INILAH.COM, Jakarta - Sinyalamen Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Djoko Suyanto tentang upaya makar terkait rencana kenaikan BBM diamini pengamat intelejen Wawan H Purwanto.
Pengamat Intelejen Wawan H Purwanto tidak menampik tentang sinyalemen upaya makar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menciptakan instabilitas pemerintah. "Ada upaya membuat instabilitas nasional. Direncanakan upaya ini dilakukan sampai Juni mendatang," ujar Wawan kepada INILAH.COM melalui saluran telepon di Jakarta, Senin (5/3/2012). Berikut wawancara lengkapnya:
Apa komentar Anda tentang sinyalemen pemerintah tentang ada upaya makar?
Sebetulnya memang direncanakan sampai Juni akan ada upaya instabilitas nasional. Gerakan-gerakan ini yang menggoyang stabilitas nasional. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga di daerah-daerah. Jadi mereka punya target gerakan politik yang kontra pemerintah.
Siapa mereka yang melakukan upaya makar ini?
Mereka yang berseberangan dengan pemerintah. Siapa mereka? Tidak etis jika disebut. Itu yang biasa dalam dunia politik tentu akan ada riak-riak menjelang pemilu, semestinya di 2013 ramai-ramainya, tapi dipercepat 2012, itu hal yang biasa dalam politik.
Siapa mereka apakah dari sipil atau militer?
Mereka berasal dari sipil dan mantan militer. Kalau tentara aktif belum melihat. Sebetulnya, mereka punya agenda politik, yang kebetulan berseberangan dan tidak puas yang terjadi. Tapi itu dinamika politik.
Apakah kelompok militer ini dari kalangan partai atau non partai?
Ada kelompok itu baik sipil maupun militer. Namanya upaya menggoyang instabilitas bisa mengundang gejolak. Ini masih under control, ndak lantas menjadi bola liar. Insya Allah bisa diupayakan diplomasi yang cakap, mereka juga bisa diajak ngomong, mereka juga bisa diajak dari hati ke hati.
Bukankah secara konstitusi sulit menggulingkan Presiden, apalagi masih mendapat sokongan kuat dari partai koalisi di parlemen. Apa masih mungkin upaya makar?
Namanya juga upaya, siapapun bisa melakukan. Namanya menggoyang stabilitas. Soal berhasil tidaknya, itu, nanti kita lihat. Tapi kalau menggoyang tidak selalu berhasil atau gagal. Tapi setidaknya membawa riak-riak dalam dinamika politik.
Bukankah sinyalemen makar ini tidak kali ini saja, yang ujung-ujungnya tidak pernah terjadi?
Instabilitas terus dilakukan, tapi ini bebarengan dengan isu yang terjadi. Kita lihat ini akan bebarengan, menunggangi isu kenaikan BBM.
Apakah sinyalemen ini sebagai politik paranoid pemerintah?
Bukan paranoid, dasarnya juga ada, tentu dari berbagai gerakan di lapangan. Namanya dinamika, siapapun yang memerintah, pasti ada upaya yang membuat gejolak, hanya saja bagaimana menyikapinya dengan bijak dan kepala dingin. Dan mencari kartu aman supaya tidak bergolak. [mdr]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar