Budaya politik Indonesia pada dasarnya bersumber pada pola sikap dan
tingkah laku politik yang majemuk. Dikarenakan oleh karena golongan
elite yang mempunyai rasa idealisme yang tinggi. Sedangkan masyarakat
yang hidup di dalam realita ini terbentur oleh tembok kenyataan hidup
yang berbeda dengan idealisme yang diterapkan oleh golongan elit
tersebut. Tetapi bersikap berlebihan atas idealisme itu akan menciptakan
suatu ideologi yang sempit yang biasanya akan menciptakan suatu sikap
dan tingkahlaku politik yang egois dan mau menang sendiri. Oleh karena
itu Demokrasi yang dilakukan dengan musyawarah mufakat berusaha untuk
mencapai obyektifitas dalam berbagai bidang yang secara khusus adalah
politik.
Sikap dan tingkah laku politik seseorang menjadi suatu obyek penanda
gejala-gejala politik yang akan terjadi pada orang tersebut dan
orang-orang yang berada di bawah politiknya. Sejauh ini kita sudah
mengetahui adanya perbedaan atau kesenjangan antara corak-corak sikap
dan tingkah laku politik yang tampak berlaku dalam masyarakat dengan
corak sikap dan tingkahlaku politik yang dikehendaki oleh Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Kenyataan tersebutlah yang hendak kita rubah
dengan nilai-nilai idealisme pancasila, untuk mencapai manusia yang
paling tidak mendekati kesempurnaan dalam konteks Pancasila.
Yang menjadi persoalan kini ialah bagaimana dapat menjadikan
individu-individu yang berada di masyarakat Indonesia untuk mempunyai
ciri “dinamika dalam kestabilan” yakni menjadi manusia yang ideal yang
diinginkan oleh Pancasila. Adapun Dua faktor yang memungkinkan
keberhasilan proses pembudayaan nilai-nilai dalam diri seseorang yaitu
sampai nilai-nilai itu berhasil tertanam di dalam dirinya dengan baik.
Kedua faktor itu adalah:
1. Emosional psikologis merupakan faktor yang berasal dari hatinya
2. Rasio, faktor yang berasal dari otaknya
Melepaskan kebiasaan yang telah menjadi kebudayaan yang lama merupakan
suatu hal yang berat, namun hal tersebutlah yang diperlukan oleh bangsa
Indonesia. Transformasi itu memerlukan tahapan-tahapan pemahaman dan
penghayatan yang mendalam yang terkandung di dalam nilai-nilai yang
menuntut perubahan atau pembaharuan.
Perkembangan budaya politik yang dialami oleh masyarakat, bangsa, dan
negara Indonesia sejak tahun 1945 sampai sekarang dijumpai berbagai
dampak positif maupun negatif.
DAMPAK POSITIF AKIBAT PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK DI INDONESIA
Bagi Negara-Pemerintah
Semakin transparan dalam membuat dan melaksanakan kebijakan,
Tidak sewenang-wenang terhadap rakyat,
Aspiratif terhadap kepentingan rakyat,
Penataan kembali suprastruktur politik secara profesional,
Memperoleh berbagai input dari pihak infrastruktur politik.
Bagi Masyarakat
Merasa puas dalam menyampaikan input kepada pihak pemerintah,
Adanya jaminan hukum dalam berpolitik,
Tumbuh kesadaran untuk membudayakan politik yang benar,
Menambah wawasan di bidang politik-demokrasi,
Meningkatnya semangat dalam mengekspresikan budaya politik.
DAMPAK NEGATIF AKIBAT PERKEMBANGAN BUDAYA POLITIK DI INDONESIA
Bagi Negara-Pemerintah
Dapat menggoyahkan pendirian dalam membuat kebijakan,
Pelaksanaan kebijakan politik menjadi telambat/terhambat,
Sulitnya menampung aspirasi rakyat yang sangat kompleks,
Beratnya mengatasi masalah keamanan yang selalu rawan,
Sulitnya anggaran untuk memenuhi seluruh tuntutan rakyat.
Bagi Masyarakat
Ketidakpuasan atas sikap pemerintah yang pasif,
Banyaknya pengorbanan dalam upaya pembaharuan budaya politik,
Mereka yang awam semakin sulit menyesuaikan diri,
Dapat mengabaikan dirinya jika terlalu fanatik politik,
Dapat menimbulkan kekacauan jika berpolitik secara emosional.
Demikian sekilas tentang perkembangan budaya politik dan dampaknya bagi
pemerintah maupun bagi masyarakat.
Sumber : Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar