Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Selasa, 18 Oktober 2011

Majemuk, Indonesia Berpotensi Alami Perpecahan


Majemuk, Indonesia Berpotensi Alami Perpecahan

Ketua MUI pusat KH Ma'ruf Amin. -

INILAH.COM, Bandung - Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi kemajemukan sehingga memiliki potensi perpecahan yang sangat besar. Bahkan saat ini, masih ada sebagian umat Islam yang belum bisa menerima secara utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketua MUI pusat KH Ma'ruf Amin mengatakan, ada empat pilat kehidupan dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Masyarakat Islam yang belum bisa menerima keempat pilar tersebut secara utuh terbagi menjadi dua kelompok, yakni yang menginginkan sistem negara khilafah dan menghendaki negara berdasarkan Syariat Islam.

"Seharusnya persoalan sistem negara itu sudah selesai. Karena founding fathers serta ulama-ulama Islam sebelum proklamasi sudah mengakui dan menerima adanya Pancasila," ujar Ma'ruf dalam sambutannya pada acara Training of Traine (ToT) di Hotel Grand Pasundan, Jalan Peta Kota Bandung, Minggu (16/10/2011).

Keinginan menggunakan Syariat Islam, kata Ma'ruf, sebenarnya sudah bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adanya sistem ekonomi syariah, perbankan syariah, hingga surat-surat berharga Syariah.

"Ini kan bukti kalau sistem Islam atau sistem Syariah bisa diterapkan dan tidak ada persoalan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Asal jangan menginginkan negara syariah. Karena keinginan itu pasti akan menimbulkan resistensi," terangnya.

Ma'ruf mengingatkan empat pilar kehidupan tersebut harus menjadi salah satu bingkai dalam kerukunan masyarakat, yaitu bingkai politis. Selain itu, masih ada bingkai sosiologis, yuridis dan teologis. Bingkai sosiologis berisi muatan kearifan lokal, yuridis mencakup aturan dan konstitusi. Dan bingkai teologis, merupakan teologi kerukunan, bukan konflik antar umat beragama.

"Untuk itu, semua komponen bangsa harus pintar untuk menahan diri saat menghadapi berbagai persoalan bangsa. Jangan gampang menghembuskan isu-isu yang kurang baik, karena hanya akan memperkeruh dan merugikan bangsa dan negara Indonesia," tegasnya.[den]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar