Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Selasa, 02 April 2013

Bagaimana Menjadi Pemimpin Bermoral?



Kesuksesan seorang pemimpin harus dilihat dari variabel pemimpin.
  .
Perkembangan demokrasi di Indonesia telah membawa perubahan signifikan khususnya dalam memilih pemimpin di daerah. Meski pada akhirnya rakyat dibuat bosan dengan dijadikannya demokrasi sebagai rutinitas pergantian  kekuasaan.

Ketika rakyat mendambakan hadirnya pemimpin terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, muncul wajah-wajah pemimpin yang tidak atau kurang patut ditiru. Rakyat disuguhi manuver-manuver elite yang saling sikut untuk memperoleh jabatannya selain kasus korupsi. 

Berdasarkan riset Kousez dan Ponser yang dilakukan terhadap ribuan eksekutif swasta dan pemerintah (pemimpin birokrasi) menunjukkan, para pengikut atau bawahan mengharapkan pemimpin yang mempunyai karakteristik seperti kejujuran, berorientasi ke depan, kompeten, dan membangkitkan semangat pengikut.

Kesuksesan seorang pemimpin harus dilihat dari variabel pemimpin dan bagaimana pemimpin tersebut merelasikan hubungan yang harmonis antara pemimpin dengan pengikutnya. Kesuksesan tersebut sepenuhnya tergantung pada kapasitas pemimpin untuk membangun dan mempertahankan  hubungan manusia yang memungkinkan orang untuk mewujudkan hal-hal yang luar biasa secara regular.

Menurut Kousez dan Ponser, seorang pemimpin harus mempunyai sifat kejujuran yaitu yang berhubungan dengan keyakinan pemimpin dapat dipercaya, bisa dipegang kata-katanya atau janji-janjinya, dan pemimpin tidak suka memainkan peranan palsu. Integritas seorang pemimpin dibangun oleh kejujuran.

Seorang pemimpin selain harus berpandangan ke depan juga harus memahami ke arah mana sasaran  organisasi yang telah ditentukan dan ingin dicapai. Kemampuan memandang ke depan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk menetapkan atau memilih tujuan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar