Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Rabu, 21 September 2011

MENANTI LAHIRNYA POLITISI PEKERJA


Alit Rahmat, SPd.I
Ketua KAPPU Wilayah PBB Prov. Jawa Barat

Menanti  revisi UU pemilu 2009, karena akan adanya dampak terhadap Calon legislative, masalah klasik yang terjadi pada pencalegan 2004 dan 2009. Seperti derajat integritas, pelanggaran pidana, pemalsuan izajah, pencederaan  prinsip kaderisasi ditubuh partai, beberapa masalah baru yang bertubrukan dengan prinsip demokrasi yaitu menguatnya nepotisme, politik keluarga serta menguatnya selebriti politik, bagaimana implikasi pada demokrasi dan hadirnya politisi pekerja ?

Tumpulnya Sensibilitas dan Ideologi
Anggota Legislatif pasca reformasi berhadapan dengan serangkaian masalah, mereka gagal mewujudkan dirinya sebagai politisi pekerja tetapi juga terperosok pada serangkaian penyimpangan, korupsi, mafia proyek, pelecehan seksual sehingga lebih mendekati pada penjelmaan sebagai sekelompok politisi pemburu rente ( ren-seeker politician)

Mereka dilahirkan dari patron politik dan pewarisan prilaku instan yang menjadi warna utama paska Orde Baru. Pola perubahan tersebut tidak melahirkan negasi baru perilaku politik, berupa penguatan sensibilitas politisi dan akar ideologi politik Ideologi yang pinsan tidak mampu menjadi aura dari perilaku politik yang kasar, pragmatis dan tanpa hati nurani.

Kini persoalan klasik yang menghadang pembentukan kelas politisi pekerja adalah selebriti politik dan politik keluarga, kehadiran mereka mengancam masa depan demokrasi, sebab mampu mementahkan segala proses kaderisasi dan pelembagaan politik di tubuh partai yang menjadi menu utama konsolidasi demokrasi.

Faktanya para “den bagus” cah ayu” nyonya besar” dan pesohor” tidak melewati jalur kaderisasi partai sebagaimana diberlakukan bagi kader-kader lain, mereka adalah yang mentransformasi simbolisasi “ Keringa”pada”takdir”

Fungsi Legislator yang menuntut kapasitas independen untuk mentrasnformasi berbagai proposal kedalam kebijakan membutuhkan pengetahuan mendasar tentang kebijakan, kecakapan intelektual. Keterampilan negosiasi, dan pengalaman yang termuat dalam rekam jejak, ini menunjukan bahwa politisi bukan pekerjaan sambilan, jika tren ini berkembang maka masa depan demokrasi akan diwarnai dengan delegitimasi atas kredibilitas kebijakan. Celakanya kebijakan tersebut mengikat hajat hidup  orang banyak.

Favoritisme yang lahir dari kepentingan jangka pendek elite politik sejatinya akan menghambat lahirnya politisi karier, Partai politik akan kehilangan marwah sebagai rumah nyaman bagi anak-anak terbaik bangsa untuk mengabdikan hidupnya pada tujuan mulia politik sebagai bonnum publicum, Mereka terjebak pada rasional hiperkalkulatif yang dituntut politik electoral dan libidoelite dalam memaksakan neopatrimonialisme.

Masa depan Politisi Indonesia adalah hal yang tak kalah penting demi kelangsungan republik ini, indikasi atas rendahnya kepercayaan politik (Political trust) public kepada politisisi seharusnya menjadi cermin untuk memperbaiki diri. Meluasnya peningkatan golput, apatisme public pada politik, eskalisi protes pada pengambil kebijakan, adalah gejala kelelahan social yang dapat mengancam masa depan demokrasi  di Indonesia. Dengan fakta bahwa masa depan politik Indonesia  akan tergantung pada politisanya.
Politisi pekerja merupakan sebuah gambaran sekaligus proyeksi Indonesia kedepan. Partai politik sebagai instrument  terpenting dari demokrasi perlu meneguhkan tujuan untuk membangun pelembagaan politik bagi hadirnya politik pekerja

Mereka mampu hadir dengan jawaban pasti dan tidak melancarkan retorika kosong normative, mereka tidak menjadi barisan kor, anonym, dan tanpa karakter, jika partai politik tidak bergegas melakukan refleksi, bukan tidak mungkin menanti kuburan bagi peradaban politik Indonesia. Mungkin cerita sejarah anak-anak kita akan disudahi dengan kisah  founding fathers yang menjejakan langkah politiknya sebagai bagian  dari syuhada.

Setelah itu, adalah masa kegelapan politik yang memuat kisah kepahlawanan palsu. Semoga pelembagaan politik oleh partai politik yang memuat landasan kokoh mekanisme rekruitmen, kaderisasi, dan karier politik akan diproyeksikan untuk masa depan peradaban politik Indonesia yang lebih cerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar