Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Rabu, 12 Oktober 2011

Resuffle dan Sikap Apatis Masyarakat



Jakarta - Isu reshuffle yang sedang bergulir akhir-akhir ini, membuat gundah gulana hati para menteri. Rapor merah, merupakan kata-kata sensitive diantara mereka. Pertemuan demi pertemuan, lobi demi lobi dilakukan para pejabat tinggi negeri untuk membicarakan isu yang satu ini.

Namun, "panasnya" situasi di atas sana, tidak banyak mempengaruhi masyarakat negeri ini. Apatisnya masyarakat tentang hal ini, lebih karena kekecewaan atas pemerintah yang tidak pernah bisa mensejahterakan mereka.

Sikap masyarakat yang apatis, merupakan hal yang wajar. Karena masyarakat telah merasa lelah. Keadaan negeri ini tetap saja lemah bahkan semakin terpuruk walaupun reshuflle telah dilaksanakan berulang kali.

Ini pun menunjukkan bahwa masyarakat telah 'ngeh' bahwasannya yang salah bukanlah orang-orangnya. Karena sesering apapun rezim dan menteri-menteri diganti, Indonesia masih saja tidak mengalami perbaikan. Sehingga ketika isu rhesuflle pun menyeruak, masyarakat akhirnya tidak peduli.

Jika masyarakat saja sudah ngeh bahwasannya yang salah bukanlah orang-orangnya, seharusnya pemerintah lebih ngeh akan hal tersebut. Bahkan pemerintah harus sudah mengetahui apa yang seharusnya menjadi solusi. Disini, jika yang salah bukanlah orang-orangnya, maka yang layak dipersalahkan atas semakin terpuruknya Indonesia, adalah sistem yang bercokol di negeri ini.

Dimana, sistem kapitalis-demokrasi yang diterapkanlah yang menjadi penyebab utamanya. Di negeri asalnya pun, sistem kapitalis-demokrasi ini tidak pernah bisa mensejahterakan rakyatnya. Karena yang sejahtera dalam sistem ini hanyalah penguasa dan pengusaha.

Oleh sebab itu, untuk menjadikan Indonesia lebih baik bukanlah dengan mengganti orang-orangnya, namun mengganti sistemnya. Kini yang jadi pertanyaan adalah, sistem seperti apa yang bisa membuat Indonesia lebih baik? Untuk menjawabnya, mari kita tengok kebelakang.

Adakah sebuah sistem yang pernah berhasil mensejahterakan rakyatnya ketika diterapkan? Ternyata ada. Dan sistem tersebut adalah sistem Islam. Baik secara teoritis maupun historis, sistem Islam ini terbukti pernah mensejahterakan rakyatnya selama 14 abad lamanya. Bahkan rakyat yang disejahterakannya pun tidaklah di satu wilayah seperti Indonesia, melainkan sampai dua per tiga bagian dunia.

Dan sistem Islam ini hanya bisa diterapkan dalam sebuah institusi yang bernama khilafah. Mungkin istilah khilafah inilah yang sering membuat orang-orang fobia. Kebanyakan dari mereka, beranggapan bahwa sistem ini akan mendiskriminasi orang-orang yang nonmuslim.

Akan tetapi sejarah telah membuktikan, bahwa tidak ada diskriminasi da lam sistem Islam. Hanya saja, orang-orang yang tidak suka terhadap Islam sajalah yang akhirnya berusaha merubah sejarah sedemikian rupa. Sehingga sistem Islam buruk dimata mereka bahkan di mata kaum muslim itu sendiri.

*Penulis adalah anggota gerakan peduli bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar