Minggu, 03 April 2011 17:23 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM-- Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat dalam Musyawarah Daerah II, di Mataram, Ahad sore. Pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat itu hanya berlangsung dalam waktu 41 menit sejak Wakil Ketua Umum PartaiDemokrat Jhoni Allen membuka sidang pemilihan hingga penutupan.
Pemilihan berlangsung di Ballroom Hotel Lombok Raya Mataram, dan pada saat yang bersamaan terjadi aksi unjuk rasa belasan orang kader dan simpatisan Partai Demokrat NTB di depan hotel, yang diwarnai aksi bakar bendera partai.
Gubernur NTB periode 2008-2013 yang merupakan pendatang baru di kepengurusan Partai Demokrat itu juga langsung mengenakan atribut partai Demokrat, seusai terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPD Partai Demokrat NTB periode 2010-2015.
TGH M. Zainul Majdi atau yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) itu juga merupakan Pemimpin Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Wathan (NW), organisasi Islam terbesar di NTB, yang lahir di Pancor, Lombok Timur, NTB, 31 Mei 1972. Gubernur termuda di Indonesia yang baru berusia 38 tahun lebih itu merupakan doktor ilmu tafsir Al-Quran Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Majdi adalah mantan politisi Partai Bulan Bintang (PBB) yang pernah menjadi anggota Komisi X DPR dari Fraksi PBB periode 1999-2004.
Usai Musda II Partai Demokrat NTB itu, kepada wartawan Zainul mengaku tertarik bergabung dengan Partai Demokrat karena merasa partai itu mengemban visi nasional dan religius. "Saya pikir itu bagus bagi NTB dan Indonesia ke depan, karena akan ada prilaku politik yang religius dan santun. Saya apresiasi kepada teman-teman pengurus Partai Demokrat yang secara kompak memilih saya, dan itu meyakinkan saya untuk berkiprah," ujarnya.
Zainul juga mengaku akan berjuang semaksimal mungkin untuk menjadikan Partai Demokrat di NTB yang lebih fungsional atau lebih nyata kemanfaatannya untuk masyarakat. Menyinggung adanya aksi protes dari sejumlah keder Partai Demokrat yang tidak menghendaki pendatang baru memimpin partai itu, karena akan mengabaikan jasa-jasa kader partai yang sekian lama berjuang, Zainul mengaku tidak berkewenangan mengomentarinya.
"Saya tidak dalam posisi mengomentari itu. Tapi, semangat dari Ketua Umum Partai Demokrat bahwa ini partai terbuka, partai yang ingin menghimpun seluruh potensi Indonesia, untuk itu saya menyambut baik," ujarnya. Zainul juga membantah tudingan dirinya hendak memanfaatkan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik saat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2013-2018.
"Bukan tipe saya begitu, bukan tipe saya. Teman-teman juga tahu prosesnya sejak awal," ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar