Kesuksesan
seorang pemimpin harus dilihat dari variabel pemimpin.
.
Perkembangan demokrasi di Indonesia
telah membawa perubahan signifikan khususnya dalam memilih pemimpin di daerah.
Meski pada akhirnya rakyat dibuat bosan dengan dijadikannya demokrasi sebagai
rutinitas pergantian kekuasaan.
Ketika rakyat mendambakan hadirnya
pemimpin terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, muncul wajah-wajah
pemimpin yang tidak atau kurang patut ditiru. Rakyat disuguhi manuver-manuver
elite yang saling sikut untuk memperoleh jabatannya selain kasus korupsi.
Berdasarkan riset Kousez dan Ponser
yang dilakukan terhadap ribuan eksekutif swasta dan pemerintah (pemimpin
birokrasi) menunjukkan, para pengikut atau bawahan mengharapkan pemimpin yang
mempunyai karakteristik seperti kejujuran, berorientasi ke depan, kompeten, dan
membangkitkan semangat pengikut.
Kesuksesan seorang pemimpin harus
dilihat dari variabel pemimpin dan bagaimana pemimpin tersebut merelasikan
hubungan yang harmonis antara pemimpin dengan pengikutnya. Kesuksesan tersebut
sepenuhnya tergantung pada kapasitas pemimpin untuk membangun dan
mempertahankan hubungan manusia yang memungkinkan orang untuk mewujudkan
hal-hal yang luar biasa secara regular.
Menurut Kousez dan Ponser, seorang
pemimpin harus mempunyai sifat kejujuran yaitu yang berhubungan dengan
keyakinan pemimpin dapat dipercaya, bisa dipegang kata-katanya atau
janji-janjinya, dan pemimpin tidak suka memainkan peranan palsu. Integritas
seorang pemimpin dibangun oleh kejujuran.
Seorang pemimpin selain harus
berpandangan ke depan juga harus memahami ke arah mana sasaran organisasi
yang telah ditentukan dan ingin dicapai. Kemampuan memandang ke depan adalah
kemampuan seorang pemimpin untuk menetapkan atau memilih tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar