ELEKTABILITAS DAN POPULARITAS.
Istilah-istilah yang dipergunakan dalam pemilihan umum banyak yang masih sulit
dicerna rakyat biasa. Kalau rakyat tidak tahu apa yang dikatakan, untuk apa ada
kampanye? Pertanyaan yang perlu kita kemukakan, apa yang menjadi tujuan dari
kampanye itu? Apakah sekedar untuk popularitas dengan sering tampil, atau untuk
meningkatkan elektabilitas? Dalam masyarakat, sering diartikan, orang yang memiliki popularitas dianggap mempunyai elektabilitas yang tinggi.
Sebaliknya, seorang yang
mempunyai elektabilitas tinggi adalah orang yang populer. Penentu suatu pilihan, popularitas atau
elektabilitas? Samakah pengertian popularitas dan elektabilitas itu? Apakah sebenarnya elektabilitas itu? Apa bedanya dengan
popularitas?
Orang yang memiliki elektabilitas
tinggi adalah orang yang dikenal baik secara meluas dalam masyarakat. Ada orang
baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam bidang yang ada hubungannya dengan
jabatan publik yang ingin dicapai, tapi karena tidak ada yang memperkenalkan
menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang berprestasi tinggi dalam bidang
yang tidak ada hubungannya dengan jabatan publik, boleh jadi mempunyai elektabilitas
tinggi karena ada yang mempopulerkannya secara tepat.
BEDA PENGERTIAN ELEKTABILITAS DAN POPULARITAS
Elektabilitas
adalah tingkat keterpilihan yang disesuaikan dengan kriteria pilihan.
Elektabilitas bisa diterapkan kepada barang, jasa maupun orang, badan atau partai.
Elektabilitas sering dibicarakan menjelang pemilihan umum. Elektabilitas partai
politik berarti tingkat keterpilihan partai politik di publik. Elektabilitas
partai tinggi berarti partai tersebut memiliki daya pilih yang tinggi. Untuk
meningkatkan elektabilitas maka objek elektabilitas harus memenuhi kriteria
keterpilihan dan juga populer.
Sedangkan popularitas adalah tingkat keterkenalan di mata public. Meskipun
populer belum tentu layak dipilih. Sebaliknya meskipun punya elektabilitas
sehingga layak dipilih tapi karena tidak diketahui public, maka rakyat tidak
memilih. Untuk meningkatkan elektabilitas maka sangat tergantung pada teknik
kampanye yang dipergunakan. Dalam masyarakat yang belum berkembang, kecocokan
profesi tidak menjadi persoalan. Yang perlu diingat, tidak semua kampanye
berhasil meningkatkan elektabilitas. Ada kampanye yang menyentuh, ada kampanye
yang tidak menyentuh kepentingan rakyat. Sementara itu ada kampanye yang
berkedok sebagai survei, dengan tujuan untuk mempengaruhi orang yang sulit
membuat keputusan dan sekaligus mematahkan semangat lawan. Bagaimana sobat
setelah membaca perihal popularitas dan elektabilitas? Apakah penentu suatu
pilihan dalam pemilu, pilkada atau pilpres itu sekedar berdasarkan popularitas,
elektabiliatas, atau keduanya?
Mari kita ambil contoh
pemilihan produk. Jika ada beberap pilihan produk yang sama, maka apa dasar
kita untuk memilih produk yang terbaik? Di antara beberapa produk, kemudian
hanya satu dua produk yang memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas)
tinggi. Bila melihat popularitas, semua produk sepeda motor yang ada di
Indonesia itu popular. Kata elektabilitas bisa dikaitkan dengan sosok yang akan
dipilih atau nama partai peserta pemilu. Tidak pernah ada elektabilitas itu
dikaitkan dengan produk sepeda motor, padahal pada prakteknya elektabilitas
produk sepeda motor itu yang menentukan dipilih atau tidaknya oleh pembeli.
Bagaimana bila dikaitkan
dengan Pemilu, Pilkada atau Pilpres di Indoensia, apakah penentu pilihannya itu
popularitas atau elektabilitas? Menjelang pemilihan umum (pemilu) yang makin
dekat, partai-partai politik dan tokoh-tokoh yang berminat untuk maju dalam
pemilu itu, sudah mulai bersiap-siap. Alasannya, istilah-istilah yang
dipergunakan banyak yang masih sulit dicerna rakyat biasa. Kalau rakyat tidak
tahu apa yang dikatakan, untuk apa ada kampanye?
Pertanyaan yang perlu
kita kemukakan, apa yang menjadi tujuan dari kampanye itu? Apakah sekedar untuk
popularitas dengan sering tampil, atau untuk meningkatkan elektabilitas?
Istilah popularitas dan elektabilitas dalam masyarakat memang sering disamaartikan.
Padahal keduanya mempunyai makna dan konotasi yang berbeda, meskipun keduanya
mempunyai kedekatan dan korelasi yang besar.
Dalam masyarakat, sering
diartikan, orang yang populer dianggap mempunyai elektabilitas yang tinggi.
Sebaliknya, seorang yang mempunyai elektabilitas tinggi adalah orang yang
populer. Popularitas dan elektabilitas tidak selalu berjalan seiring. Orang
yang memiliki elektabilitas tinggi adalah orang yang dikenal baik secara meluas
dalam masyarakat. Ada orang baik, yang memiliki kinerja tinggi dalam bidang
yang ada hubungannya dengan jabatan publik yang ingin dicapai, tapi karena
tidak ada yang memperkenalkan menjadi tidak elektabel. Sebaliknya, orang yang
berprestasi tinggi dalam bidang yang tidak ada hubungannya dengan jabatan
publik, boleh jadi mempunyai elektabilitas tinggi karena ada yang
mempopulerkannya secara tepat.
Demikian beda pengertian
elektabilitas dan popularitas semoga menambah wawasan kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar