Markas : Jl. Peta No. 49 Tlp/Fax 022-5224189 Bandung.40243 /dpwpbbjabar@gmail.com

Rabu, 19 Oktober 2011

Nikmati Proses


Sebenarnya yang harus kita nikmati dalam hidup ini adalah proses. Mengapa?Karena yang bernilai dalam hidup ini ternyata adalah proses dan bukan hasil.Kalau hasil itu ALLOH yang menetapkan, tapi bagi kita punya kewajiban untukmenikmati dua perkara yang dalam aktivitas sehari-hari harus kita jaga, yaituselalu menjaga setiap niat dari apapun yang kita lakukan dan selalu berusahamenyempurnakan ikhtiar yang dilakukan, selebihnya terserah ALLOH SWT.Seperti para mujahidin yang berjuang membela bangsa dan agamanya, sebetulnyabukan kemenangan yang terpenting bagi mereka, karena menang-kalah itu akanselalu dipergilirkan kepada siapapun. Tapi yang paling penting baginya adalahbagaimana selama berjuang itu niatnya benar karena ALLOH dan selama berjuang ituakhlaknya juga tetap terjaga. Tidak akan rugi orang yang mampu seperti ini,sebab ketika dapat mengalahkan lawan berarti dapat pahala, kalaupun terbunuhberarti bisa jadi syuhada. Ketika jualan dalam rangka mencari nafkah untukkeluarga, maka masalah yang terpenting bagi kita bukanlah uang dari jualan itu,karena uang itu ada jalurnya, ada rizkinya dari ALLOH dan semua pastimendapatkannya. Karena kalau kita mengukur kesuksesan itu dari untung yangdidapat, maka akan gampang sekali bagi ALLOH untuk memusnahkan untung yangdidapat hanya dalam waktu sekejap. Dibuat musibah menimpanya, dikenai bencana,hingga akhirnya semua untung yang dicari berpuluh-puluh tahun bisa sirnaseketika.Walhasil yang terpenting dari bisnis dan ikhtiar yang dilakukan adalahprosesnya. Misal, bagaimana selama berjualan itu kita selalu menjaga niat agartidak pernah ada satu miligram pun hak orang lain yang terambil oleh kita,bagaimana ketika berjualan itu kita tampil penuh keramahan dan penuh kemuliaanakhlak, bagaimana ketika sedang bisnis benar-benar dijaga kejujuran kita, tepatwaktu, janji-janji kita penuhi. Dan keuntungan bagi kita ketika sedang berprosesmencari nafkah adalah dengan sangat menjaga nilai-nilai perilaku kita. Perkarauang sebenarya tidak usah terlalu dipikirkan, karena ALLOH Maha Tahu kebutuhankita lebih tahu dari kita sendiri. Kita sama sekali tidak akan terangkat olehkeuntungan yang kita dapatkan, tapi kita akan terangkat oleh proses mulia yangkita jalani. Ini perlu dicamkan baik-baik bagi siap pun yang sedang bisnis bahwayang termahal dari kita adalah nilai-nilai yang selalu kita jaga dalam proses.Termasuk ketika kuliah bagi para pelajar, kalau kuliah hanya menikmati hasilataupunhanya ingin gelar, bagaimana kalau meninggal sebelum diwisuda? Apalagi kitatidak tahu kapan akan meninggal. Karenanya yang paling penting dari perkuliahan,tanya dulu pada diri, mau apa dengan kuliah ini? Kalau hanya untuk mencari isiperut, kata Imam Ali, “Orang yang pikirannya hanya pada isi perut, maka derajatdia tidak akan jauh beda dengan yang keluar dari perutnya”. Kalau hanya ingincari uang, hanya tok uang, maka asal tahu saja penjahat juga pikirannya hanyauang.Bagi kita kuliah adalah suatu ikhtiar agar nilai kemanfaatan hidup kitameningkat. Kita menuntut ilmu supaya tambah luas ilmu hingga akhirnya hidup kitabisa lebih meningkat manfaatnya. Kita tingkatkan kemampuan salah satu tujuannyaadalah agar dapat meningkatkan kemampuan orang lain. Kita cari nafkah sebanyakmungkin supaya bisa mensejahterakan orang lain.Dalam mencari rizki ada dua perkara yang perlu selalu kita jaga, ketika sedangmencari kita sangat jaga nilai-nilainya, dan ketika dapat kita distribusikansekuat-kuatnya. Inilah yang sangat penting. Dalam perkuliahan, niat kita mau apanih? Kalau mau sekolah, mau kuliah, mau kursus, selalu tanyakan mau apa nih?Karena belum tentu kita masih hidup ketika diwisuda, karena belum tentu kitamasih hidup ketika kursus selesai. Ah, Sahabat. Kalau kita selama kuliah,selama sekolah, selama kursus kita jaga sekuat-kuatnya mutu kehormatan, nilaikejujuran, etika, dan tidak mau nyontek lalu kita meninggal sebelum diwisuda?Tidak ada masalah, karena apa yang kita lakukan sudah jadi amal kebaikan.Karenanya jangan terlalu terpukau dengan hasil.Saat melamar seseorang, kita harus siap menerima kenyataan bahwa yang dilamaritu belum tentu jodoh kita. Persoalan kita sudah datang ke calon mertua, sudahbicara baik-baik, sudah menentukan tanggal, tiba-tiba menjelang pernikahanternyata ia mengundurkan diri atau akan menikah dengan yang lain. Sakit hati sihwajar dan manusiawi, tapi ingat bahwa kita tidak pernah rugi kalau niatnya sudahbaik, caranya sudah benar, kalaupun tidak jadi nikah dengan dia. Siapa tahuALLOH telah menyiapkan kandidat lain yang lebih cocok. Atau sudah daftar maupergi haji, sudah dipotret, sudah manasik, dan sudah siap untuk berangkat,tiba-tiba kita menderita sakit sehingga batal untuk berangkat. Apakah ini suatukerugian? Belum tentu! Siapa tahu ini merupakan nikmat dan pertolongan dariALLOH, karena kalau berangkat haji belum tentu mabrur, mungkin ALLOH tahukapasitas keimanan dan kapasitas keilmuan kita.Oleh sebab itu, sekali lagi jangan terpukau oleh hasil, karena hasil yang bagusmenurut kita belum tentu bagus menurut perhitungan ALLOH. Kalau misalnyakualifikasi mental kita hanya uang 50 juta yang mampu kita kelola. Suatu saatALLOH memberikan untung satu milyar, nah untung ini justru bisa jadi musibahbuat kita. Karena setiap datangnya rizki akan efektif kalau iman kitanya bagusdan kalau ilmu kitanya bagus. Kalau tidak, datangnya uang, datangnya gelar,datangnya pangkat, datangnya kedudukan, yang tidak dibarengi kualitas pribadikita yang bermutu sama dengan datangnya musibah. Ada orang yang hina gara-garadia punya kedudukan, karena kedudukannya tidak dibarengi dengan kemampuan mentalyang bagus, jadi petantang-petenteng, jadi sombong, jadi sok tahu, maka dia jadinista dan hina karena kedudukannya.Ada orang yang terjerumus, bergelimang maksiat gara-gara dapat untung. Hal inikarena ketika belum dapat untung akan susah ke tempat maksiat karena uangnyajuga tidak ada, tapi ketika punya untung sehingga uang melimpah-ruah tiba-tibadia begitu mudahnya mengakses tempat-tempat maksiat.Nah, Sahabat. Selalulah kita nikmati proses. Seperti saat seorang ibu membuatkue lebaran, ternyata kue lebaran yang hasilnya begitu enak itu telah melewatiproses yang begitu panjang dan lama. Mulai dari mencari bahan-bahannya,memilah-milahnya, menyediakan peralatan yang pas, hingga memadukannya dengantakaran yang tepat, dan sampai menungguinya di open. Dan lihatlah ketika sudahjadi kue, baru dihidangkan beberapa menit saja, sudah habis. Apalagi biasanyatidak dimakan sendirian oleh yang membuatnya. Bayangkan kalau orang membuat kuetadi tidak menikmati proses membuatnya, dia akan rugi karena dapat capeknyasaja, karena hasil proses membuat kuenya pun habis dengan seketika oleh oranglain. Artinya, ternyata yang kita nikmati itu bukan sekedar hasil, tapi proses.Begitu pula ketika ibu-ibu punya anak, lihatlah prosesnya. Hamilnya sembilanbulan, sungguh begitu berat, tidur susah, berbaring sulit, berdiri berat, jalanjuga limbung, masya ALLOH. Kemudian saat melahirkannya pun berat dan sakitnyajuga setengah mati. Padahal setelah si anak lahir belum tentu balas budi. Sudahperjuangan sekuat tenaga melahirkan, sewaktu kecil ngencingin, ngeberakin,sekolah ditungguin, cengengnya luar biasa, di SD tidak mau belajar (bahkan yangbelajar, yang mengerjakan PR justru malah ibunya) dan si anak malah jajan saja,saat masuk SMP mulai kumincir, masuk SMU mulai coba-coba jatuh cinta.Bayangkanlah kalau semua proses mendidik dan mengurus anak itu tidak pakaikeikhlasan, maka akan sangat tidak sebanding antara balas budi anak denganpengorbanan ibu bapaknya. Bayangkan pula kalau menunggu anaknya berhasil,sedangkan prosesnya sudah capek setengah mati seperti itu, tiba-tiba anakmeninggal, naudzhubillah, apa yang kita dapatkan?Oleh sebab itu, bagi para ibu, nikmatilah proses hamil sebagai ladang amal.Nikmatilah proses mengurus anak, pusingnya, ngadat-nya, dan rewelnya anaksebagai ladang amal. Nikmatilah proses mendidik anak, menyekolahkan anak, denganpenuh jerih payah dan tetesan keringat sebagai ladang amal. Jangan pikirkanapakah anak mau balas budi atau tidak, sebab kalau kita ikhlas menjalani prosesini, insya ALLOH tidak akan pernah rugi. Karena memang rizki kita bukan apa yang
kita dapatkan, tapi apa yang dengan ikhlas dapat kita lakukan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar