Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Senin, 12 Desember 2011

PDIP: Suara Terbanyak Picu Politik Uang


"Kalah kita, orang yang serius berparlemen dengan orang yang ke bawah sering 'bagi-bagi'."


Ketua KPU & Ketua Bawaslu memegang daftar calon tetap Pemilu 2009 (Antara/ Rosa Panggabean)


VIVAnews - Ketua Pansus RUU Pemilu, Arif Wibowo, menyatakan pilihan terhadap sistem pemilu proporsional tertutup demi memperkuat parpol sebagai salah satu pilar demokrasi. Selain itu, Arif menjelaskan, kenyataan yang ditemukan dengan menerapkan sistem proporsional terbuka berdasarkan suara terbanyak, membuat biaya pemilu kian mahal.
"Suara terbanyak, kaderisasi jadi nggak ada artinya. Kalau tarung bisa kalah dengan kader yang banyak uang. Sementara parpol tuntutannya kaderisasi," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu di arena Rakernas PDI perjuangan, Hotel Harris, Bandung, Selasa 13 Desember 2011.
Pemilu dengan sistem suara terbanyak, lanjut Arif, menjadikan rakyat kian menyukai politik uang. "Kalah kita, orang yang memang serius berparlemen dengan orang yang turun ke bawah sering 'bagi-bagi'," kata Arif. "Kedekatan dengan kostituen jangan dimaknai telanjang. Dukungannya tidak hanya kader tapi juga partai."
Oleh karena itu menurut Arif, penguatan sistem rekruitmen caleg yang sebenarnya mesti diperkuat oleh parpol. "Partai harus dipaksa melakukan rekruitmen yang lebih baik," kata Arif. "Sejak parpol mendaftar, apa yang diputuskan mekanisme rekrutmen dan seleksi. Satu tahun sebelum pemungutan suara daftar calon sementara (DCS) sudah harus ditentukan. Berdasarkan mekanisme." (sj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar