TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Ganjar Pranowo, mengklaim partainya menerima dukungan dari dua fraksi selain PKS dan PKB untuk mengusung sistem proporsional tertutup. "Tapi mereka malu-malu untuk mengaku," ujarnya di sela-sela Rapat Kerja Nasional PDIP di Hotel Harris Bandung, Rabu, 14 Desember 2011.
Revisi Undang-Undang Pemilihan Umum masih menyisakan setidaknya empat poin perdebatan, di antaranya sistem pemilihan, ambang batas parlemen, dan cara konversi suara menjadi kursi. PDI Perjuangan bersama Partai Keadilan Sejahtera adalah dua penyokong sistem tertutup. Belakangan, Partai Kebangkitan Bangsa juga ikut mendukung.
Menurut Ganjar, hampir semua partai menyetujui sistem tertutup karena jauh lebih sederhana dan meminimalisasi kecurangan pemilu. Partainya terus menjalin komunikasi dengan para petinggi partai lain untuk mengegolkan sistem proporsional tertutup ini.
Alasan memilih sistem proporsional tertutup, ujarnya, karena sistem ini lebih menjamin kader untuk bekerja sesuai dengan garis kebijakan partai. "Jadi bukan bergerak individual sendiri-sendiri," kata Ganjar, yang juga Wakil Ketua Komisi Pemerintahan DPR ini. "Kita bergabung ke partai bukan kepentingan individu, tapi kolektif partai."
Secara internal, kata Ganjar, sejumlah Dewan Pimpinan Cabang sempat menolak sistem proporsional tertutup. Karena khawatir dengan sistem ini, peluang untuk menjadi calon legislatif tertutup. Namun penolakan ini akhirnya reda setelah mengajukan sejumlah syarat. "Mereka minta Dewan Pimpinan Pusat harus buat aturan demokratisasi internal partai," ujarnya.
Revisi Undang-Undang Pemilihan Umum masih menyisakan setidaknya empat poin perdebatan, di antaranya sistem pemilihan, ambang batas parlemen, dan cara konversi suara menjadi kursi. PDI Perjuangan bersama Partai Keadilan Sejahtera adalah dua penyokong sistem tertutup. Belakangan, Partai Kebangkitan Bangsa juga ikut mendukung.
Menurut Ganjar, hampir semua partai menyetujui sistem tertutup karena jauh lebih sederhana dan meminimalisasi kecurangan pemilu. Partainya terus menjalin komunikasi dengan para petinggi partai lain untuk mengegolkan sistem proporsional tertutup ini.
Alasan memilih sistem proporsional tertutup, ujarnya, karena sistem ini lebih menjamin kader untuk bekerja sesuai dengan garis kebijakan partai. "Jadi bukan bergerak individual sendiri-sendiri," kata Ganjar, yang juga Wakil Ketua Komisi Pemerintahan DPR ini. "Kita bergabung ke partai bukan kepentingan individu, tapi kolektif partai."
Secara internal, kata Ganjar, sejumlah Dewan Pimpinan Cabang sempat menolak sistem proporsional tertutup. Karena khawatir dengan sistem ini, peluang untuk menjadi calon legislatif tertutup. Namun penolakan ini akhirnya reda setelah mengajukan sejumlah syarat. "Mereka minta Dewan Pimpinan Pusat harus buat aturan demokratisasi internal partai," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar