu ada upaya menarik PDIP masuk barisan koalisi.

8 OKTOBER
Aburizal Bakrie terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2009-2014, dalam Munas VIII Golkar di Pekanbaru, Riau.

14 OKTOBER
SBY menyampaikan Golkar masuk dalam koalisi, dan kerja sama dengan PDIP terhenti di MPR. Dua partai lainnya, Gerindra dan Hanura juga tak masuk.

15 OKTOBER
Kamis pagi, SBY meneken kontrak koalisi. Kamis malam, kontrak diserahkan Boediono kepada enam pimpinan partai di Bravo Media Center, yaitu Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie; Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar; Ketua Umum PD, Hadi Oetomo; Presiden PKS, Tifatul Sembiring; Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali; dan Ketua Umum PAN, Soetrisno Bachir.

16 OKTOBER
Taufiq Kiemas bertemu SBY di Kantor Presiden. Selain membicarakan pelantikan presiden, juga ada agenda plus, yang konon soal pengisian kabinet. Saat itu, kabinet belum diumumkan. Sekjen PDIP, Pramono Anung, mengatakan pembicaraan TK-SBY terus dikomunikasikan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati, yang saat itu di luar negeri.

20 OKTOBER
Pasangan SBY-Boediono dilantik sebagai presiden dan wakil presiden periode 2009-2014.

21 OKTOBER
Presiden SBY mengumumkan komposisi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, yang terdiri atas 34 menteri: 17 menteri dari partai politik, 17 nonpartai.

22 OKTOBER
Presiden melantik 34 menteri

12 NOVEMBER
Usulan hak angket skandal Bank Century diserahkan kepada pimpinan DPR, didukung 139 anggota DPR: PDIP (80), Golkar (24), Hanura (14), PKS (8), Gerindra (8), PAN (3), PPP (1), PKB (1).

1 DESEMBER
Rapat paripurna DPR mengesahkan usulan hak angket yang jumlah pendukungnya membengkak menjadi 503 termasuk Fraksi Partai Demokrat dan merupakan hak angket terbesar sejak Republik ini berdiri.

4 DESEMBER
Melalui proses voting, Idrus Marham yang juga sekjen Golkar, terpilih sebagai ketua pansus.


TAHUN 2010

6 JANUARI
SBY menyampaikan rencana mengevaluasi kabinet, berpedoman pada kontak koalisi, kontrak kinerja, dan pakta integritas.

3 MARET
Opsi C menang dalam paripurna, dengan 325 suara dari Golkar, PDIP, PKS, Gerindra, Hanura, PPP. Sedangkan, opsi A yang didukung Demokrat, PAN, dan PKB, hanya meraih 212 suara. Saat itu, suara untuk mencopot menteri dari mitra koalisi yang tidak sejalan, kian kencang berhembus. APRIL Kongres III PDIP di Bali memutuskan PDIP sebagai partai oposisi. Keputusan hanya dapat diubah melalui KLB atau hak prerogatif Megawati.

5 MEI
Buntut kasus Century, Sri Mulyani menyampaikan surat pengunduran resmi kepada Presiden. Presiden menggelar konferensi pers, mengatakan Sri Mulyani efektif mundur per 1 Juni. Sri menjadi Direktur Pelaksana Grup Bank Dunia. Tapi, banyak dugaan ini bentuk kompromi elite, terutama antara Aburizal dengan SBY.

6 MEI
Sekretaris Gabungan (Setgab) Partai Koalisi Pendukung SBY-Boediono dibentuk di Cikeas, dihadiri pimpinan partai pendukung SBYBoediono. Dalam Setgab, SBY menjadi ketua umum, Aburizal Bakrie ketua harian, dan Syarif Hasan menjadi sekretaris. SBY mengatakan Setgab hanya hanya forum konsultasi, tidak akan mereduksi fungsi kabinet. Dia mengingatkan, Yang kita anut adalah sistem presidensial.
Sepanjang 2010 ini, mencuat kasus Gayus tambunan, yang dikait-kaitkan dengan Aburizal. Antara lain, kepergian Gayus ke Bali pada awa November, bertemu Aburizal, yang kemudian dibantah juru bicara keluarga Aburizal. Sebelumnya, dalam sidang di PN Jaksel, Gayus mengaku menerima 3,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 35 miliar dari tiga perusahaan Bakrie, yaitu PT Kaltim Prima Coal Tbk, PT Arutmin Tbk, dan PT Bumi Resources Tbk.
Belakangan Gayus meralat pengakuannya, usai sidang vonis di PN Jaksel, Rabu, 19 Januari 2011. Sebelumnya, Ketua Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana, mengatakan ada 149 perusahaan yang berurusan dengan Gayus. Golkar yang semula defensif, kemudian mendorong hak angket mafia pajak kasus Gayus Tambunan, yang selalu dikait-kaitkan dengan Aburizal. Sebaliknya, Partai Demokrat, yang semula bersuara mendukung hak angket, berbalik arah mengerem hak angket.

20 OKTOBER
Tepat setahun usia pemerintahan SBYBoediono. Satu-dua bulan sebelum tanggal ini, berhembus isu reshuffleyang disampaikan para petinggi Demokrat, seperti Ruhut Sitompul dan Ahmad Mubarok. Beredar kabar 3-5 menteri akan diganti, karena berdasarkan evaluasi Unit Kerja Presiden untuk Penga was an dan Pengendalian Pembangunan, rapor me reka merah. Suasana politik pun semakin pa nas. Dalam berbagai kesempatan Ruhut mengatakan menteri dari Golkar akan direshuffle karena Golkar mengkhianati komitmen koalisi.

DESEMBER
Mencuat gagasan membentuk poros tengah di Setgab. Gagasan ini dipicu kekecewaan partai menengah terhadap dominasi Golkar dan Demokrat di Setgab. Banyak persoalan hanya dibicarakan kedua partai, dan partai lain hanya diminta menyetujui. Wasekjen PPP, Romahurmuzy, menyatakan ada ketidakjujuran dan ketertutupan di Setgab, sehingga PPP, PAN, PKB, dan PKS, perlu me nya tu untuk meningkatkan posisi tawar di Set gab, agar sisa 3,5 tahun pemerintahan lebih baik. Kursi empat partai itu 171, Golkar 106, dan Demokrat 148.


TAHUN 2011

6 JANUARI
Taufiq Kiemas mengatakan Puan Maharani dan pengurus PDIP tak akan masuk kabinet jika ada reshuffle.

2 FEBRUARI
Usulan hak angket mafia pajak disampaikan kepada pimpinan DPR, ditandatangani 111 anggota DPR dari delapan fraksi. Tiga Wakil Ketua DPR yang menerima usulan itu —Priyo Budi Santoso (Golkar), Anis Matta (PKS), Pramono Anung (PDIP)— ikut membubuhkan tanda tangan, sehingga total penandatangan menjadi 114. Ke-114 pengusul adalah: Golkar (75), PDIP (15), PKS (10), PAN, (1), PKB (1), PPP (2), Hanura (8), Gerindra (2)

16 FEBRUARI
Golkar dan Demokrat berseteru pada sidang paripurna yang mengagendakan pembentukan Pansus Hak Angket Mafia Pajak.

22 FEBRUARI
Hak Angket Mafia Pajak kandas dalam rapat paripurna DPR, setelah penolak hak angket menang dengan selisih dua suara, yaitu 266, dibanding pendukung angket 264. Penolak hak angket: Partai Demokrat (145), PAN (43), PPP (26), PKB (26), Gerindra (26). Pendukung hak angket: Golkar (106), PDIP (86), PKS (56), Hanura (16), PKB (2: Lily Wa hid dan Effendi Choirie –yang kemudian di- recall).

1 MARET
Dalam jumpa pers di Kantor Presiden, SBY menyatakan sedang mengevaluasi dua partai yang melanggar kontrak koalisi. SBY menekankan, kontrak berisi 11 butir itu berlaku di eksekutif maupun legislatif, dan satu periode: 2009-2014. Partai yang tak lagi bersedia mematuhi koalisi, kata SBY, tak bisa bisa bersama lagi dalam koalisi.
Berselang dua-tiga jam dari statemen SBY itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung ke kediaman Megawati di Jl Teuku Umar. Tapi, Megawati dan Puan Maharani bepergian ke luar rumah, sehingga yang menemui Hatta hanya Taufiq Kiemas.

2 MARET
Di Wisma Negara antara SBY selaku ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, bertemu pimpinan Partai Demokrat. Partai lain yang bertemu SBY adalah PKB.

3 MARET
Ruhut mengatakan PKS dan Golkar dalam bahaya, dan tinggal menghitung hari untuk dikeluarkan dari koalisi. Dia meminta kedua partai tersebut bersiap menjadi oposisi, terlebih PD sedang membina hubungan dengan PDIP dan Gerindra.
Hari itu, mencuat kabar Puan Maharani, Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga Negara di kepengurusan DPP PDIP, bertemu SBY di Cikeas. Dugaan menguat karena Puan tak hadir dalam rapat di DPP PDIP Lenteng Agung. Belakangan, pertemuan dibenarkan Taufiq Kiemas dan petinggi PDIP lain.
Taufiq Kiemas memberi isyarat bahwa Indonesia tak mengenal koalisi, sehingga sama saja bagi PDIP: di luar atau di dalam pemerintahan. Tapi dia menyerahkan keputusan kepada Puan.
Saat itu sudah beredar nama-nama anggota kabinet untuk PDIP dan Gerindra yang akan menggantikan menteri-menteri dari PKS. Dari PDIP, Puan Maharani menjadi menteri sosial, Arif Budimanta calon menristek, Imam Sugema calon menkominfo. Dari Gerindra, Prabowo Subianto (ketua Dewan Pembina) menjadi menteri pertanian, menteri BUMN, atau menteri dalam negeri. Nama-nama lainnya, antara lain ketua umum Gerindra, Suhardi; hingga Dahlan Iskan.

6 MARET
- Di DPP Golkar, Aburizal berpidato bahwa Golkar sudah kenyang dengan pengalaman dan kekuasaan. Makanya kami tidak akan mau mempersoalkan jabatan dua atau tiga menteri saja, katanya.
- Hari itu, Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla mengatakan, pemerintahan SBY tak berjalan efektif karena banyaknya gangguan (istilah ulil ditorpedo) dari parpol. Dia menyarankan Golkar dan PKS keluar dari koalisi. Menurutnya, koalisi yang ideal terdiri atas Demokrat, PKB, PAN, dan PDIP, plus PPP dan Gerindra. Dia mengatakan negosiasi masih berlangsung, dan Presiden tak keberatan de ngan syarat yang diajukan Megawati.

8 MARET
SBY-Aburizal bertemu. Hasilnya, koalisi tetap berjalan di 3,5 tahun pemerintahan. Tapi, akan disusun kesepakatan baru untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik, dengan koridor yang jelas, sehingga di luar koridor itu maneuver tetap dibolehkan. Dua-tiga jam sebelumnya, berlangsung Rapat Konsultasi Golkar di Hotel Sultan, dihadiri DPD Golkar se-Indonesia. Hasilnya, ada tiga pendapat: meninggalkan koalisi dan menjadi penyeimbang di parlemen; tetap di koalisi dan meminta penegasan posisi dan tujuan koalisi; menyerahkan keputusannya kepada Ketua Umum.

9 MARET
Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urba ning rum, menyatakan partainya hanya meng inginkan koalisi yang benar-benar mendukung pemerintah, karena koalisi adalah bekerja sama. Karena itu, reward and punishment adalah hal yang sudah seharusnya, tetapi sepenuhnya diserahkan kepada Presiden.

10 MARET
Di Kantor Presiden, saat membuka sidang ka binet paripurna, SBY mengatakan koalisi harus ditata kembali, sesuai hakikat ber koa lisi. SBY membacakan salinan kesepa katan koalisi, yang alinea pertama berbunyi, “Pada hari ini Kamis, tanggal 15 Okto ber 2009, ka mi pim pinan partai politik X, (jadi masing-ma sing partai), telah bersepakat un tuk berkoalisi, bu kan untuk masing-ma sing, dan mendu kung penuh suksesnya Pemerin tahan SBY-Boe diono 2009-2014 baik di bi dang eksekutif maupun dalam bidang legislatif.” Soal reshuffle, SBY memberi sinyal tak akan dilakukan. Bahkan mengatakan desakan merombak kabinet tidak logis. Presiden juga mengatakan nama-nama men teri yang beredar di media, bukan berasal dari dirinya.

13 MARET
Tak terjadi reshuffle, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan pihaknya diberi harapan semu. “(Seperti) Dikeret dan dilipat, dikeret dan dilipat… Jangan ganggu-ganggu atau undang-undang kita lagi.” Soal dukungan Gerindra pada angket mafia pajak, Muzani menyebutnya sebagai sedekah politik.

16 MARET
Partai yang tergabung dalam Setgab bertemu di Hotel Sultan. Hasil yang diklaim, anggota Setgab sepakat tidak lagi saling serang. Syarif Hasan juga mengklaim telah disepakati “road map” koalisi ke depan. Pertemuan Setgab yang selama ini ha nya dilakukan saat ada persoalan, juga akan di perbaiki, dengan menggelar pertemuan rutin: sekali tiga bulan dipimpin SBY, sekali sebulan dipimpin Aburizal, dan pertemuan rutin sesuai kebutuhan dipimpin Syarif Hasan.

17 MARET
Megawati menyampaikan penolakan menjadi bagian partai koalisi, saat berkunjung ke Klaten, Jawa Tengah. Keputusan menjadi oposisi, kata dia, hanya bisa diubah melalui kongres luar biasa (KLB). Kalaupun dia menggunakan hak prerogatif untuk masuk koalisi, tetap harus melalui KLB. Megawati menga takan reshuffleadalah urusan partai-partai yang berkoalisi. Bukan masalah PDIP.