WANITA DALAM POLITIK - Perjuangan wanita dalam upaya kesetaraan gender
sudah menunjukkan hasil. Di zaman social media ini, peran wanita semakin
besar turut mewarnai perkembangan zaman ini. Ada sisi positif ada pula
sisi negatif yang ditimbulkannya. Tak terkecuali, wanita pun sudah mulai
merambah ranah politik. Ya kini semakin banyak wanita mulai berpolitik.
Meskipun demikian apakah kualitas politisi wanita sudah setara
atauhanya sekedar pelengkap saja di lembaga negara? Persoalan apa yang
akan dihadapi oleh wanita ketika berjuang di ranah politik? Mari kita simak bersama tulisan berikut ini.
Sepatu wanita, tas wanita, dan segala aksesoris perlengkapan
kecantikan lainnya menjadi hal yang harus ada dalam kehidupan wanita
modern. Tapi semua itu tidak menjadikan mereka puas. Wanita juga ingin
dihargai lebih dari sekedar pelengkap dalam kehidupan ini. Termasuk
dalam kehidupan berpolitik. Wanita Indonesia khususnya semakin mendapat
jalan lebih luas untuk berperan lebih aktif dalam kancah politik. Adanya
peraturan yang mengatur porsi caleg wanita sebesar minimal 30% dari
jumlah caleg memberi peluang lebih lebar kepada kaum wanita untuk
menekuni dunia politik. Kepercayaan kepada politisi wanita semakin meningkat dengan semakin banyaknya wanita yang berprestasidalam dunia politik.
PERANAN WANITA DALAM POLITIK
Pada hakekatnya wanita memiliki dua peran ganda, yaitu
a. Wanita Sebagai warga negara yang memiliki hak-hak dalam bidang sipil
dan politik termasuk partisipasinya sebagai tenaga kerja. Ini disebut
juga fungsi ekstern.
b. Wanita sebagai ibu rumah tangga yang melahirkan dan membesarkan
anak-anak dalam hubunga rumah tangga. Ini disebut juga fungsi intern
Peranan wanita cukup besar dalam turut menjaga budaya Indonesia.
KETERBATASAN WANITA DALAM POLITIK
Namun demikian wanita harus bekerja keras untuk meningkatkan kualitasnya
baik dalam dunia kerja maupun dalam dunia politik. Ada beberapa
keterbatasan yang dialami wanita yang perlu diatasi antara lain :
a. Hambatan Kultural
Persepsi masyarakat masih menganggap wanita sebagai pelengkap kaum
lelaki dan bukan sebagai mitra yang sejajar dalam menghadapi persoalan
b. Hambatan Sosial
Paradigma sosial yang menganggap wanita sebagai kaum no 2 setelah laki-laki dengan bargaining yang lemah
c. Hambatan Ekonomi
Pada umumnya wanita masih secara ekonomi bergantung pada laki-laki baik suami ataupun orangtua
d. Hamabatan Politik
Keterbatasan pendidikan bagi wanita mengganggu profesionalisme wanita
dalam berkarir dan termasuk terjun ke dunia politik. Kekurang efektifan
yang terjadi ketika wanita telah duduk sebagai anggota dewan misalnya
semakin mengucilkan peran wanita.
Dibalik
hambatan-hambatan tersebut ternyata wanita memiliki peluang yang lebih
besar untuk duduk dalam kursi politik Terlihat dari hasil penjaringan
caleg wanita ternyata masih banyak yang belum terisi. Masih banyak
partai peserta pemilu yang kewalahan mencari kader parpol wanita untuk
menjadi caleg. Tentu ini merupakan peluang bagi kaum hawa untuk menekuni
dunia politik dan meningkatkan profesionalisme dalam berkarya.
Wanita yang berpolitik harusnya lebih siap dari segi pendidikan
politik dan komunikasi yang efektif kepada masyarakat. Hal ini tentu
perlu dibangun sedini mungkin untuk menjadikan wanita lebih profesional
dan bisa memainkan peranan yang lebih besar dalam dunia politik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar