PURWOKERTO, Kamis 15/12/2011. Tokoh politik dan negarawan yang juga ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra menyatakan siap mencalonkan pada pemilu presiden 2014 mendatang. Yusril mengatakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan seusai menyampaikan presentasi di kampus Universitas Negeri Jendral Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Namun, Yusril belum mau memberikan keterangan kendaraan partai yang akan mengusungnya.
“Selama ini saya selalu mengalah dengan tokoh-tokoh lainnya, karena saya tidak ambisius memperebutkan jabatan”, katanya mengenang saat dia mundur dari pencalonan Presiden dalam sidang MPR Tahun 1999. “Dalam Pemilu Presiden mendatang, saya siap maju. Bukan karena ambisius tidak karuan dan karena dorongan hawa nafsu ingin berkuasa, tetapi saya merasa prihatin dengan kepemimpinan beberapa Presiden serta dampak yang ditimbulkannya, lebih-lebih Presiden sekarang ini”, katanya.
Negara ini begini besar dan potensial, tambahnya. “Sayang kita tidak memiliki Presiden yang cerdas dan berani, serta memahami persoalan-persoalan fundamental yang dihadapi bangsa dan negara, dan tahu bagaimana memecahkannya. Akibatnya kita kacau, miskin dan tertinggal, dan bahkan diremehkan bangsa-bangsa lain”, ujarnya dengan wajah tenang dihadapan puluhan mahasiswa yang mengerumuninya ketika menjawab pertanyaan pers.
Soal parpol yang akan menjadi ‘kendaraannya’, Yusril masih enggan menyebutkannya. “Kalau soal partai apa, itu nanti sajalah. Yang penting, saya sudah siap. Dukungan selama ini sudah cukup banyak, terutama dari kampus-kampus dan dari rakyat lapisan bawah dan menengah, yang jenuh melihat gaya kepemimpinan beberapa Presiden. Mereka ingin melihat Presiden yang lebih tegas dan lebih berani dan mampu membuat rakyat merasa bangga dan percaya diri untuk tampil menjadi sebuah bangsa yang besar dan maju” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa sejak pencalonan Gus Dur, Megawati dan dirinya di tahun 1999, dia sudah siap maju jadi presiden. Namun dirinya mengaku mengalah dan memberi kesempatan kepada tokoh-tokoh lainnya.
“Saya kembali mengalah dengan Hamzah Haz dan Akbar Tanjung yang meminta dengan sangat agar saya tidak maju dalam pencalonan Wakil Presiden, ketika Gus Dur diberhentikan dan digantikan Megawati” katanya. Pada tahun 2004 dia mengaku sekali lagi mengalah dan menandatangani pencalonan SBY dan Yusuf Kalla.”Untuk Pilpres mendatang, cukuplah saya mengalah, dan lebih baik saya sendiri yang maju menjadi capres,” tandasnya.
Yusril juga mengatakan bahwa dirinya mempunyai latar belakangan keilmuan yang relevan dengan tugas-tugas kepresidenan, dan mempunyai pengalamanan memecahkan persoalan-persoalan pelik yang dihadapi bangsa dan negara dalam usia yang relatif muda. Dia juga mengaku mempunyai keberanian dan ketegasan dalam bersikap menghadapi tekanan negara-negara lain, serta tidak ragu-ragu mengambil keputusan.
“Saya sudah ditempa oleh cobaan dan pengalaman yang panjang. Insya Allah, jiwa saya tetap stabil, meskipun bekerja di bawah tekanan, dan bahkan ancaman yang berat. Pengalaman saya bekerja dibelakang Presiden sejak zaman Presiden Suharto, membuat saya tahu apa yang harus dikerjakan seorang Presiden. Saya pernah menjadi pemikir dan speechwriter (penulis pidato) tiga Presiden, yakni Suharto, Habibie dan SBY. Saya berharap, anda tidak menilai saya sebagai orang yang sekedar mencoba-coba jadi Presiden tanpa pengetahuan dan pengalaman” katanya menutup keterangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar