Analis intelijen AS Susan Lindauer menyatakan bahwa sebenarnya Central Intelligence Agency (CIA) dan Badan Pertahanan Intelijen AS (DIA) sudah mengetahui rencana serangan 9/11 dari bulan April dan Mei 2001. Ia memperoleh informasi tersebut dari kontak personnya di Kedutaan Besar AS di Irak.
”CIA dan Badan Intelijen Pertahanan tahu tentang rencana 9/11 pada sekitar bulan April dan Mei 2001. Saya menemukan [itu] ketika CIA memerintahkan saya untuk mengancam kontak saya di kedutaan Irak dengan perang jika 9 / 11 terjadi dan Irak gagal menyediakan intelijen kepada kami yang akan membantu kami menggagalkan rencana 9/11 itu,” kata Susan Lindauer, seorang mantan analis intelijen dan whistleblower 9/11, Senin (12/9/2011).
Lindauer mencatat bahwa Baghdad bersikeras bahwa mereka sama sekali tidak punya rencana itu dan menawarkan kepada pemerintah AS untuk ikut membantu mencari kelompok yang merencanakan serangan itu. ”Irak sedang mencari perdamaian dan jika mereka punya intelijen pada konspirasi 9 / 11 mereka sepenuhnya menyadari bahwa mereka perlu untuk menyerahkannya dan mereka sangat ingin melakukan itu,” tambah dia.
Penulis buku ‘Extreme Prejudice’ ini juga mengungkapkan bahwa pada bulan Agustus 2001 ia diperingatkan sejumlah pihak untuk menjauh dari pusat kota New York, karena dianggap ‘serangan sudah dekat’.
Menurut laporan pejabat AS dari insiden tersebut, 19 orang yang diduga teroris al-Qaeda membajak empat pesawat jet komersial dan dua pesawat menabrak Menara Kembar World Trade Center di New York City, menewaskan semua orang di penumpang dan lain-lain yang bekerja di gedung tersebut. dhu/kni/LensaIndonesia-08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar