Andri Haryanto - detikNews
Minggu, 11/03/2012 13:49 WIBJakarta Kebijakan pemerintah terkait rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak lepas dari politik pencitraan. Apalagi kenaikan tersebut dilakukan menjelang Pemilu 2014 nanti. Bila kenaikan BBM tidak dibarengi dengan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT), maka akan menjadi musibah bagi pemerintahan SBY.
"Dari hasil analisa jika kenaikan BBM tanpa diikuti dengan program BLT akan menjadi musibah politik bagi partai pemerintah, baik itu Demokrat ataupun SBY sendiri," kata Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Al Faraby.
Pernyataan tersebut disampaikan Adjie dalam jumpa pers mengenai hasil survei LSI 'BBM, BLT, dan Efek Efek Elektoral', di kantor LSI, Jl Pemuda, Rawamangun, Minggu (11/3/2012).
Adjie menilai, dukungan dari konstituen terhadap Partai Demokrat terus melorot di posisi terendah terhitung 2009.
"Sulit membayangkan SBY dan Partai Demokrat menaikan harga BBM tanpa disertai BLT," jelas Adjie.
Lain soal ketika pemerintah menaikan BBM disertai dengan penyaluran BLT kepada rakyat-rakyat kecil. Bisa jadi langkah tersebut menjadi berkah untuk pemerintah dan Demokrat dalam mendongkrak suara publik.
"Ketika BBM dinaikan disertakan program BLT, ini akan membawa berkah bagi Partai Demokrat dan SBY," terang Adjie.
Adjie menambahkan, baik itu musibah atau pun berkah bagi pemerintahan dalam rencana kenaikan BBM terhadap efek elektoral, bergantung kepada langkah pemerintah menyikapi dua langkah tersebut.
"Menaikan (BBM) tanpa disertai BLT atau disertai BLT," jelas Adjie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar