BIAYA POLITIK
- Penyalahgunaan anggaran bantuan sosial (bansos) di kementerian perlu
diwaspadai menjelang momentum pemilihan umum (Pemilu) yang membutuhkan biaya politik
tinggi. Adanya peningkatan dana bansos di beberapa kementerian tersebut
perlu diteliti jika memang tidak wajar maka perlu untuk dipangkas
sebagaimana mestinya. Apalagi dana bansos di beberapa kementerian
seperti kementerian yang dipimpin oleh menteri yang berasal dari parpol,
seperti Kementerian Agama, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,
Kementerian Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah, dan Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Berdasarkan
penelusuran Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA),
Kementerian Agama mengalami peningkatan dana bansos 102,8%, dari Rp5,56
triliun menjadi Rp11,28 triliuN. Terakhir, Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi meningkat 826%, yaitu dari Rp7,6 miliar menjadi Rp70,4
miliar. Politik uang yang menuntut biaya politik yang
tinggi patut diwaspadai sehingga upaya-upaya pihak terkait dalam
memanfaatkan uang negara untuk kepentingan golongan bisa dicegah.
Belum
adanya perubahan sistem politik dan sistem pendanaan partai politik
menyebabkan bengkaknya biaya politik. Pramono Wakil Ketua DPR,
memprediksi biaya pemilu akan lebih besar bagi perseorangan caleg,
lantaran sistemnya tetap proporsional dan terbuka
BIAYA POLITIK, UNTUK APA?
Biaya
politik menjadi penyebab korupsi, karena kompetisi politik yang tidak
fair dan jujur. Biaya kampanye politik yang tinggi harus dibiayai dimana
proses pencitraan melalui media massa dan media elektronik berusaha
untuk menunjukkan bahwa calon pemimpin yang diusung hebat dan pantas
untuk meraih kemenangan politik. Padahal mereka sengaja dibuat hebat dan
bukan betul-betul hebat. Biaya media massa dan elektronik ini
memerlukan biaya yang besar.
Masyarakat
pada dasarnya ingin mengetahui kompetensi dan kinerja dan prestasi yang
sudah diperbuat oleh calon pemimpin. Kompetisi inilah yang terjadi.
Namun apa yang terjadi justru kompetisi seperti ini yang tidak ada.
Kompetisi menjadi tidak sehat karena partai politik terlalu banyak dan
permainan sangat rumit. Pada pemilu 2014 ini hanya 10 partai yang lolos
verifikasi KPU.
Biaya politik yang dimaksud diperlukan antara lain untuk
1. Operasional partai politik,
2. Mengusung para calon legislatif melalui kampanye pemilu yaitu mempromosikan diri melalui media massa dan medie elektronik
3. Penyiapan saksi di bilik-bilik suara atau TPS
4. Saksi-saksi untuk mengawasi suara dari mulai tingkat kecamatan maupun hingga tingkat pusat.
5. Biaya administrasi lainnya
Dalam
politik uang maka bisa terjadi proses jual beli suara yang merupakan
cara buruk untuk meraih kemenangan dalam proses demokrasi tersebut.
BAGAIMANA MENEKAN BIAYA POLITIK YANG TINGGI
Harusnya
biaya politik tidak akan tinggi bila kondisi politik publik mendukung.
Prestasi kemilau calon pemimpin pasti diketahui oleh masyarakat. Dengan
bantuan media massa yang ada saat ini, penyebaran informasi cukup
efisien. Namun bila hanya mengandalkan pencitraan, maka memerlukan biaya
yang tidak sedikit. Oleh karena itu peranan parpol sangat besar dalam memperbaiki persepsi publik yang berimbas kepada biaya politik.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menekan biaya politik, antara lain :
1. Memperbaiki citra positif partai politik
Bila
ingin memperbaiki partai politik supaya partai politik menjadi bersih
dan efektif dalam pekerjaan, setidaknya ada 3 hal yang harus dikerjakan,
yaitu :
a. Kaderisasi Pemimpin
b. Persyaratan kompetensi yang jelas sebagai anggota DPR
c. Sumber Dana Parpol Jelas
Bila
parpol berani transparan dalam menyampaikan laporan keuangannya ke
publik maka kredibilitas parpol akan meningkat dimata publik.
2. Kerjasama Partai Politik dengan Organisasi Massa (Ormas)
Parpol dapat bekerjasama dengan ormas tertentu dalam pengawalan proses demokrasi tersebut.
3. Memilih kader yang betul-betul kompeten
Kader
yang kompeten lahir melalui proses panjang, bukan proses satu malam
yang bisa disulap menjadi politisi yang mampu untuk bekerja dengan baik.
kader yang sudah dikenal oleh masyarakat memerlukan biaya yang relatif
kecil ketimbang yang harus diusung dengan pencitraan. Oleh karenanya
membangun kader yang kompeten harus dilakukan secara terprogram dan
berkesinambungan.
4. Peran pemerintah dalam memberikan fasilitas komunikasi
Harus
ada upaya untuk menyediakan sarana komunikasi publik yang murah untuk
proses demokrasi ini dengan pengaturan tertentu sehingga mencegah parpol
mengeluarkan biaya tinggi untuk komunikasi publik yang pada akhirnya
memunculkan niat untuk korupsi.
5. Anggaran pemilu yang efisien
Adanya pilkada diberbagai daerah sangat menelan biaya politik yang tidak
sedikit. Oleh karena itu sistem pilkada perlu untuk direview sehingga
dapat menekan biaya yang tidak perlu. Pilkada ini terjadi berulang-ulang
mulai dari level Kota, Provinsi dan Pusat.
Demikian sedikit uraian mengenai biaya politik Indonesia yang dihimpun dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat buat para sahabat obrolan politik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar