Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Selasa, 08 November 2011

Tarik Ulur Politisi Muda dalam Pilpres 2014



image

PEMILIHAN Presiden 2014 masih jauh dari hitungan hari, namun gembar-gembor partai politik akan jagoan yang nantinya bakal mereka jadikan ujung tombak partai untuk menohok kursi RI 1 dan RI 2 seolah tak henti-hentinya mereka kicaukan. Perdebatan terdengar riuh disana-sini. Upaya mengguncang pemerintahan yang berkuasa saat ini atau menggoyahkan tekad calon pemimpin yang baru saja muncul kepermukaan.

Tak mengherankan jika hanya nama 'itu-itu' saja yang kemudian dilesatkan kepermukaan. Nama-nama lama yang selalu mengisi bursa pilpres dari tahun ke tahun. Pamor mereka yang berusia tua, masih belum dapat ditandingi yang muda-muda. Mereka, para politikus muda seolah tenggelam dalam pamor politikus tua yang telah sejak dulu selalu jadi langganan bursa pemilihan presiden dan wakil presiden.
Penelitian dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, Bursa pilpres menurut survei terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan umurnya.
Berada diurutan puncak bursa pilpres diisi oleh calon presiden berumur diatas 60 tahun dan dengan dukungan di atas 10 persen, diisi oleh Aburizal Bakrie (65), Prabowo Subianto (60), dan Megawati Soekarnoputri (64).
Berada di divisi dua dengan pamor yang sedikit lebih kecil (dukungan suara 3-10 persen) diisi oleh politikus senior (di atas 50 tahun), seperti Ani Yudhoyono (59), dan Wiranto (65).
Kemudian baru di urutan buncit (dukungan dibawah 3 persen) adalah para politisi muda yang baru bermunculan, antara lain Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, 42 tahun, Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani (38), dan Sekretaris Jenderal Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas (31).
Mengapa kebanyakan pamor para politisi muda ini seolah tak bisa mencuat kepermukaan ?
Beberapa alasannya karena banyaknya persoalan hukum yang membelit para politikus muda, yang kemudian menjadi pemicu ketidakpercayaan publik. Hal tersebut dicontohkan oleh M Nazaruddin politisi dari Demokrat yang terkontaminasi virus korupsi. Tudingan-tudingan bermain kotor juga turut memerosokan pamor mereka, seperti yang menimpa Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh yang dituding terlibat dalam kasus yang menimpa M Nazaruddin.
Selain itu, kinerja mereka yang muda di kementerian dan partai politik yang tak optimal pun menjadi alasan kurang bersinarnya pamor mereka.
Lalu kemana harus mencari ?
Sebenarnya ada beberapa yang mungkin memenuhi syarat. Tetapi belum memiliki kendaraan politik untuk maju ke pilpres. Tokoh-tokoh yang juga masih muda seperti Sri Mulyani Indrawati, Rizal Ramli, dan Mahfud MD, semuanya tidak memiliki kendaraan parpol yang bersedia mereka jadikan tunggangan untuk mencalonkan diri.
Selain itu, umumnya mereka alergi terhadap parpol. Hal tersebut karena mereka melihat sepak terjang politisi di parpol yang lebih suka memikirkan kepentingan kelompoknya, bahkan banyak yang terlibat kasus korupsi anggaran negara. Tak hanya kaum muda, masyarakat pun merasa kiprah parpol tidak merepresentasi kepentingan publik, dan hanya mengejar ambisi politik kekuasaan saja.
Memang proses kaderisasi dalam parpol sangat diperlukan. Pemimpin muda yang berketeladanan, berintegritas, berkompetensi, dapat dipercaya untuk menjadi pemimpin nasional yang jujur dan adil seharusnya disiapkan untuk lahir. Mengutip kata bung Karno, "pemimpin kalau disiapkan akan lahir. Zaman pasti melahirkan pemimpin, tapi disiapkan."
Para politisi senior pun tak lepas dari peran penting yang mereka emban seperti memberikan dukungan, bimbingan dan kelapangan jalan bagi politisi muda guna tampil ke pentas kepemimpinan.
dikutip dari berbagai sumber*
NoTahunCalon Presiden
120041. K. H. Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim (dicalonkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa)
2. Prof. Dr. H. M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo (dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional)
3. Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc. (dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan)
4. Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)
5. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia)
6. H. Wiranto, SH. dan Ir. H. Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya)
220091.Megawati Soekarnoputri-Prabowo subianto
2.Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono
3.Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar