Huru-hara dalam terminologi politik dan kekuasaan terutama terjadi lantaran bersatunya ambisi dengan menguatnya provokasi yang sengaja di produksi untuk memperjelas posisi “Siapa kawan” dan “siapa lawan” . Siapapun maklum bahwa dalam politik sesungguhnya tidak ada istilah kawan sejati dan musuh abadi sebab saat politik telah menjadi panglima maka batas antara kawan dan lawan tidak lagi bisa diraba.
Menghadapi lawan secara kasat mata lebih mudah dibandingkan lawan yang tidak nampak, terlebih saat ini perang media tak terelakkan, opini – opini negatif dan situs –situs menyesatkan bertebaran di mana – mana sementara pengguna internet dan media online sudah sangat meluas menyentuh hampir semua strata dan lapisan masyarakat , kebanyakan kita sebagai pengguna tidak tahu menahu “mengapa bisa begitu” terlebih untuk bisa men-counter sesuatu yang kita anggap telah menyimpang dari seharusnya.
Berselancar informasi mau tidak mau menghadapkan kita sebagai seorang netter dengan sebuah mesin pencari yang diyakini memiliki database informasi yang lengkap dan mutakhir. Sebagai gambaran adalah pada saat kita menulis kata kunci Qur’an pada mesin pencari maka mesin pencari itu akan secara otomatis mencari dalam databasenya situs, artikel dan semua yang berhubungan dengan kata kunci Qur’an yang dimaksud dan menampilkannya dalam urutan rangking sesuai dengan rating, hits atau popularitas.
Mencapai rangking teratas dan muncul pada lembar pertama pencarian berarti membuka jalan dan peluang untuk diakses oleh jutaan pengguna internet di seluruh belahan dunia. Karenanya pengetahuan mengenai teknik submit, membuat link, meningkatkan hit dan popularitas menjadi penting untuk dipelajari untuk memaksimalkan peran media sebagai ujung tombak informasi.
Black Kampanye di Media
Menyisir media khususnya yang online terkadang perasaan kita terusik lantaran ulah tak bertanggungjawab dari para penebar opini negatif dan penebar “nada sumbang” yang keberadaannya sulit terlacak karena identitas yang ditampilkan sekedar kamuflase belaka sementara nada sumbang yang diproduksi cenderung mengumpat, memaki, mencela dan terasa hendak menjatuhkan citra dan membunuh karakter.
Jika kita menghadapi black kampanye semacam ini maka langkah – langkah yang bisa kita lakukan oleh para pengelola media adalah :
- Menjawab komentar dan opini negatif secara positif seperti “terimakasih atas komentar yang menarik, akan lebih terpuji jika isi komentar anda lebih berisi, tidak sekedar mencaci dan menghakimi melainkan memberikan solusi”.
- Menyiapkan bahan untuk melawan black kampanye itu dengan menyarankan sebuah URL sebagai referensi. Seperti “Maaf, komentar anda saya rasa kurang tepat, silahkan klik URL berikut untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan detail”
- Membatasi akses dan melakukan penyaringan atas opini dan komentar, hal ini tidak disarankan untuk dilakukan karena sesungguhnya transparansi media dan kebebasan ber-apresiasi menjadi dipertaruhkan. Jika hal ini diberlakukan maka media tersebut hanya akan di akses oleh kalangan yang terbatas dan kian jauh dari wilayah publik sebagaimana cita-citanya saat membangun sebuah media.
- Hal yang lazim dilakukan adalah dengan memberikan peringatan dini agar komentar tidak menyimpang dari topik seperti “Maaf, Komentar dan semua yang tidak ada hubungannya dengan topik akan segera dihapus”. Jurus ini bisa berjalan efektif setidaknya pengelola media bisa bebas menindak “penebar komentar sumbang” dan “penebar opini negatif” agar mereka jera.
- Hal terbaik adalah dengan memberikan kebebasan dan membiarkan saja black kampanye berlangsung karena hal itu akan dengan sendirinya diapresiasi oleh penikmat media yang pro maupun yang kontra dan akan meningkatkan lalu lintas pengunjung ke media yang dimaksud.
Blog Kampanye
Langkah paling tepat untuk Menetralisir huru – hara media adalah dengan membuat website atau blog untuk menghadapi black kampanye tersebut. Karena bagaimanapun komentar dan opini negatif yang terlanjur terpublikasikan akan secara otomatis masuk kedalam database mesin pencari tempat pengelola media itu men-submit URL-nya Sehingga adakalanya black kampanye yang dilakukan secara berulang-ulang dan ter-skenario bisa menempati rangking yang baik untuk kata kunci tertentu atau bahkan bisa mengungguli media tempat black kampanye itu terpasang.
Jika Membuat dan merancang media dalam bentuk website memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai html, css, java script atau php script sebaliknya membuat media dalam bentuk blog bisa lebih mudah dilakukan karena beberapa server blog menyediakan fasilitas WYSIWYG bahkan beberapa diantaranya sudah mendukung CMS (Content Management System).
Jadi tunggu apalagi, Segera buat blog sekarang juga dan lawan itu para perusuh media yang bisanya cuma melontarkan Black Kampanye lewat fitnah, caci maki dan aura negatifnya sendiri yang dibuka secara membabi buta.
Lawan Black Kampanye dengan Blog Kampanye…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar