Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Rabu, 16 November 2011

Malaysia Sedang Berbenah, Indonesia Kapan?

Koalisi Damai untuk Pemilu Bersih dan Adil (Bersih 2.0) yang digagas oleh pihak oposisi Malaysia jelas memberikan sinyal bahwa dinegeri jiran tersebut memang menghendaki “wajah baru”, setelah sekian lama dalam kepemimpinan yang berasal dari pihak UMNO.
Malaysia memang sedang berbenah jauh sebelum demonstrasi besar kemarin yang mengakibatkan nyawa manusia meregang karena ulah arogan pihak keamanan yang notabene menjadi alat penguasa negeri jiran tersebut.
Sejak lengsernya Anwar Ibrahim sebagai timbalan Mahathir Mohammad dan dipenjarakan karena tuduhan sodomi, aroma perubahan jelas menyeruak secara perlahan membuka mata publik Malaysia yang kondisinya hampir mirip dengan zaman orde baru.
Partai penguasa (UMNO) yang sebelumnya melenggang mulus ketampuk kekuasaan di era Mahathir Mohammad, jelas menghadapi perlawanan cukup serius dari pihak oposisi yang seiring waktu semakin kuat dan membesar. Satu persatu wilayah yang dahulunya basis UMNO mulai dikuasai pihak oposisi.
Demonstrasi besar kemarin boleh jadi bagian berbenahnya Malaysia dari politik yang “berbau kecurangan” dan “kesombongan” menuju kehidupan politik yang bermartabat dan manusiawi. Bila bola salju perubahan menggelinding semakin besar, akan sangat mungkin akan terjadi perubahan besar dalam hubungan Indonesia-Malaysia selama ini menjadi lebih baik.
Persoalan yang mengganjal bagi kedua negara yaitu masalah TKI akan sangat mungkin dimasa depan bila oposisi berkuasa akan benar-benar diselelesaikan dengan cara-cara yang mengedepankan bahwa kedua negara adalah serumpun dan bisa saling berbagi rasa, bukan berbagi kesombongan dan menyimpan bara kemarahan dalam hati rakyat kedua negara.
Lalu Indonesia, akankah kembali melakukan hal yang sama seperti pada tahun 1998?, melakukan reformasi jilid kedua?. Mengingat apa yang telah terjadi selama masa reformasi yang sudah memasuki tahun yang ke-13 ini bukannya terjadi perbaikan seperti yang diharapkan oleh banyak pihak.
Karena sekali lagi pemimpin-pemimpin yang terpilih tidak menjalankan amanahnya dengan baik, bahkan banyak menganulir semangat dan amanat reformasi yang seharusnya menjadi bagian dari gerak-langkah berpolitik yang mereka lakukan.
Korupsi semakin menjadi-jadi, stabilitas keamanan yang semu dan menyimpan bara konflik yang suatu saat bisa saja meledak dengan dahsyatnya, rendahnya penyerapan dan aplikasi terhadap tuntutan dan aspirasi yang disampaikan oleh rakyat yang menjadi konstituennya. Pemimpin yang tidak tegas dan terlalu banyak mengakomodir bahkan tersandera oleh kepentingan politik anggota koalisi dan bergenit-genit dengan oposisi untuk dijadikan alat untuk membesarkan ego berkuasanya.
Memang sebuah harga yang mahal untuk melakukan pembenahan besar-besaran dinegeri ini, tetapi tak mungkin kita membiarkan negeri ini berada dibibir jurang kehancuran terus-menerus.
Negeri ini butuh lebih banyak lagi orang-orang yang benar-benar baik dan amanah untuk mengambil alih pengelolaan negeri dari tangan-tangan penguasa yang rakus dan haus kekuasaan. Bukan menjauh dari hiruk-pikuk politik dan berlepas diri seolah-olah tidak menjadi tanggung-jawabnya juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar