Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Rabu, 09 November 2011

OPTIMISME DALAM PERJUANGAN



Drs. Muhsin MK. MSc.**


        Partai Islam di negeri manapun selalu dimusuhi oleh partai-partai sekuler. Apalagi partai sekuler yang sedang berkuasa. Waktu ingin berkuasa mengajak partai Islam berkoalisi, tetapi sesudah menjadi penguasa, malah menghancurkan Partai Islam. Itu terjadi bukan saja di Mesir, Al-jazairi, tapi juga di Indonesia. Partai Islam yang ingin tetap eksis didorong untuk menjadi partai terbuka, akhirnya sama saja dengan partai sekuler. Begitulah cara mereka membunuh partai Islam.
       PBB sejak awal sudah menyatakan sebagai partai Islam yang hendak menegakkan syari’at Islam. Dalam sejarah sudah tercatat syari’at Islam masuk konstitusi Indoensia. Tapi kemudian karena rekayasa orang sekuler kata syari’at Islam dihapuskan. Sejak itu perjuangan partai Islam semakin berat. Bahkan terus-menerus dijadikan sasaran fitnah partai sekuler. Waktu Masyumi di jaman Orde Lama, orang-orangnya difitnah Partai Komunis Indonesia (PKI) sehingga masuk bui. Waktu jaman Orde Baru, partai Islam dilarang menggunakan symbol-simbol Islam, sampai asasnya pun harus diganti Pancasila.
        Jaman reformasi partai Islam diberikan kesempatan berdiri dan ikut Pemilu. PBB berdiri dan ikut Pemilu, berhasil menjadi tiga besar. Tapi kekuatan PBB semakin diperlemah. Dimasukkanlah anasir pemecah belah sehingga dalam PBB terjadi perpecahan. Ini awal permainan musuh partai Islam mulai menggunakan pengaruhnya. Sebab terbukti beberapa orang yang menjadi tokohnya masuk dan mendirikan partai sekuler.
        Usaha partai sekuler, yang didukung oleh LSM, yang didanai asing berusaha mengkerdilkan Partai Islam. Lihat saja hasil survey LSI yang selalu saja mengisukan partai sekuler yang masih di atas, dan partai Islam semakin tidak laku. Namun dalam Pemilu 2004, PBB masih punya wakil di DPR RI, walau tidak lolos ET. Tapi PBB tidak bisa membentuk fraksi. Walau demikian PBB masih tetap eksis dalam melakukan gerakan politiknya. Tapi terus saja partai sekuler dan LSM pendukungnya berusaha mengecilkannya. Ditambah lagi dengan permainan tidak jujur partai sekuler dalam Pemilu 2009, membuat partai Islam menjadi semakin kecil, dan PBB tidak memperoleh kursi di DPR karena tidak lolos PT.
      Sebagai aktifis PBB, memang kita tidak bisa menyalahkan orang lain walau hal itu tidak bisa dipungkiri terjadi. Kita tetap harus melakukan introspeksi, apa sebenarnya yang membuat PBB terus terpuruk dalam dua kali Pemilu. Kita tidak perlu harus merubah asas dan tujuan perjuangan kita. Itu masalah prinsip. Tapi yang perlu dirubah adalah taktis dan strategi perjuangan politik kita dalam menghadapi Pemilu yang akan datang. Perubahan itu harus dimulai dari pembenahan kepengurusan partai yang selama ini berjalan lamban. Setelah itu barulah kita melakukan terobosan dalam berbagai aktifitas yang dapat menarik perhatian masyarakat khususnya ummat Islam di Indonesia,
       Salah satu pembenahan kepengurusan partai adalah masalah kedisiplinan. Kita berharap Pengurus
PBB yang ada sekarang ini benar-benar solid dan disiplin dalam berpartai. Sebab factor kedisiplinan inilah yang menyebabkan ummat Islam pada waktu perang Uhud kalah. Karena tidak disiplin pada tugas dan patuh pada aturan yang sudah ditetapkan. Tetapi sebaliknya karena disiplin sebagian dari tentara Talut dan yang didukung Daud tetap maju  dalam melawan Jalut yang akhirnya dapat dikalahkan. PBB walau kecil, tapi jika pengurusnya disiplin tentu akan berhasil dalam menghadapi Pemilu 2014. Karena itu masalah kedisiplinan dalam berpartai ini perlu diwujudkan. 
       Selain masalah kedisiplinan, yang juga menjadi factor keberhasilan adalah kekompakan pengurus PBB. Alhamdulullah, Pengurus DPW PBB walau sedikit prang tapi kompak dalam melaksanakan tugasnya sehingga berbagai permasalahan partai dapat diatasi dengan baik. Kekompakan ini pula yang membuat ummat Islam pada jaman Rasulullah Saw menang dalam perang Badar, wlau jumlahnya sedikit. Karena itu kita ingat firman Allah SWT:
(#qßJÅÁtGôã$#ur È@ö7pt¿2 «!$# $YèÏJy_ Ÿwur (#qè%§xÿs? 4 (#rãä.øŒ$#ur |MyJ÷èÏR «!$# öNä3øn=tæ øŒÎ) ÷LäêZä. [ä!#yôãr& y#©9r'sù tû÷üt/ öNä3Î/qè=è% Läêóst7ô¹r'sù ÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/ $ZRºuq÷zÎ) ÷LäêZä.ur 4n?tã $xÿx© ;otøÿãm z`ÏiB Í$¨Z9$# Nä.xs)Rr'sù $pk÷]ÏiB 3 y7Ï9ºxx. ßûÎiüt6ムª!$# öNä3s9 ¾ÏmÏG»tƒ#uä ÷/ä3ª=yès9 tbrßtGöksE ÇÊÉÌÈ    
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali-‘Imran:103).
       Kemudian selain dua factor itu yang perlu kita bangun di dalam tubuh PBB ini adalah optimisme, sikap penuh harapan. Kita tidak boleh berputus asa dalam berjuang. Optimisme perlu ditanamkan pada setiap pengurus dan kader PBB, selain aqidah dan keyakinan dalam perjuangan menegakkan syari’at Islam. Sebab perjuangan yang kita hadapi ini jangka panjang bukan jangka pendek.Jangka pendeknya Pemilu. Kalau kita peseimis dalam berjuang, berarti kita sudah kalah sebelum bertemput. Lebih baik mundur  jadi pengurus atau kader PBB dari sekarang. Sikap optimism e inilah yang dibangunan dalam ajaran Islam kepada ummatnya sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT:
Ÿxsù (#qãZÎgs? (#þqããôs?ur n<Î) ÉOù=¡¡9$# ÞOçFRr&ur tböqn=ôãF{$# ª!$#ur öNä3yètB `s9ur óOä.uŽÏItƒ öNä3n=»uHùår& ÇÌÎÈ  
“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah pun bersamamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi pahala amal-amalmu”. (QS. Muhammad:35).

ö@è% ö@yd šcqÝÁ­/ts? !$uZÎ/ HwÎ) y÷nÎ) Èû÷üuŠt^ó¡ßsø9$# (
“Katakanlah: "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (Yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid)”….” (QS. At-Taubah: 52)
________________
*Disampaikan dalam Mukercab PBB Kabupaten Bandung pada hari Ahad, 23 Januari 2011 di Banjaran, Bandung Barat.
**Ketua MPM PBB Jawa Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar