TPGIMAGES
JAKARTA, KOMPAS.com - Rakyat Indonesia saat ini cenderung merindukan sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa. Karakter kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini dinilai penuh keraguan dalam mengambil langkah-langkah pro rakyat, merupakan salah satu faktor kerinduan masyarakat akan sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa tersebut. Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), Toto Sugiarto dalam paparan survei A Few Good Man: Kandidat Presiden 2014, di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu (26/10/2011).
Toto mengatakan, masyarakat merepresentasikan ketegasan dan kewibawaan tersebut dengan sosok pemimpin yang berasal dari militer. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan SSS, kata Toto, sebanyak 33,8 persen responden memilih latar belakang yang cocok menjadi calon presiden berasal dari militer.
Sementara itu, akademisi sebanyak 17,2 persen, tokoh agama 12,1 persen, dan partai politik 8,9 persen. Menurut Toto, hasil survei tersebut menjadi pentunjuk bahwa dikotomi sipil dan militer belum sepenuhnya sirna dari memori publik.
"Gejala seperti ini bisa jadi dipicu oleh lemahnya kaderisasi dan rekrutmen kepemimpinan di kalangan politisi sipil. Dan keinginan masyarakat untuk mendapatkan kepastian ke mana negara ini akan dibawa, membuat mereka kembali menoleh pada figur yang berlatar belakang militer," kata dia.
Toto menambahkan, dengan ketokohan tegas dan berwibawa tersebut, masyarakat juga tentunya berharap agar dituntaskannya beberapa kasus-kasus penegakan hukum yang belum selesai. Ia menilai, saat ini perilaku para politisi yang kadang terlalu hiruk pikuk ketika membahas suatu kasus yang hasilnya tidak jelas.
"Jadi, banyak kasus yang masih menjadi pekerjaan berat pemerintah. Dan kalau tidak dipimpin oleh pemimpin yang tegas, akan sangat sulit mengharapkan kasus-kasus itu bisa diselesaikan. Masyarakat saat ini sudah agak bosan dengan kepemimpinan ragu-ragu," kata Toto.
Dari survei juga terungkap bahwa kasus korupsi menempati peringkat pertama sebagai masalah yang masih pekerjaan berat pemerintah dengan suara sebanyak 40,5 persen. Selain itu, kemiskinan sebesar 29,8 persen, dan pengganguran 16 persen."Temuan ini merefleksikan tingkat keamanan dan pengganguran tidak selaras dengan apa yang dirasakan publik. Oleh karena itu akan sangat wajar sekali, kalau rakyat membutuhkan pemimpin yang tegas untuk menuntaskan masalah-masalah mereka semua," jelas Toto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar